Misterious Girl (Rosé) 🔥 9
Day 10
Rosé berjalan tergesa-gesa menuju ruang ganti. Gara-gara nonton drama Goblin semalaman, ia jadi telat tidur dan alhasil juga telat bangun.
Cklek.
Ia berhasil menutar kenop pintu ruang ganti. Sung Kyung dan Seoyi telah menunggunya. Bahkan Sung Kyung sudah rapi dengan riasannya.
"Mian, aku telat bangun tadi pagi," ujarnya yang langsung duduk di depan meja rias sambil menguncir rambutnya. "Ayo, Seoyi."
Seoyi menangguk mengerti dan langsung mendandani Rosé seperti biasa. Rosé mengambil kipas mini di dalam tasnya kemudian menyalakannya. Untuk sejanak, gerah yang dirasakannya berhasil ditepis menjauh.
"Ini tidak terlalu terlambat. Hanya molor limabelas menit. Kau ambil napas saja, Ros. Tenangkan dirimu. Wajahmu tegang dan aku jadi sulit untuk meriasnya," tutur Seoyi.
Rosé membuat lingkaran 'oke' dengan jemarinya. Kedmudian gadis itu mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan sedikit demi sedikit.
Tok.
Tok.
Tok.
"Kalian lama sekali. Take sudah molor limabelas menit, Junhoe marah-marah disana," ujar salah seorang crew foto.
"Iya, Pak. Sepuluh menit. Kasih kita waktu sepuluh menit lagi, ya...." Sung Kyung mencoba bernegosiasi dengan crew tersebut.
"Aduh ... " lelaki bertopi itu menggaruk tengkuknya, "ya sudah sepuluh menit. Ingat, ya, tidak bisa lebih."
Sung Kyung mengangguk. "Iya, Pak. Siap!" Lalu gadis itu membuat siku 45 derajat dengan tangannya. "Ghamsahamnida," ucapnya sembari membungkuk.
"Kyungi, tolong lepas ikatan rambut Rosé,"
"Eoh? Ne." Sung Kyung beranjak dari kursinya dan mulai melepas ikatan rambut gadis blonde itu.
"Tolong sisirkan rambutnya juga," pinta Seoyi.
"Rosé kau gulung sendiri ponimu dengan roll ini." Seoyi menyerahkan roll rambut pada Rosé.
Seoyi sibuk melanjutkan riasannya pada wajah Rosé, tinggal sedikit lagi selesai. Setelah itu, gadis berambut pendek itu mengeroll rambut Rosé bagian samping dibantu Sung Kyung di bagian belakang.
Rosé sendiri kini meraih pengering rambut dan menyalakannya. Ia mengarahkan pengering itu pada poninya yang di-roll. Ini berfungsi untuk membuat lengkukan rambut Rosé lebih tahan lama dan cepat. Teknik ini sebagai ganti dari roll listrik. Sudah tidak ada waktu. Mepet.
Seoyi juga menyambar pengering satunya dan langsung diarahkannya pada rambut Rosé. Sung Kyung menyiapkan baju yang akan dikenakan oleh Rosé.
***
Gadis itu berjalan cepat menuju ruang pemotretan ditemani Sung Kyung.
"Cheoseonghamnida," ucapnya selepas memasuki ruang pemotretan. Gadis itu menunduk pada seluruh crew yang ada di ruang tersebut.
Junhoe mendengus. "Yak!" pekiknya keras. Rosé sampai terjingkat karenanya. "Gampang sekali kau minta maaf, eoh?"
"Sudahlah Junhoe, jangan berlebihan kau," sambar Sung Kyung. Sementara itu, Rosé tak menggubris apa yang dikatakan oleh Junhoe. Ia hanya terus berjalan menuju tempat penuh sorot lampu pemotretan.
"Apa kau bilang? Berlebihan?" tanyanya menekan. "Kalian telat setengah jam dan masih mengataiku berlebihan? Heol." Lelaki itu kembali mendengus.
"Kau pun pernah terlambat, Jun. Jangan merasa perfect," sindir Sung Kyung.
"Bagiku, waktu adalah uang--"
"Kalau memang begitu mari kita selesaikan segera pemotretan ini. Jangan banyak bicara saja. Bicaramu juga banyak menyita waktu," sela Rosé cepat.
Junhoe mulai mengerahkan bidikkan kameranya pada yeoja blonde itu. Sedangkan Rosé juga tengah menyuguhkan pose terbaiknya.
Bunyi jepretan foto dari kamera mendominasi ruang pemotretan ini. Junhoe, lelaki itu diam seribu bahasa setelah kemarahannya yang dipotong oleh Rosé.
Satu jam kemudian, pemotretan dihentikan sementara dan para model bisa beristirahat.
Rosé melangkah meninggalkan ruangannya itu tanpa banyak cakap. Ia hanya terus berjalan melewati Junhoe. Sumpah, Rosé muak sekali dengan namja itu.
