Bab 13

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment 💜

Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.

1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..
2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.
3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin
4. Jangan Hate Komentar ya 💜😉
5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.

Selamat membaca kesayanganku 🤗

***

Arsha terdiam sejenak membaca pesan yang ditulis Yola. Kemudian senyumnya mengembang, sudah ia duga pesonanya tidak mungkin terkalahkan. Yola tidak mungkin, menolak pesonanya. Arsha memundurkan kursi kerjanya. Lalu bertepuk tangan bangga akan dirinya. Tidak akan ada wanita yang tidak menyukai dirinya. Tidak sia-sia ia terlahir tampan dan jenius.

Arsha bangkit dari kursinya lalu menatap cermin. Menganggumi setiap inchi wajah dan penampilannya. Bahkan hanya mengenakan kaos dan celana boxer saja, ia terlihat sempurna.

"Cermin katakan padaku, siapa pria tertampan di alam semesta ini?" Arsha rasa ia sudah gila berbicara pada Cermin. Jadi seperti ini rasanya menjadi pria idaman seseorang.

"Tentu saja Arshaka. Kamu memang tampan Arsha, bahkan Yola bertekuk lutut padamu, hahahaha," ujar Arsha mengagumi dirinya sendiri. Ia kemudian tertawa sambil menatap bayangannya.

Lalu tiba-tiba suara pintu terbuka membuat Arsha kaget. Ia menoleh mendapati Tunjung menatapnya aneh. Sedangkan Arsha berdeham kembali ke mode dinginnya sambil berkacak pinggang kesal menghadap Tunjung karena ritual malamnya diganggu. Ia lupa jika Tunjung menginap di rumahnya.

"Sri kamu lupa untuk tidak, buka pintu sembarangan!" omel Arsha sambil menatap tajam Tunjung.

"Ampun bos, habis saya ngeri denger suara orang ketawa. Saya kira setan." Tunjung menatap Arsha takut. Walau dalam hati ia tertawa mendapati kelakuan aneh bosnya. Ternyata selama ini Arsha hanya pencitraan di depan orang-orang agar terlihat dingin tapi aslinya narsis dan gila. Seharusnya Tunjung merekamnya tadi. Lalu menyebarkannya di media sosial. Pasti turun pasaran Arsha.

"Tidur sana atau kamu mau saya pecat!" Tunjung menginap di rumah Arsha, karena ia tadi malas pulang ke rumahnya yang jauh.

"Siap bos!" ketika Tunjung pergi, Arsha mengusap wajahnya kasar.

"Che Cazzo! Mierda!"

"STUPID!"

"Shit!"

"Shit!"

Lalu Arsha melempar bantalnya ke arah pintu. Sial! Tunjung tahu sudah sifat aslinya. Semoga saja pria itu tutup mulut dan tidak menyebar luaskan hal tadi. Memalukan sekali. Bisa turun harga dirinya. Arsha mengacak rambutnya kasar.

***

Yola mengeluarkan sepedanya, ia berniat menemui Antariksa. Ia pikir lumayan juga dapet gratisan makan bubur ayam. Mengingat ia butuh uang untuk kebutuhan lainnya, lumayan bisa beli sabun cuci. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.

Mereka janjian pukul tujuh pagi. Awalnya Antariksa meminta jam enam, namun Yola menolak. Ia tidak mau datang terlalu pagi. Sekolah aja masuknya jam tujuh masa mau makan aja harus pagi buta.

Ketika Yola menggowes sepedanya di jalan. Keningnya mengernyit menatap mobil yang berhenti di pinggir jalan. Mobil itu seperti milik Arsha. Mobil yang kemarin mengantarnya. Entah kenapa, Yola menghentikan laju sepedanya. Ia menghampiri mobil tersebut.

"Pak Arsha," sapa Yola melihat sosok Arsha berdiri di dekat mobil. Dosennya itu nampak habis menelpon seseorang.

"Mobil Bapak mogok?" Dalam hati Yola mengutuk dirinya yang kepo. Seharusnya tadi ia pura-pura tidak melihat saja, bukan turun menghampiri dosennya.

"Iya."

"Mau saya bantu cari bengkel." Yola hanya sekedar basa-basi. Jujur, ia agak kesal karena Arsha terlihat cuek sekali padanya. Namun, ia masih memiliki jiwa peduli.

"Tidak usah, tadi saya sudah menghubungi bengkel."

"Oh begitu, Pak. Kalau begitu saya duluan, ya, Pak."

"Tunggu!" Arsha menghentikan Yola yang akan pergi meninggalkannya.

"Kenapa, Pak?"

"Bisa antar saya ke kampus?"

Deg!

Jangan bilang dosennya mau minta diboncengin. Jantung Yola berdebar, ia jadi mengingat peristiwa ketika Arsha memboncengnya ke kampus. Ia langsung viral. Bagaimana ini? Ia tidak ingin viral lagi.

"Tapi, saya ada janji sama temen saya Pak. Mau sarapan bareng," tolak Yola halus.

"Kalau begitu saya ikut. Saya juga belum sarapan." Arsha penasaran dengan teman yang Yola maksud. Ia takut jika orang itu adalah Antariksa. Arsha tidak akan membiarkan kedua orang itu dekat. Sebenarnya ia sudah makan, namun rasa penasarannya yang membuatnya melakukan hal bodoh ini. Semoga perutnya masih kuat menampung.

