Audition 🔥 22

Day 16

Tidak terasa sudah dua minggu lebih mereka telah tinggal bersama. Dalam waktu yang singkat itu mereka semakin menjadi dekat satu sama lain serta masing-masing dari mereka juga mulai berubah menjadi lebih baik.

Perkembangan pesat untuk Jennie. Dari dia yang hanya duduk manis menerima uang dari mamanya, kini ia harus mencari sendiri uang tersebut. Dia yang asosial jadi lebih terbuka pada sekitarnya. Dari yang berpikiran sempit dan nekat menjadi berpikiran dewasa.

Lisa juga mengalami perkembangan. Dari yang mulanya dia pemarah dan jutek, sekarang ia menjadi sedikit lebih lembut dan ramah.

Rosé yang awalnya bawel, kini bisa lebih mengerem keaktifan bicaranya. Sedangkan Jisoo mulai menemukan beragam hal baru yang menyenangkan.

Hari ini semua jadwal penghuni dorm BLACKPINK berubah.

Jennie pergi ke kedai pagi-pagi seperti biasanya, namun tidak untuk bekerja, melainkan untuk meminta ijin cuti. Jisoo sendiri sedang kosong, tidak ada jadwal kuliah, dia juga tengah berangkat menuju kedai untuk ijin pada Jinyoung. Lisa memilih untuk bolos sekolah, karena tidak ada seseorang yang dapat mengijinkannya, Bobby tidak akan dipercaya dengan mudah oleh ssaem mereka, jadi lebih baik bolos sekalian. Rosé melakukan aktivitasnya seperti biasa, pergi ke gedung YG Kplus.

"Dimana teman-temanmu itu?" tanya Sung Kyung ketika bertemu Rosé.

"Sebentar lagi akan datang. Mereka masih menyelesaikan urusan pribadi mereka." Rosè tersenyum manis.

"Kau yakin mereka bisa jadi model?"

"100% yakin. Mereka semua cantik-cantik dan bertubuh langsing. Walau dua diantara mereka terlihat kasar. Maksudku, wajahnya. Tapi aku tahu sebenarnya mereka baik."

Sung Kyung ikut tersenyum. "Baiklah. Baiklah. Aku mempercayaimu." Lalu menggandeng lengan Rosè.

"Anyeonghaseo." Keduanya menole ke kiri.

"Oh, anyeonghaseo Jimin-sshi." Sung Kyung balik menyapa.

"Anyeonghaseo." Rosé sedikit menganggukkan kepala, menyapanya.

"Hari ini sajangnim menyuruhku membawa dua photografer lagi untuk membantuku," ungkapnya. "Apakah banyak sekali model baru yang mendaftar disini?"

Sung Kyung mengangguk. "Sepertinya lebih banyak dari gelombang pertama. Bahkan Rosé menyumbangkan tiga temannya sekaligus."

Jimin mengangkat kedua alisnya. "Rosé? Woah ... daebak." Sementara Rosé hanya tersenyum.

Satu jam kemudian para model baru telah berkumpul di gedung B YGKplus, tempat pemotretan.

Banyak model yang berdatangan, dari kulit putih sampai tan. Dari tinggi hingga sedang. Dari pria hingga wanita. Semua nampak sangat bersemangat untuk menghadiri perekrutan model baru di YGKplus ini.

Maklum saja, YGKPlus termasuk agensi besar di bidang modeling. Dua diantara model mereka bahkan telah berkarier di dunia akting, yakni teman Rosé, Lee Sung Kyung dan rekannya Nam Joo Hyuk. Mereka sangat terkenal di Korea saat ini. Karenanya peminat perekrutan baru saat ini sangat tinggi.

"Dimana teman-temanmu?"

Rosé celingukan. Lalu tiga gadis berjalan bersamaan dari arah pintu masuk. "Semuanya! Disini!" Gadis itu melambaikan tangannya.

Karena Rosé, semua model baru menoleh ke arah Jisoo, Jennie, dan Lisa.

"Mereka seperti punya mata sendiri. Kenapa pandangannya seperti itu?" gerutu Jennie.

