3. Putus

Hola guissss, maaf baru update ziziiz. Tapi ini lima hari setelah aku update terakhir kali, gapapa lah yaa🤪

Kalian kelas berapa?

Lebih mending nonton film atau baca wattpad?

Sudah siap bertemu dengan Arjuna si bocah prik?

Sudah siap mengisi komen di setiap paragraf?

Part kali ini panjang yaa guisss

1k komen buat next part yaa

Happy reading

"Guys, ini minumannya." Dian membawa dua gelas es teh, kemudian meletakkannya di depan mereka. Salah satu dari gelas itu berisi obat.

"Makasih, Dian," ujar Kiara, lalu meminum es teh itu.

Dian mengangguk. "Sama-sama."

Arjuna tersenyum penuh arti, lalu meminum es teh tersebut. Saat lima menit minum penghilang dahaga itu, entah mengapa Arjuna merasa tubuhnya mulai berkeringat.

Apa mungkin obatnya salah sasaran?

Merasa obatnya bereaksi di Arjuna, Dian langsung kabur ke kamar Arjuna guna memasang kamera kecil guna merekam aksi mereka nanti.

Tak lama kemudian, tatapan Arjuna kini berbeda dari sebelumnya, terlihat sangat menyantap Kiara saat ini. Arjuna memegang kedua bahu cewek itu. "Kiara, gue udah lama pengen main sama lo."

"Arjuna, kamu kenapa?" Kiara terlihat panik melihat sang kekasih.

Arjuna mendorong tubuh Kiara hingga terlentang di sofa. "Ayo kita have fun, Sayang."

Kiara menggeleng cepat, lalu mendorong tubuh Arjuna hingga terduduk. "Arjuna, sadar!"

Dengan cepat cowok itu memeluk tubuh Kiara, lalu berbisik di telinga sang gadis, "Baby, I want you so bad ...."

Kiara berusaha keras melepas pelukan Arjuna, namun tenaganya kalah kuat. "Dian, tolongin gue!" teriaknya, namun Dian tak kunjung datang.

Arjuna menerpa napasnya di leher Kiara, kemudian mengecup pipi cewek itu. "Jangan pernah nolak gue, Bangsat! Lo mau gue putusin, hah?"

"Gak mau ... gue sayang lo, Juna," ujar Kiara.

Senyuman penuh arti diperlihatkan oleh Arjuna. "Kalo lo sayang sama gue, lo harus turuti omongan gue."

"Gak ma—"

"Jangan banyak bacot!" bentak Arjuna.

Tak terasa air mata Kiara sudah jatuh membasahi pipinya. "Arjuna, aku capek teriak biar kamu sadar...."

Arjuna kini mengelus pinggang Kiara dengan gerakan naik turun. "Nanti aja teriaknya pas kita main di ranjang."

Kiara terlihat ketakutan. Ia berulang kali memukul dada Arjuna agar cowok itu mau melepaskannya. Namun, Arjuna malah semakin mengeratkan pelukannya. "Tolong, tolong!"

"Diam!"

Plak!

Satu tamparan telak Kiara berikan pada Arjuna, lalu berlari ke arah pintu keluar rumah. "Bangsat lo, Arjuna!" Ketika Kiara hendak membuka pintu, pintunya sudah dikunci, sehingga tidak bisa terbuka, membuatnya menghela napas gusar.

Arjuna tersenyum puas melihat Kiara kebingungan mencari jalan keluar. Ia segera memojokkan Kiara ke pintu rumahnya. Jarak mereka kini hanya terpaut lima senti meter, menyebabkan hidung mereka saling bersentuhan. Cowok itu memegang kedua tangan Kiara dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya bertumpu pada pintu. "Lo gak boleh bantah, tubuh lo adalah hak milik gue!"

"Gue gak mau!" seru Kiara.

"Tapi gue mau!" sahut Arjuna.

Kiara rasanya capek melakukan tindakan persuasif yang berujung sia-sia ini.

Arjuna menatap Kiara lamat-lamat. "Lo udah gak sayang sama gue?"

"Bukan gitu ... gue belum siap ...."

"Kurang—" Arjuna sudah siap untuk menampar Kiara, tapi cewek itu telah memotong ucapannya.

"Oke, gue mau, tapi syaratnya mata lo juga harus ditutup. Gue malu lo lihat badan gue," ujar Kiara.

