Bab 35



Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment

Selamat membaca kesayanganku

****

Sekarang, besok ataupun nanti aku akan selalu mencintaimu, Kak Shaka.

Flashback

Arsha duduk di pinggir sungai, tidak jauh dari tempatnya ada beberapa remaja yang sedang memancing. Arsha ingin bergabung tapi ia sadar diri. Tidak ada yang mau bermain dengannya. Mereka membenci kehadirannya. Arsha menatap aliran sungai dengan pandangan kosong.

"Arsha!!" panggilan seseorang membuat Arsha menoleh.

"Ayo ikut main," sudut bibir Arsha mengembang membentuk senyum. Baru kali ini ada yang mengajaknya main.

Anak itu membawa Arsha mendekat ke arah gerombolan. Sedangkan Arsha berdiri kaku, ia bingung mau melakukan apa. Semenjak mendengar pembicaraan mereka di hari itu ia merasa kehadirannya tidak pernah diharapkan. Ia takut jika semua ini hanyalah pura-pura. Namun Arsha mencoba untuk positif thinking.

"Ini pancingannya," salah satu dari mereka memberikan pancingan tersebut. Arsha menerimanya ragu. Namun tiba-tiba ada yang menyenggolnya hingga pancingan itu jatuh ke sungai.

"Gimana sih megang pancingan aja nggak becus!"

"Tanggung jawab lo! Cepet ambil!"

Arsha mendesah sudah ia duga. Pasti ia tidak akan disambut dengan baik. Arsha menatap sungai ragu, ia tidak bisa berenang. Sedangkan pancingan tersebut sudah berada di tengah sungai. Walau ia pintar tapi ia juga punya kelemahan. Ia tidak bisa berenang.

"Ambil woy! Jangan cuma diem aja! Anjir!"

"Tanggung jawab lo!"

Arsha pada akhirnya menurut. Ia melepas sendalnya, lalu berjalan menuju sungai. Tubuhnya masuk ke dalam air. Awalnya Arsha kira sungai tidak terlalu dalam tapi semakin ia masuk membuat tubuhnya kaku larut dalam air.

Arsha sulit bergerak. Ketika kepalanya mencoba mendongak naik ke atas air ia tak mampu melakukannya. Arsha berulangkali tenggelam ke air. Bahkan teriakan dan lambaikan tangannya seakan tak digubris.

"Tolong," ucap Arsha berulangkali dengan napas yang sesak. Ia tak mampu menahan napas lagi.

Air mulai masuk ke dalam mulutnya. Tidak ada satupun yang menolongnya. Suara anak-anak remaja sudah tak terdengar lagi. Batin Arsha sesak, apa mereka meninggalkannya? Kenapa mereka tega sekali membiarkannya tenggelam tanpa mau menolongnya? Apa mereka sengaja melakukan ini padanya?

Tubuh Arsha lemas tak berdaya. Ia semakin tenggelam ke dasar sungai. Mungkin ini akhir dari hidupnya. Mata Arsha terpejam membiarkan setiap air masuk ke dalam pernapasannya. Sebentar lagi ia akan menyusul kedua orangtuanya. Itu lebih baik daripada hidup sendiri.

'Aku mau mati,' gumam Arsha dalam hati.

'Byur!!'

Suara seseorang masuk ke air terdengar. Dari balik sisa-sisa kesadarannya Arsha melihat sosok anak perempuan yang selama ini selalu mengikutinya. Gadis itu berenang menyelam ke dalam menggapai dirinya. Tangan mungil itu memeluk pinggangnya mencoba membawanya ke atas air sekuat tenaga.

"Kak Shaka bertahan, Lala pasti bisa nolongin Kak Shaka." Gumam Anak itu sambil menangis ketika berhasil membawa tubuh Arsha ke atas air.

Tubuh mungil itu berusaha menuntunnya ke tepi sungai meski berat. Arsha yang lemas hanya bisa pasrah. Ketika sampai di tepi Yola menekan dada Arsha memberikan pertolongan pertama. Ia juga memberikan napas buatan. Gadis kecil itu kembali menangis sesenggukan. Ia tidak sanggup melihat Arsha lemah seperti ini. Yola tidak ingin Arsha pergi meninggalkannya.

"Kak Arsha harus kuat. Jangan tinggalin Lala."

Kemudian Yola mengangkat tubuh Arsha merangkul bahunya menuntun cowok itu berjalan. Napas Yola tersenggal menahan berat tubuh Arsha. Namun ia tidak menyerah, ia akan membawa Arsha pulang dengan selamat. Ia juga tidak mempedulikan luka yang ia dapat karena jatuh terpleset menuntun Arsha. Lutut Yola berdarah bahkan terasa perih terkena air.