Jisoo menimpali gadis itu santai. "Karena mereka tidak lebih cantik dari kita."

"Unnie, tumben kau sangat percaya diri?"

Jisoo mengangkat bahunya. "Entahlah."

Sementara itu, Lisa hanya diam saja dan berjalan sambil menatap lurus ke depan. Iya, dia gugup. Ini adalah pertama kalinya dia datang ke tempat seperti ini.

***

"

Kudengar mereka adalah teman-temannya Rosé. Wah, pasti mereka bisa masuk kesini dengan mudah. Mereka memiliki koneksi yang luar biasa." Rasanya, Lisa ingin menyumpal mulut lamis itu.

Gadis blonde itu berdiri dari tempatnya, namun tangannya ditahan oleh Rosé. "Biarkan saja. Kita buktikan saja pada mereka bahwa kalian layaj berada di YGKplus. Lagipula kalau aku memang koneksi kalian, kalian tidak akan melalui audisi seperti ini. Aku hanya perlu memintanya pada pamanku dan kalian sudah pasti diterima. Tapi aku tahu kalian tidak akan menyukainya."

"Benar kata Rosé. Biarkan saja Lisa," timpal Jisoo. Gadis blonde itupun tidak jadi mengeluarkan larva panasnya.

"Nomor urut 35. Atas nama Kim Jisoo."

"Jisoo unn, namamu dipanggil. Semoga berhasil! Hwaiting!"

"Hwaiting!" pekik Jennie dan Lisa bersamaan.

Jisoo menghela napasnya. "Baiklah. Hwaiting!"

Jisoo mulai maju ke depan.

"Lihatlah, unnie sangat cantik. Visualnya sangat mempesona." Rosé terkagum-kagum.

Telah disediakan beberapa properti untuk pemotretan disana dan Jisoo memilih dompet.

"Baiklah. Mulai kuhitung. Satu, dua, tiga."

Ckrek.

"Wah, kalian lihat senyuman ... nya? Kalian sedang apa?"

Lisa tiba-tiba turun ke bawah melakukan push up sedangkan Jennie memakan camilan dengan sangat lahap.

Rosé melihat bergantian lalu memahami apa yang telah terjadi dan terkikik pelan. "Apa kalian gugup?" Keduanya menghentikan aktivitas mereka dan mengangguk kompak pada Rosé.

Rosé menghela napas. "Lisa bangunlah, kalau kau pergi pemotretan dengan tampilan berantakan maka kau akan gagal." Gadis itu membantu Lisa berdiri. "Dan kau unnie, berhentilah makan. Kau bisa merusak make-up-mu." Rosé mengambil cemilan Jennie.

"Ini." Ia memberi tisu pada Lisa dan Jennie. "Bersihkan diri kalian di kamar mandi. Urutan kalian lumayan jauh bukan? Untung kalian mengantre secara acak."

Keduanya pun meninggalkan tempat.

"Nomor urut 36. Atas nama Park Aerin." Jisoo rupanya telah selesai dengan pemotretannya.

"Rosé ..." gadis itu meremas tangan Rosé kencang.

"Tarik napas unn, buang. Tarik napas lagi, buang." Jisoo mengikuti interupsi dari Rosé.

Dan ketika napasnya mulai stabil, iapun bertanya dimana keberadaan dua teman mereka yang lain. "Dimana Jennie dan Lisa?"

"Kusuruh ke kamar mandi, masa mau pemotretan si Lisa push up terus Jennie unnie malah makan camilan."

"Haha. Mungkin mereka gugup."

Rosé langsung mengangguk. "Iya."

"Nah, itu mereka datang."

Jennie dan Lisa terlihat berjalan memasuki ruang pemotretan.

"Bagaimana? Sudah cukup tenang?" Keduanya hanya mengangguk sebagau jawaban. Lucu sekali.

Mereka berempatpun berbincang-bincang untuk menunggu giliran dan mencairkan ketegangan.

"Nomor urut 42. Atas nama Lalisa Manoban."

Lisa memejamkan matanya lalu mantab berdiri dan berjalan ke depan.

