18. Makan Kamu

Guys, komen dan vote yukkk. Satu komen dan vote sangat berharga bagi author. Hal itu bisa jadi penyemangat loh buat aku❤️

100 komen aku update yaa, kalo ga nyampe 100 komen kemungkinan aku ga update

Btw, mending makan seblak atau indomie kuah yaa?

Happy reading!❤️

"Gue collab sama lo mantep, Juna. Gue anak piatu, lo broken home," tutur Avram.

Arjuna cuma ketawa. Dia tahu orang kayak Avram cuma mau menutupi kesedihan dengan candaan. Dia juga sama, kok, kayak gitu.

"Anjir, gelap!" seru Dian.

"Yeu, daripada lo ortu lengkap tapi kagak nikah," balas Arjuna.

"Di luar biasa gitu, anjir. Kasarnya gue anak di luar nikah," ungkap Dian.

Kiara menepuk bahu Dian. "Tenang, Dian. Semua anak berhak bahagia, entah dia anak di luar nikah atau bukan. Kita semua sama, yang membedakan hanya proses lo sampai bisa lahir ke dunia."

"Ini yang gue suka dari Kiara, gue sempet naksir dia sekaligus buka pintu untuk hancurin keluarga gue ya karena dia bijak dan cerdik dalam menanggapi sesuatu. Dia gak peduli awalnya dicap bodoh sama orang, yang penting hasil akhirnya," ungkap Arjuna menatap Kiara seraya tersenyum.

"Tai lo muji pacar gue, simpen aja opini gak berguna lo, anjing," ketus Avram, membuat Kiara terkejut pacarnya ternyata sekasar dan pencemburu.

Kiara langsung mengusap punggung Avram, menatap heran cowok itu. "Avram, kok, kasar gitu?"

"Gak suka kamu dipuji sama cowok lain, kesel," balas Avram mencebik kesal.

"Kalo aku dipuji sama Papa aku boleh?" tanya Kiara.

Avram berdecak malas. "Boleh, lah! Kalo gak boleh, nanti aku gak direstuin. Tapi, kan, masalahnya Arjuna bukan keluarga kamu, gak boleh ada cowok selain keluarga kamu yang muji atau naksir kamu."

"Ya Tuhan ... kalopun mereka naksir aku, hatiku cuma buat kamu, Avram."

"Anying, geli banget!" Arjuna bergidik geli.

"Gak tau, males pengen beli truk!" seru Avram sudah terlanjur kesal.

"Kayaknya karena Arjuna mantan lo, jadinya dia rada sensi, kalo cowok lain yang muji mungkin gak semarah ini." Dian berspekulasi.

"Siap yang paling tau!" balas Avram.

"Tapi, gue bener, kan?" tanya Dian.

Avram mengangguk. "Bener."

"Yaelah, santai, Bro. Gorok leher gue kalo gue sampe ngerebut Kiara dari lo." Arjuna menenangkan Avram.

"Awas kalo lo bohong," ancam Avram menunjuk wajah Arjuna.

"Iyeee," jawab Arjuna pada akhirnya.

"Raraaaaa, peyukkkk!" Avram merentangkan tangan sembari memajukan mulutnya.

Kiara berdecak heran melihat tingkah Avram, namun ia tetap memeluknya. Ia mengacak gemas surai Avram. "Aduh, pacarku sayanggg, ngambek terus kerjaannya."

"Sumpah, geli gue ngelihat cowok tatoan dan badan gede clingy gini," sinis Arjuna.

Avram menengok pada Arjuna. "Love language orang beda-beda, ada yang suka dipeluk doang udah girang, ada yang kudu main di kasur mulu baru girang."

Jleb!

Arjuna benar-benar tersindir. Siapa suruh nyindir orang, padahal dirinya suka tidur sama cewek?

"Sindiran keras," kata Dian.

"Oh, iya. Kita lupa mau ke apartemen Sheila." Kiara mengingatkan Avram.

"Mana aku udah tiga hari gak pernah chat mereka, apalagi kuliah sistemnya kadang online, kadang offline gara-gara pandemi gini," balas Avram menepuk jidat.

***

Mereka sekarang sudah sampai di apartemen Sheila, sekalian mau mengambil baju dan barang-barang Kiara guna pindah ke rumahnya. Ia untung hanya dikit bawa baju, jadi tak terlalu repot.

"Bagus, baru inget temen," marah Sheila melipat tangan di depan dada, menatap kedua sejoli itu. Di sampingnya kini ada Mita.

"Buset! Santai, Sheila. Gue gak ngebucin mulu, kok, ngurus masalah keluarga gue juga," elak Avram.

"Oh, iya. Arjuna udah dimarahin sama orang tua Kiara?" tanya Mita.

"Mana ada dimarahin, dia ternyata diam-diam bantu keluarga Kiara buat hancurin Papanya."

"Hah?" Mereka berdua masih belum paham akan maksud Avram.

"Intinya, semua punya skenario masing-masing buat hancurin Mahardika, tapi pada saling gak percaya, ya udah jadi punya rencana beda-beda. Keluarga Kiara mana percaya awalnya kalo Arjuna ada niat jahat ke Papanya? Dia bahkan sampe nembak jendela rumah Kiara waktu itu." Kini Kiara menjelaskan.

Mita mengerut kening. "Kenapa Arjuna mau hancurin Papanya?"

"Dia gak suka Mamanya dicampakkan, apalagi dia rada susah buat ketemu Mamanya," jawab Avram.

Sheila menggeleng heran. "Papanya Arjuna agak aneh, ya."

"Bukan agak, tapi aneh banget. Prik," balas Avram.