"Lala pasti bisa," gumam Lala.

***

Yola duduk di pinggir ranjang Arsha. Di rumah cowok itu hanya ada asisten rumah tangga. Yola sudah berganti baju. Ia tak lupa membawa buku puisinya. Ia taruh di nakas meja Arsha. Akhir-akhir ini Yola sering membuat puisi untuk Arsha. Ia berharap cowok itu mau membacanya.

Cowok itu belum sadar. Suhu tubuhnya tinggi. Yola dengan sabar mengompres dahi Arsha dengan handuk basah. Baru kali ini Yola melihat Arsha lemah. Karena biasanya cowok itu selalu mengomelinya jika bertemu.

"Ma, Pa..." gumaman Arsha membuat hati Yola teriris. Tanpa sadar ia menangis.

Yola menggenggam tangan Arsha memberikan kekuatan. "Kak Shaka cepet sembuh ya, Lala akan selalu disini nemenin Kakak. Kakak nggak sendirian, ada Lala disini."

"Walau Kakak nggak suka Lala. Tapi, Lala akan selalu jaga kakak. Lala akan selalu cinta kakak sampai kapanpun."

"Lala udah malem ayo pulang." Nana tiba-tiba muncul di kamar Arsha. Ia terenyuh melihat anaknya yang merawat Arsha.

"Lala nggak mau pulang. Lala mau disini jaga Kak Shaka sampai sembuh."

"Besokkan Lala sekolah. Lagian ada Bibi Izzah sama Pakde Jarwo yang jaga Mas Shaka."

"Tapi ma,"

"Besok pulang sekolah Lala boleh kok kesini lagi jaga Mas Shaka. Memang Lala mau telat ke sekolah besok, nanti papa di surga kecewa sama Lala." Yola terdiam, ia tidak ingin ayahnya kecewa.

"Iya, Ma."

Kemudian Yola keluar kamar dengan Nana. Ada rasa tidak rela meninggalkan Arsha sendirian. Yola menutup pintu kamar dengan nanar.

Arsha membuka matanya ketika Yola keluar. Air matanya keluar tanpa sadar. Ia tidak menyangka jika gadis kecil itu begitu menyukainya. Padahal Arsha selalu bersikap kasar bahkan memakinya. Tapi, gadis itu selalu ada untuknya bahkan menolongnya.

Disaat itu juga Arsha melihat sebuah buku. Terdapat sebuah tulisan yang tertera disana, "Puisi untuk Pangeran Shaka." Arsha tersenyum kecil membacanya.

Aku akan menjadi matahari yang akan selalu menerangi hari-hari kakak dengan kebahagiaan.

Aku akan menjadi bintang yang akan selalu menjadi harapan-harapan kakak di setiap doa.

Meski Kakak tidak pernah mencintaiku,

Aku akan selalu menunggu kakak sampai kapanpun.

Sekarang, besok ataupun nanti aku akan selalu mencintaimu, Kak Shaka.

Arsha kembali membuka lembar demi lembaran di buku tersebut. Ia tak habis pikir jika anak itu mampu menulis puisi cinta satu buku penuh.

Aku ingin hidup di negeri dongeng

Aku menjadi seorang putri

Dan kamu menjadi pangeranku

Lalu kita menikah dan hidup bahagia untuk selamanya

I love you, Arshaka

Flashback off

***

"Nak Shaka yakin nggak mau nginep disini?"

"Saya sudah pesan hotel didekat sini, Bu. Lagipula tidak enak sama tetangga kalau tidur disini." Arsha juga takut ia tidak bisa menahan diri dan menyelinap ke kamar Yola tengah malam. Lebih baik ia tidur di penginapan. Ia juga tidak ingin Yola dipandang buruk tetangga karena membawa pasangan. Kecuali kalau di rumahnya tidak masalah. Karena jauh dari tetangga.

"Kalau begitu hati-hati ya."

"Nggih Bu. Besok pagi saya juga kesini lagi buat jemput Lala. Biar sekalian bareng ke kampus."

"Makasih Nak Shaka jadi ngerepotin kamu."

Arsha tersenyum sopan membalasnya. Lalu ia mencium tangan Nana dan pamit pulang. Yola mengantar Arsha hingga ke mobil. Mereka berdiri di depan mobil.

"Besok Mas Shaka kesini jam berapa?"

"Jam enam pagi."

"Nggak kepagian? Mending jam 8 aja. Mas nanti bisa sarapan dulu di hotel."

"Saya lebih suka masakan kamu dari pada hotel," ucapan Arsha membuat Yola tersipu malu.

