Sab'aa-'Asyaaraa

Gila. Bajingan. Tidak waras!

Dia pikir, yang mereka bilang sebagai Mihraa-Boon itu makhluk macam apa? Ayam? Banteng yang bisa diadukan? Atau spesies tiada makna yang mereka jadikan tontonan dengan menyiapkan medan perang, lantas membiarkan badut-badut permainan mereka saling membunuh? Serampangan sekali. Kedua manik cokelat terang Fiza menatap nyalang pada Sang Mun-Syii, sarat akan kobar amarah yang membara.

Paham betul dengan kondisi psikis setiap orang yang datang ke Doon-Yea Game dan melalui Fase Roo-Hoo sebagai tahapan pertama, Mun-Syii hanya terdiam, membiarkan waktu saja yang meredam emosi Fiza agar lebih terkendali. Karena pada akhirnya, tidak ada yang benar-benar diberikan kesempatan untuk memilih. Beberapa satuan menit berlalu hingga Mun-Syii kembali angkat suara. "Bisa kita lanjutkan pemilihan avatar Anda, Mihraa-Boon Pi? Atau Anda mau berurusan dulu dengan stun gun keamanan kubus, tak sadarkan diri lagi, dan menunda waktumu yang tak banyak?"

Bangsat. Sialan. Keparat!

Kalau saja tak ingat bahwa dirinya memang membutuhkan sosok bedebah ini, mungkin sudah sedari tadi Fiza ambil saja katana yang melayang di etalase fleksibel untuk memisahkan kepala Mun-Syii dengan pangkal lehernya. Susah payah Fiza memperbaiki deru napasnya supaya lebih beraturan. Tahan, tahan ... menghabisi Mun-Syii tidak akan menyelesaikan segalanya.

Cara terbaik untuk balas dendam adalah dengan mengikuti alur musuh demi mendapatkan keuntungan, lalu memberikan serangan balik ketika terdapat suatu celah yang bisa dimanfaatkan. Setidaknya, begitulah yang Fiza percayai saat ini. Belum saatnya Fiza menyerang ... belum. Kalau Fiza memilih bertindak impulsif tanpa memikirkan risiko dan efek jangka panjangnya, Fiza akan kehilangan segalanya.

Alhasil, meski memasang tampang tak terima yang seakan mengajak Mun-Syii sparing di tempat, pada akhirnya, Fiza tetap menurut. Tatapan tajamnya terarah sempurna pada benda sebesar kepalan tangan yang tergantung melayang-layang di etalase fleksibel paling atas. "Aku mau granat itu. Senjata pilihan Mihraa-Boon tidak dibatasi, 'kan?"

"Ya, tidak ada batasan tertentu, terutama untuk penggunaan senjata di luar sana. Meski begitu, saya memiliki daftar rekomendasi senjata yang bisa Anda pilih. Data ini telah disesuaikan dengan hasil tes nukleat sebelumnya." Mun-Syii kembali memampangkan layar hologram transparan yang keluar lewat ujung jarinya. Urutan rekomendasi senjata untuk Fiza telah terdaftar. "Ini akurat dalam mengklasifikasikan setiap Mihraa-Boon sebagai spesialis petarung jarak jauh ataupun ...."

Belum tuntas, kalimat Mun-Syii lebih dulu disambar oleh Fiza yang langsung menunjuk-nunjuk etalase tanpa berniat mengintip rekomendasi senjata dari Mun-Syii sedikit pun. "Aku mau senapan M-16, pedang di pojok kanan atas, juga tiga granat dengan daya ledak yang paling kuat." Detik berikutnya, Fiza menatap Mun-Syii dengan tajam. "Tidak memilih senjata yang direkomendasikan tidak membuatku berurusan dengan stun gun, 'kan?"

"Oh, tentu. Pilihan itu berhak untuk diputuskan oleh Mihraa-Boon sendiri. Sebagai informasi tambahan, Anda bisa membeli senjata dan perlengkapan lainnya lagi jika koin mencukupi. Pengecualian untuk kostum yang tidak memiliki perubahan berarti. Hanya ada dua jenis pakaian di Doon-Yea ini, yang satunya didesain untuk laki-laki, satunya lagi untuk Mihraa-Boon perempuan. Warna kostum bergantung pada elemen setiap Mihra-Boon. Untuk mendapatkannya, Anda bisa memasuki tabung ini."

Lagi, Fiza dikagetkan oleh kecepatan Sang Mun-Syii yang sudah mengetuk tombol lainnya di tablet hologram. Fiza nyaris menjerit hebat ketika pijakan kacanya mendadak hilang dan anak perempuan itu ditelan tabung futuristik yang entah muncul dari mana. Fiza terempas ke bagian bawah ruangan kubus, tetapi anomali gravitasi di bawah lantai itu malah membuat tubuh Fiza mengambang di udara kosong.

Dalam satuan waktu yang singkat, kabut putih yang menempel di sekujur badan Fiza digantikan kostum berbahan elastis nan ringan yang berwarna hitam dipadu garis-garis merah maroon. Keren! Sesaat, ia lupa bahwa beberapa detik sebelumnya, Fiza masih memasang mode defensif pada Mun-Syii. Fiza asyik terperangah ketika tabung membawanya kembali ke atas permukaan lantai ruangan kubus.

Meski berbentuk rok dan hijab panjang yang menutupi hingga perut, Fiza suka karena mode ini tidak menyulitkan pergerakannya. Tangan Fiza memeriksa kantung dan fitur lain yang tertera di kostumnya. Oh! Senjata pesanan Fiza pun sudah di sana. Kalau begitu, Fiza bisa mencoba menarik pelatuk dan membenamkan satu peluru senapan ke arah Sang Mun-Syii, sekali saja ....

Telapak tangan Fiza sudah menggenggam laras panjang di pinggang, tetapi pergerakannya terjeda ketika mendengar penuturan NPC yang masih ada di depannya. "Yang terpenting adalah ini, Mihraa-Boon Pi. Earpiece ini namanya Nadzhaa-Raat. Segala informasi, identitas diri, pencapaian XP, notifikasi taskbar, hingga transaksi sekalipun memerlukan alat ini. Pakailah."

Niat buruk Fiza tergantikan oleh rasa penasaran. Anak perempuan itu mengenakannya. Sejak alat itu terpasang, muncullah sebersit kacamata transparan yang kembali tak kasatmata pada detik berikutnya, juga proyektor mini yang terpampang di hadapan Fiza. Mun-Syii benar. Ada informasi nama karakter, riwayat log-in, koin yang dimiliki, juga information bar seperti tingkat pengalaman dan kesehatan karakter Fiza di sana.

Mun-Syii berdeham singkat, menyadarkan Fiza dari keterpukauannya. "Selanjutnya, saya akan mengenalkan dunia dan aturan main di game ini. Mohon didengarkan dengan baik."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top