Arjuna tersenyum senang, lalu mengecup kening Kiara. "Nah, gitu, dong, dari tadi."

***

Mely sedari tadi mondar-mandir seperti setrika di ruang tengah, raut wajahnya tampak gusar. Ia khawatir akan keadaan Kiara saat ini. "Ya ampun, Kiara jam segini, kok, belum pulang, ya?"

Krisna berdecak malas. "Papa sudah firasat buruk tadi, pasti cowok bajingan itu berbuat macam-macam dengan Kiara."

Tatapan Mely seketika melebar. "Papa, jangan bicara begitu! Siapa tau Kiara buat tugas kuliah ke rumah Arjuna."

"Positive thinking boleh, bego jangan, Ma. Mana ada buat tugas kuliah sampai jam segini? Apalagi Arjuna terkenal urakan. Kalo kata anak sekarang tuh bocah freak, mana mungkin dia mau belajar!" marah Krisna dengan menggebu-gebu.

Mely mengelus bahu Krisna, lalu mengajaknya duduk di sofa panjang. "Tarik napas dulu, Pa, lalu hembuskan."

"Kamu pikir saya mau melahirkan disuruh begitu?!" bentak Krisna.

Mely paham bahwa Krisna marah karena situasi yang sangat mendukung setan pembawa amarah untuk merasuki tubuh Krisna. "Papa .., ayo tenangkan diri ...."

"Huft, baiklah," jawab Krisna pada akhirnya.

***

Avram baru saja pulang dari markas geng motornya, yaitu Conal. Frasa Conal berasal dari bahasa Irlandia yang artinya sekuat serigala. Mereka berharap kekuatan geng motor ini sekuat serigala.

Ketika ia mengendarai motor, retinanya tak sengaja menangkap keberadaan Kiara yang sedang duduk di halte bus dekat kampus. Oleh karena itu, ia menghentikan motornya di sana.

"Loh, Kiara?" ucap Avram.

Familiar dengan suara tersebut, Kiara langsung menengok ke arah cowok itu. "Avram ... tolongin gue ...," lirihnya.

"Motor lo mana?" tanya Avram.

"Nanti gue ceritain. Please, anterin gue pulang, gue takut ...."

Avram tersenyum tenang, memastikan semuanya akan baik-baik saja. "Oke, lo tenang aja, Kiara. Lo sekarang cepet naik ke motor gue."

"Makasih, Avram," ujar Kiara.

"Hm," jawabnya dengan ekspresi datar.

***

Krisna dan Mely sedari tadi tak bisa tidur karena menunggu kedatangan anaknya. Sejak perdebatan tadi, mereka hanya diam satu sama lain.

Tiba-tiba, suara motor Ninja terdengar dari halaman rumah mereka. Mereka berharap bahwa Kiara yang datang, walaupun suara motornya tak seperti itu. Mely dan Krisna langsung ke luar rumah guna melihat orang tersebut.

"Kiara, kenapa kamu baru pulang jam segini?" tanya Mely.

"Aku tadi ketiduran di rumah Arjuna," jawab Kiara.

Avram hanya tersenyum penuh arti mendengar jawaban Kiara.

"Terus, kenapa malah Avram yang jemput kamu?" tanya Krisna.

"Aku tadi gak sengaja ketemu dia di jalan," kilah Kiara.

"Motor kamu berarti masih di rumah Arjuna?" Krisna bertanya bertubi-tubi.

Kiara mengangguk. "Iya."

Krisna mengacak kasar surainya. Ia menghela napas sejenak. "Ya Tuhan ... sudah berapa kali Papa bilang, jangan berhubungan dengan cowok keparat itu! Papa curiga ada sesuatu yang kamu sembunyikan."

Kiara menggeleng. "E-enggak ada, Pa ...."

"Baiklah kalau kamu mengelak terus, kamu akan tahu konsekuensinya apabila tidak jujur kepada Papa," ancam Krisna pada Kiara.

Mely melirik Avram sekilas. Ia malu suaminya malah marah-marah di depan orang lain. "Pa, sudahlah. Jangan terlalu keras dengan Kiara."

"Kamu itu membela anakmu terus," ketus Krisna.

"Anak kita, Pa. Kan buatnya bareng," jawab Mely dengan santai.

Jawaban itu membuat Avram tersenyum tipis. Ia ingin mempunyai keluarga seperti Kiara yang terlihat harmonis dan kocak.