"Tapi, Pak—"

"Kamu berani nolak saya?" Yola tersenyum kecil mendengar ancaman dosennya. Sudah pasti ia tidak akan berani nolak, bahkan kalau dilamar bapak. Pikiran Yola tiba-tiba melantur kemana-mana. Ini mungkin efek karena terlalu sering mendengar bahasa ambigu Arsha.

Kemudian Arsha duduk di kursi belakang Yola dengan elegan. Yola terdiam, ia kira Arsha yang akan memboncengnya. Tapi ini malah sebaliknya. Yola menarik napas sabar. Kenapa ia bisa suka dengan makhluk menyebalkan ini?

Yola menggowes sepedanya. Sial! Ternyata Arsha begitu berat. Ia sampai kewalahan menahan beban. Napas Yola tersenggal belum ada beberapa gowes ia menyerah dan hampir saja jatuh. Kalau Arsha tidak menopangnya. Kedua tangan pria itu tiba-tiba menjulur ke depan memegang stang sepedanya.

"Sepertinya kamu harus banyak makan. Biar saya yang gowes."

Deg!

Tubuh Arsha begitu dekat bahkan menempel dengan punggungnya. Pria itu mengambil alih mengayuh sepeda dengan posisi yang membuat jantung Yola seperti beradu adrenalin.

"Pak kayaknya lebih enak kalau bapak yang di depan. Saya yang dibelakang." Yola tidak kuasa menahan keuwuan ini.

"Kenapa bukannya lebih enak begini?" Rasanya Yola ingin menggulingkan dosennya ini. Enak darimana coba. Badannya seperti dipeluk pria ini dari belakang. Kenapa juga tangan Arsha begitu panjang hingga bisa memegang stang bukan hanya itu tangannya juga ikut berada dalam genggaman pria itu?

"Pegel, Pak." Yola mencari jawaban paling masuk akal. Karena dosennya ini susah diakali.

"Oke."

Kemudian mereka berganti posisi. Yola bernapas lega. Ia tidak sanggup jika berada di posisi yang tadi. Bisa-bisa jantungnya copot seketika. Bahkan, untuk bernapas saja ia tidak sanggup.

"Dimana tempat kalian janjian?"

"Itu pak, bubur ayam dekat kampus."

Kening Arsha berkerut, mendengar kata bubur ayam. Ia jadi teringat kemarin Yola mengatakan jika ia makan bubur ayam dengan Antariksa. Jangan bilang mereka janjian lagi. Ini tidak boleh dibiarkan. Arsha akan menghentikan drama picisan ini. Cih! Jangan harap Antariksa kamu bisa memiliki Yola.

Arsha tertawa dalam hati, merendahkan Antariksa. Ia yakin, saingannya itu terinspirasi dari FTV cintaku bersemi di tukang bubur ayam. Pasti Antariksa menggunakan cara itu untuk merebut Yola darinya. Murahan sekali! Berbeda dengan Arsha yang menggunakan cara yang lebih elegan untuk membuat Yola bertekuk lutut. Bahkan, memujanya.

Arsha melajukan sepeda milik Yola. Ketempat bubur ayam yang disebutkan gadis itu. Ia juga memikirkan beberapa rencana.

"Bapak beneran mau makan disini?" Yola tidak yakin orang seperti Arsha bisa makan di tempat kecil seperti ini.

"Kenapa kamu berkata seperti itu?" Penampilan Arsha yang sungguh mewah dan elegan tidak cocok jika harus makan di pinggir jalan.

"Nggak kenapa-kenapa kok, Pak."

"Ayo kita masuk." Tiba-tiba Arsha menggenggam tangan Yola. Hal itu membuat gadis itu terkejut. Bahkan belum sempat menghindar, pria itu dengan arogannya menariknya ke tempat bubur ayam. Bagaimana ini jika Antariksa melihat? Bisa mampus dirinya. Pasti Antariksa akan berpikiran macam-macam. Yola bernapas lega, ketika Antariksa belum datang. Ia bersyukur. Warung makan ini masih sepi. Hanya ada tukang penjualnya saja.

"Duduk sini aja ya, Pak." Yola duduk saling berhadapan dengan Arsha.

Kemudian Yola mengecek ponselnya. Ternyata Antariksa baru otw. Andai saja Antariksa datang duluan pasti pria itu akan berpikiran negatif padanya.

"Mana teman kamu? Katanya mau makan bareng?"

"Baru otw, Pak."

Arsha meringis sial! Rencananya hancur sudah. Padahal ia ingin membuat Antariksa terkejut. Ketika melihat dirinya datang bersama Yola sambil gandengan. Ternyata targetnya malah belum datang.

'Mierda!'

***

Buat yang mau baca duluan bisa beli di Karya Karsa

****

Gimana part ini?

Sebelum Next Vote dulu ya ♥️

Spam next buat lanjut yaaa

Lapak Wajib Bar-bar

SPAM ♥️

SPAM 🔥

SPAM "AKU SUKA ARSHAKA"

Ini bab terpanjang yang pernah aku tulis.

Ada yang mau disampaikan ke Arshaka?

Ada yang mau disampaikan ke Yolanda?

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Jangan lupa follow @wgulla_ @wattpadgulla

Salam

Gulla

Istri sahnya Lee min ho ♥️




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top