"Mas mau dimasakin makanan apa?"

"Semua makanan yang kamu masak saya suka." Pipi Yola tambah bersemu mendengarnya.

"Gombal!" Yola memukul bahu Arsha pelan. Sedangkan pria itu mencubit pipi kanan Yola gemas.

"Sakit tau," Arsha terkekeh sambil mengelus pucuk kepala Yola.

"Kalau begitu saya pergi dulu." Kemudian Arsha membuka pintu mobil. Ketika hendak masuk Yola mencegahnya.

"Kenapa?"

"I love you," ujar Yola sambil tersenyum.

"Iya sayang," Yola cemberut karena Arsha tidak membalas I love you too. Bukan itu jawaban yang ia mau. Dasar nggak peka! Pria itu malah masuk ke dalam mobil. Namun Yola menahan pintu mobil Arsha yang hendak di tutup.

"Apalagi?" kening Arsha berkerut bingung.

"I Love you,"

"Iya sayang saya juga tahu, kamu sayang banget sama saya."

"Ih, bukan itu."

"Terus?" Yola greget ingin menampol wajah Arsha. Untung cinta kalau enggak sudah habis.

"Bales dong."

Mendengar itu Arsha seakan paham keinginan Yola. Pria itu bangkit keluar dari mobil. Lalu melangkah mendekat ke arah Yola, kedua tangannya merangkum wajah gadis itu. Yola terdiam menunggu apa yang akan Arsha lakukan. Bahkan ia memejamkan matanya.

"I Love you too, my princess." Kemudian Arsha mencium kening Yola penuh dengan cinta.

"See you tomorrow," setelah mengatakan itu Arsha masuk ke dalam mobil. Meninggalkan Yola yang tersipu. Bahkan disaat mobil itu menghilang dari pandangan. Senyum Yola tak kunjung memudar mengingat kenangan manis yang Arsha berikan.

Tidak jauh di belakang Yola Antariksa berdiri. Kebetulan rumahnya disebelah Yola. Ketika ia sedang duduk di beranda rumah, ia tidak sengaja melihat semua itu. Bodohnya lagi ia malah berniat menghampiri Yola. Hatinya patah, tapi cintanya utuh.

"Anta?" ucap Yola melihat kehadiran Antariksa ketika berbalik.

"Jadi bener kamu ada hubungan sama Pak Arsha?" Yola mengangguk, ada sedikit rasa bersalah. Karena selama ini ia juga seakan memberikan harapan pada Antariksa. Padahal ia tidak pernah mengganggap cowok itu lebih dari pada teman.

"Aku terlambat sepertinya." terselip nada sendu dari ucapan yang dilayangkan Antariksa. Entah kenapa itu membuat Yola semakin merasa bersalah.

"Maaf."

"Maaf aku nggak bermaksud buat nyakitin kamu Anta. Aku nyaman sama kamu sebagai teman. Kamu baik dan perhatian."

"Teman ya?" Antariksa tertawa getir. Ini kali pertamanya patah hati. Selama ini ia yang suka mematahkan hati para wanita tapi sekarang seperti karma.

"Iya, Anta. Maaf aku nggak bisa bales perasaan kamu. Kamu masih mau kan jadi temen aku?"

Jujur itu pilihan yang sulit untuk Antariksa. Bayangkan seseorang yang kita cintai dan kita harapkan untuk jadi pasangan malah meminta kita menjadi teman. Antariksa menghembuskan napas, lalu mengangguk. Ia juga tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan Yola. Ia akan memendam rasa ini sendirian. Meski hatinya akan terluka, yang terpenting ia masih bisa melihat gadis yang ia cintai.

'Cinta memang kadang bodoh, sama seperti aku yang masih saja mencintai mu, meski aku tahu kamu tidak akan pernah menjadi milikku, Yola.' Gumam Antariksa dalam hati. Ia terlambat untuk menjadi peran utama pria di hidup gadis itu. Ia hanya bisa melakoni perannya menjadi pria yang tak akan pernah dibalas perasaannya sampai kapanpun.

***


****

Gimana part ini?

Sebelum Next Vote dulu ya ♥️

Spam next buat lanjut yaaa

Lapak Wajib Bar-bar

SPAM ♥️

SPAM 🔥

SPAM "AKU SUKA ARSHAKA"

Ini bab terpanjang yang pernah aku tulis.

Ada yang mau disampaikan ke Arshaka?

Ada yang mau disampaikan ke Yolanda?

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Jangan lupa follow @wgulla_ @wattpadgulla

Salam

Gulla

Istri sahnya Lee min ho ♥️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top