1. Awalan

Hai semuaa, coba absen dulu kuyyy

Nemu cerita ini dari mana?

Hari ini udah ngapain aja?

Spam emoji kesukaan kalian!❤️‍🔥

Pernah di-ghosting cowok atau cewek gak?

Siap isi komen di setiap paragraf?

Happy reading❤️‍🔥

Cuaca pagi ini begitu cerah, secerah senyuman Kiara Pradnyaswari saat ini. Gadis itu senang banyak pemberitaan prestasi tentangnya karena menang lomba debat tingkat provinsi. Tak sia-sia dirinya latihan selama tiga bulan bersama pembina di HMJ Hukum untuk mengharumkan nama kampus. Karena hal ini, mahasiswi semester tiga itu diberi potongan UKT sebesar lima puluh persen.

Tak terasa kakinya telah berpijak di depan kelas Hukum A, kelas di mana ia menimba ilmu. Ia tersenyum ramah pada Sheila dan Mita yang tengah duduk di samping kelasnya. "Pagi, Guys!"

Btw, dia nggak berani senyum sama Avram karena takut Arjuna—pacarnya yang sudah setahun bersama marah, lalu menghajar pria itu hanya karena berkomunikasi dengannya.

Sheila dan Mita membalas senyuman Kiara, sedangkan Avram hanya memasang ekspresi datar.

"Pagi juga, Kiara," balas kedua gadis itu serempak.

Avram berbisik kepada Sheila, "Tolong bilangin congrats ke Kiara, gue gak mau nyari masalah."

Sheila menatap kesal cowok itu. "Anjrit, lo udah kayak Limbad ae kudu bisik-bisik dulu kalo ngomong."

"Bukan gitu, Sheila. Takut ada pawang monyet yang marah, makanya dia gitu," jelas Mita.

Kiara tertawa melihat interaksi mereka. Jujur, dia juga rindu bisa berinteraksi bebas dengan teman-teman. Akan tetapi, dia menghargai kasih sayang yang Arjuna berikan kepadanya seperti sifat posesif. Oleh karena itu, dia juga harus menuruti apa kata sang kekasih.

"Makasih buat ucapannya, entah siapa yang ngucapin gue juga gak tau," balas Kiara karena mendengar bisikan Avram tadi. "Kalo gitu, gue masuk dulu, ya?"

Mereka mengangguk serempak.

Setelah itu, ia masuk ke dalam kelas dan duduk di samping Dian, lalu menaruh tasnya.

Dian yang sedang bermain Candy Crush seketika menengok ke arah Kiara. "Anjir, mantap ada seleb kampus yang mau duduk di samping gue," ujar Dian.

Kiara tertawa kecil. "Biasa aja, keles."

"Cie, jadi juara provinsi. Congrats, ya, Beb," ungkap Dian tersenyum tulus seraya menjulurkan tangannya.

Kiara membalas jabat tangan Dian. "Makasih banyak, Dian. Kalo bukan karena anak-anak HMJ yang berpengalaman debat, gue gak bakal bisa juara provinsi."

Dian tersenyum. "Rendah hati banget ya, Say."

"B aja, ah."

Di sisi lain, setelah Kiara masuk kelas, Sheila, Mita sama Avram masih betah diam di luar. Kedua cewek itu sibuk gibah, pembicaraannya ngalir terus kayak pipa Ruciko.

"Gue iri sama Kiara, udah cantik, pinter, attitude-nya bagus, tegas pula," ujar Sheila.

"Iya, sih. Cuma, gue kasian sama dia. Dia bisa tegas pas jadi Ketua Panitia kalo HMJ lagi buat proker kepanitiaan, tapi gak bisa tegas sama pacar sendiri. Lo tau sendiri, kan, pacarnya jarang hadir di kelas?" balas Mita.

Sheila mengangguk setuju. "Hooh, ibaratnya Kiara tuh barang branded, kok bisa mau sama barang rongsokan?"

Avram yang sedari tadi hanya mendengar percakapan itu akhirnya bersuara, "Apaan, sih? Jangan gosip yang jelek gitu, ah," peringat Avram—anak Hukum B, satu organisasi juga sama Kiara di HMJ.

Sheila menatap malas Avram. "Halah, sok baik lo. Lo sebenernya demen, kan, sama Kiara, tapi gak berani deketin karena dia punya pawang yang wajahnya kayak monyet itu?"

"Hush, sembarangan aja. Tuh, orangnya dateng," ungkap Mita seraya menunjuk Arjuna yang baru saja datang sambil telponan.

Penampilan Arjuna ke kampus tuh serba branded. Sepatu converse, baju merek gucci. Tapi, sayang, otaknya nggak branded, hanya berpikir tentang cewek dan selangkangan.

Seperti sekarang ini, dia lagi telponan sama cewek.

"Jangan marah, ah. Gue sibuk ngampus, besok gue pasti ada waktu buat lo," ujar Arjuna.

"...."

"Gak sabar mau nyicip body lo besok, bayanginnya aja udah bikin "Pitbull" gue naik."

"...."

"See you tomorrow, Baby."

Setelah selesai berbincang dengan gadis itu di telepon, ia masuk ke kelas, lalu duduk di samping Kiara.

"Baby, I'm proud of you," ujar Arjuna sembari mengacak gemas rambut Kiara.

Kiara seketika pipinya memanas karena diacak gemas Arjuna. "Thanks, Juna."

Arjuna tertawa tipis. "Karena kamu udah menang debat, aku punya hadiah buat kamu."

"Apaan?" tanya Kiara antusias.

"Nanti dateng aja ke rumahku jam lima. Okay?"

Kiara mengangguk senang. "Okay."

"Cie, pagi-pagi udah mesra, ye," sindir Dian pada mereka.

"Sirik aja lo, Jomblo," decak Arjuna.

"Yeu, walaupun gue jomblo, tapi pengalaman gue banyak tentang cinta," balas Dian tak terima.

"Siap, Suhu Percintaan," ungkap Arjuna tak ingin melanjutkan debat tak guna ini.

Setelah perdebatan itu, Arjuna mengirim chat pada Dian.

Arjuna: "Lo tau, kan, gue mau apain Kiara?"

Dian: "Bangsat. Lo cowok mokondo, tapi anehnya gue seneng FWB-an sama lo, walaupun lo pacaran sama bestie gue."

Arjuna: "Tenang, besok giliran gue main sama lo. Gue pengen rasain lubang sempit."

Dian: "Tapi, selama ini kita gak pernah main sampe masuk, cuma sebatas ciuman sama grepe-grepe."

Arjuna: "Gue juga belum pernah main sampe masuk sama siapapun. Gue gak mau sia-siain pengalaman pertama gue main sama cewek. Jadi, gue nyari yang masih fresh."

Dian: "Anjing lo. Oke, gue bantuin nanti, jangan lupa beli obatnya biar dia mau."

Arjuna: "I love you, Dian."

Dian: "Tai."

—————————

Spam "Kiara" buat next chapter

1k komen aku update

Jangan lupa follow ig
@ay.riana
@cinderianaxx

Di sana aku bakal update tentang wattpad aku

See you soon🥰

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top