Krisna menyentil dahi Mely. "Astaga, Mama ... jangan disebut proses pembuatannya juga kali ...."

"Om, Tante, kalau begitu saya pamit dulu," pamit Avram pada mereka.

"Avram, tunggu," ujar Krisna.

"Kenapa, Om?" sahut Avram.

"Tolong jagain Kiara, ya. Anak ini memang bandel sejak pacaran sama Arjuna," ucapnya sembari melirik Kiara. Namun, cewek itu hanya mencebik kesal.

Avram tersenyum penuh arti. "Baik, Om."

***

Suasana kelas Hukum A tampak ramai saat ini, udara dari pendingin ruangan membuat beberapa orang memakai jaket mumpung dosen belum datang. Kini Kiara duduk diapit Dian dan Arjuna, tepatnya di deretan bangku tengah.

"Kiara, badan lo enak banget," ujar Arjuna dengan senyum mesumnya, membuat beberapa mahasiswa di dekatnya berbisik.

"Arjuna!" tegur Kiara.

"Kenapa, Sayang?" tanya Arjuna sembari tertawa kecil.

"Jangan ngomong gitu, ah, di sini," jawab Kiara masih berusaha sabar.

Arjuna menaikkan satu alisnya. Ia tersenyum tengil. "Malu, ya?"

Kiara mengangguk.

"Kalo gitu, kita putus aja, ya? Kan lo malu punya pacar kayak gue," ujar Arjuna.

Kiara menggeleng keras. "Gue gak bermaksud gitu, Arjuna."

"Tai, banyak drama lo, Anjing!" Seruan cowok itu membuat semua mahasiswa menengok, termasuk geng tukang gosip, Sheila dan Mita.

Dian yang tadinya pakai airpods seketika menengok mendengar teriakan Arjuna. "Hey, hey. Ada apa ini?"

Arjuna menggenggam tangan Dian. "Dian, mulai sekarang, lo jadi pacar gue."

"What?!" pekik Kiara.

"Yes, akhirnya lo nepatin janji juga ke gue," ujar Dian tersenyum miring.

"Hah? Janji apaan?" tanya Kiara pada mereka.

"Janji kalo mau nembak gue setelah Arjuna pake lo," jawab Dian tersenyum senang.

Kiara tersenyum getir melihat mereka. "Oh, oke, congratulations, ya. Semoga kalian happy dengan hubungan yang baru."

"Makasih banyak, Kiara," ucap Dian.

***

TBL (Takud Bangetz Loch🥵) (3)

Sheila: Avram, Kiara diputusin sama Arjuna😩

Avram: Kok, bisa?

Mita: Baguslah, Kiara juga gak butuh cowok modal kon doang🤣

Sheila: @Mita jan julid dulu nape, entar aje pas Avram udh tau penyebabnya🙂

Mita: Iye, mangap :(
Mita: *maap. Keyboard anjing emang

Sheila: @Avram gue tadi dengernya Kiara diputusin setelah dipake badannya gitu. Habis itu, dia jadian sama Dian

Avram: Sialan, gak keluarganya, gak anaknya sama-sama jahat.

Mita: @Avram rumah lo deket, kan, sama dia? Kenapa lo jarang bareng Kiara?

Avram: Ngapain juga, anjir, gue bareng dia? Ngomong aja jarang, nanti gue dikira cowok gatel.

Sheila: Baru denger gue istilah cowok gatel🤣

Avram: Emangnya cewek doang yang bisa dikatain gatel? Wkwk

Mita: Santai, Bos. Jangan ngamuk kayak habis nelen beling.

Avram: Intinya, gue titip Kiara ke kalian, ya. Kasian dia gak ada yang ngajak

Sheila: Santuy, gue ajak dia

"Avram, lo yakin mau deketin Kiara walaupun lo gak ada perasaan apa-apa ke dia?"

————————————

Satu kata buat Arjuna?

Satu kata buat Avram?

Tim #AvramKiara, #AvramY/n, #ArjunaKiara atau #KiaraLebihBaikJomblo?

Yuk semangat spam komen biar aku jg semangat nulisnya xixiix

Ada saran gak buat visual Avram dan Kiara? Mending bule atau asia yaa? Bingung :(

Jan lupa follow ig dan wattpad-ku:

@/cinderianaxx
@/ay.riana

Tbc❤️‍🔥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top