"Lisa, fighting!" pekik ketiga yang lain. Lisa hanya mengangkat kepalan tangannya.

Sama seperti Jisoo, disana telah disediakan properti untuk pemotretan dan Lisa memilih topi.

"Baiklah. Mulai kuhitung. Satu, dua, tiga."

Ckrek.

"Kau lihat dia, unn? Aku baru sadar bahwa dia sangat swag. Bahkan ekspresi dan gesturnya sangat swag."

"Aku menyadarinya dari dulu," timpal Jisoo.

Sementara Jennie hanya diam sambil memerhatikan pose Lisa.

Waktu terus bergulir. Masing-masing model baru telah dipotret. Sekarang tinggal Jennie yang belum diprotret diantara tiga teman Rosé.

"Nomor antrian 57. Atas nama Jennie Kim."

Jennie tersenyum kaku. "Hwaiting," gumamnya lirih.

"Unnie hwaiting!" pekik Rosé dan Lisa memberi semangat.

"Jennie, hwaiting!" Jisoo ikut menyemangati gadis itu.

Jennie terlihat merespon dengan lingkaran jemarinya yang membentuk 'oke'.

Sama seperti Jisoo dan Lisa, di depan telah disediakan properti untuk pemotretan dan Jennie memilih ... tidak ada. Dia tidak memilih apapun.

"Hakh! Jennie tidak memilih apapun. Padahal disana ada banyak properti." Jisoo nampak terkejut.

"Yoksi ... Jennie unnie memang terlahir karismatik, jadi dia tidak membutuhkan bantuan properti," sahut Lisa.

"Iya. Jennie unnie itu karismatik. Jadi propertinya dia adalah auranya."

"Lihat! Lihat posenya Jennie!" Jisoo menunjuk gadis itu.

"Woah ... so sexy," timpal Lisa.

"Apa kubilang auranya adalah senjatanya." Jisoo dan Lisa mengangguk setuju.

***

Hasil dari pemotretan kali ini akan ditampilkan di ballroom gedung B YGKPlus.

Inilah hasil pemotretan ketiga gadis teman Rosé.

Kim Jisoo

Lalisa Manoban

Jennie Kim

"Penguman kelolosan akan diberitahukan besok." Si panitia mewartakan pengumuman dari agensi.

Jimin bergerak mendekat ke arah Rosé dan teman-temannya. "Anyeonghaseo."

"Oh, anyeonghaseo Jimin-sshi." Rosé menyapa balik Jimin dan ketiga temannya hanya menunduk sambil tersenyum.

Jimin mengulas senyumnya. "Kerja bagus. Hasil foto kalian bagus. Aku yakin kalian bertiga akan lolos."

Jisoo, Jennie dan Lisa kompak mengucapkan, "ghamsahamnida."

"Ne." Lagi-lagi Jimin tersenyum. Astaga, lelaki itu memang senang tersenyum rupanya. "Ah iya, aku akan perkenalkan dua teman yang membantu memotret." Lalu dia melambaikan tangannya pada orang yang ia maksud.

Dua manusia tampan berjalan menghampiri Jimin. Tampan bak pangeran negeri dongeng.

"Perkenalkan. Dia Taehyung fotografer ruang A dan dia Jungkook fotografer ruang C," kenal Jimin.

"Anyeonghaseo," sapa mereka bersamaan.

"Kenalkan juga. Yang paling cantik ini namanya Jisoo, yang paling swag ini namanya Lisa, dan yang paling karismatik ini namanya Jennie."

"Anyeonghaseo." Ketiganya menunduk menyapa.

-TBC-

***

Hai ...

Maaf lama gak update ...

Maddi sibuknya kebangetan ...

Kemaren dah mulai nulis ...

Tapi baru selesai sekarang ...

InsyaAllah kalau bisa, Maddi bakalan update next chapter besok. InsyaAllah, gak bisa janji juga. Liat-liat keadaan.

See you guys 😙😙

Nikmatilah ceritanya seperti menikmati manis pahitnya coklat *eeaa

Abaikanlah 😆😆

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top