Tiba-tiba, ponsel Avram dan Kiara bunyi serempak. Avram langsung mengambil ponsel di saku, sedangkan Kiara di sling bag. Setelah itu, mereka menatap notifikasi chat.

Panitia Seminar #3

Deni menambahkan Anda ke grup.

Deni menambahkan Kiara ke grup.

Deni
Akhirnya gue buat grup khusus yang ikut kepanitiaan. Besok kita rapat ke dua di cafe Ale deket kampus jam dua siang.

Avram
Siap

Avram menaruh ponsel di saku, lalu menatap Kiara. "Rara, besok rapat kedua di kepanitiaan, duduknya di samping aku, ya."

"Iya, tapi kita juga harus berbaur sama yang lain, jangan pacaran mulu. Organisasi ya organisasi, pacaran ya pacaran," nasihat cewek itu pada Avram.

"Siap, Rara!" seru Avram tersenyum senang.

"Temen lo bucin banget," ujar Sheila menatap Mita.

Mita menggeleng heran melihat Avram segitu bucinnya sama Kiara.

"Biarin." Avram menjulurkan lidah.

"Eh, btw, lo kapan main ke markas Conal?" tanya Sheila pada Avram.

"Ngapain lo nanya gitu? Mau nyari Andro?" Avram curiga kalau dugaannya benar.

"Hehehe." Tuh, kan. Sheila cuma bisa cengengesan.

"Lo secepet itu naksir sama Andro?" tanya Avram.

"Gue cuma gabut aja, sih, udah lama gak PDKT. Dia juga gak serius sama gue, jugaan baru kenalan."

"Terserah lo. Kayaknya gue ke sana lusa, Shei," tutur Avram.

Sheila mengangguk paham. "Oke lah."

"Oh, iya. Gue mau beresin barang, ya? Makasih banyak selama ini udah mau ngasih gue nginep," ujar Kiara tak enak hati. Ia sedih sebenarnya harus berpisah dengan Sheila, apalagi cewek itu baik kepadanya.

"Yahhh, lo pergi, nih?" Sheila cemberut.

Kiara mengangguk lesu. "Iya."

"Sering-sering, ya, main sama kita." Mita juga ikutan sedih. Kalau Kiara menginap di rumah Sheila, Mita jadi sering main sama Kiara.

"Lebay banget lo pada, jugaan Kiara satu kelas sama kalian." Avram berusaha membuat suasana agar tidak melankolis.

"Ya, kan, sekarang kuliah kadang online, kadang offline. Tergantung dosen, Cuy, apalagi pandemi cororong gini," ujar Sheila.

"Kalian main aja ke rumah gue atau gue yang sering main ke apart Sheila," balas Kiara tersenyum tipis.

Ting.

Mama:
Ra, kamu ke rumah, ya, sama Avram. Ada sesuatu yang Mama dan Papa mau bicarain. Jangan buru-buru, santai aja. Kalo mau makan di jalan, makan aja dulu, soalnya Mama hari ini gak masak😅

Kiara:
Siap, Ma❤️

Setelah fokus pada ponsel, ia menaruh benda pipih itu di sling bag. Atensinya langsung kepada Avram. "Avram, kita disuruh ke rumah sama Mama."

Avram mengangguk. "Oke."

Kiara mengedarkan pandangan pada dua gadis tersebut. "Guys, gue pamit dulu, yaa."

Helaan napas kecewa terdengar dari Sheila. "Yah .... Oke, deh."

Lambaian tangan ia berikan untuk Sheila. "Bye, Sheila," lalu, ke Mita, "bye, Mita."

"Bye, bye, Raa. Hati-hati di jalan," ujar Sheila dan Mira serempak.

Kiara mengangguk sembari tersenyum. Ia bisa merasakan ketulusan mereka ketika berteman dengannya.

"Gue gak didadain?" tanya Avram mencebikkan bibir, seolah kecewa kepada mereka.

"Iye, dadah!" ketus Mita.

"Yeu, gak ikhlas lo. Gue pamit dulu," balas Avram memutar malas bola matanya.

"Jagain Kiara baik-baik," pesan Sheila pada cowok itu.

"Iyaaa," jawab Avram.

***

"Eh, kamu berani nyetir pake satu tangan?" tanya Kiara melihat tangan kanan Avram fokus menyetir, sedangkan tangan kirinya menggenggam tangan Kiara.

"Berani, Ra," jawabnya santai.

"Kamu bisa fokus?" Kiara benar-benar khawatir.

"Bisa, Raraaaa. Aku lagi pengen pegang tangan kamu," rengek cowok itu, manja, lalu mengelus punggung tangan Kiara dengan ibu jari.

Kiara melirik tangannya yang dielus olwh cowok itu. Ia tahu kalau Avram memang sangat manja dan bucin kepadanya. Ia menghembuskan napas. "Hm, oke. Hati-hati, ya, nyetirnya."

Avram peka bahwa sang kekasih takut kalau mereka kenapa-napa. Ia sudah ahli dalam mengendarai mobil, apalagi hati Kiara. "Iyaa, Raraa." Kemudian, ia bertanya, "Kamu laper, gak?"

"Enggak," jawab sembari menggeleng. "Sebenernya kamu yang laper, ya?" tanya Kiara.

Avram mengangguk pelan. "Iya ...."

"Mau makan apa, Avram?"

"Makan kamu."

————————

Apakah selanjutnya ada adegan saling memakan di mobil? *emot bulan gosong*

Btw, guys. Cast cowok yg jadi Avram minta aku kirim link ceritaku kalo udah end. Asdfgjjkl gerogi😭

Spam "Kiara" buat next

Spam "Avram" buat next

Tbc❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top