Ia dan Sung Kyung berjalan ke arah kantin. Disana Seoyi pasti sudah menunggu kedatangan mereka berdua. Benar saja, gadis itu telah menunggu kedatangan kedua sahabatnya seraya menyeruput float-nya.
Rosé duduk di samping Seoyi diikuti Sung Kyung.
"Aku sudah memesankan kalian minuman kesukaan kalian. Satu Jus Apel dan Moccacino."
Rosé menyeruput jus apel di hadapannya. Ia lantas menyandarkan punggungnya pada kursi di kantin YG K+ ini. "Serius, dia itu makhluk tersombong yang pernah aku temui," ujarnya kesal.
"Dosa apa aku punya sepupu seperti dia?"
"Tidak dosa, hanya sial," timpal Seoyi.
"Hahaha. Iya, aku ketiban sial karena punya sepupu seperti dia," sahut Sung Kyung.
Rosé menyandarkan tengkuknya pada punggung kursi yang berbusa ini. Setidaknya ada waktu istirahat duapuluh menit yang dapat digunakannya untuk bernapas. Kenapa ia harus bertemu lagi dengan fotografer sombong seperti lelaki itu? Ia menghela napasnya.
Dia jadi rindu seseorang. Seseorang yang dulu juga menyukai fotografi seperti lelaki itu. Hanya saja sifatnya 180 derajat berbeda dengan namja bernama Junhoe itu. Seseorang itu memiliki senyum manis, teman masa kecil Rosé.
Aisshh! Kenapa aku jadi memikirkannya?
Perlahan mata gadis itu terpejam. "Nanti jika sudah duapuluh menit beritahu aku," pintanya pada kedua sahabatnnya. "Aku ingin memejamkan mataku sebentar," tambahnya.
***
Seorang gadis melangkah anggun memasuki ruang pemotretan YG K+. Semua mata mengarahkan pandangannya pada gadis itu. Gadis bermata sipit yang bahkan sama sekali tidak mengulas senyumnya.
Sung Kyung menyenggol lengan Rosé. Gadis yang tadinya sibuk memainkan ponsel itu menoleh ke arah Sung Kyung. Karena si Junhoe sialan itu masih dipanggil direktur, jadi dia dan Sung Kyung harus rela menunggu fotografer sombong itu.
Rosè bertanya, "Ada apa?" dengan raut bingungnya.
"Itu," tunjuk Sung Kyung pada gadis yang kini melangkah mendekati Rosé. Tunggu, mendekati Rosé? Iya, gadis itu bahkan menatap manik mata Rosé, tajam. Padahal Rosé sendiri tidak kenal dengannya.
"Apa dia menatapku?" bisiknya pada Sung Kyung.
"Sepertinya," jawab gadis itu singkat.
"Kau yang bernama Roséanne?" tanyanya ketus.
Rosé menunjuk dirinya. "Jadi kau tadi memang menatapku?" tanyanya polos.
Gadis rambut coklat semburat merah itu mendengus. "Ternyata kepekaanmu luar biasa," ucapnya dengan nada yang ... menyebalkan.
"Ada apa memangnya?" tanya Rosé segera.
Gadis anggun itu mendekatkan dirinya, bibirnya tepat berada di samping telinga kiri Rosé. "Jangan sok cantik," bisiknya. "Jangan sok polos," tambahnya.
Rosé mengerutkan keningnya. Gadis itu menarik kepalanya menjauh. "Apa maksudmu? Kau mengataiku apa? Sok cantik? Sok polos? Yak!"
"Husstt." Gadis itu menaruh telunjuknya di bibir Rosé. "Kalau itu tidak benar untuk apa marah?" Ia lalu kembali mendekatkan wajahnya, menatap bulatan hitam di mata Rosé. "Berarti itu fakta bukan?"
Rosé mendorong tubuh gadis itu--hingga terjungkal ke lantai. Gadis blonde itu menarik ujung bibirnya dan mendengus. "Kau ini siapa?" tanya Rosé menekan.
Gadis itu bangkit dan kembali mendekati Rosé, tapi gadis blonde itu kembali mendorong tubuh perempuan itu menjauh. "Jaga mulutmu. Jaga sikapmu. Memangnya siapa kau, eoh?"
"Yak! Siapa kau berani mendorongku?" pekik gadis itu tidak terima. Ia mengangkat tangannya tinggi ingin memukul Rosé.
Namun tangan itu berhasil ditahan oleh seseorang. Junhoe. Iya, namja itu menahan tangan gadis asing yang hampir memukul Rosé itu.
- TBC -
***
I'm comeback ...
Yeay!! Kali ini chap about Roséanne ...
Kuy Junros shipper merapat!!
Haha 😆😆
Jangan lupa tinggalkan jejak 😊😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top