Blue Lock © Kaneshiro Muneyuki, Nomura Yuusuke

romantic case: Michael Kaiser/Haon Ruina

.

Berakting mungkin terasa seperti menyusun puzzle.

Jika menemukan kepingan yang tepat, maka gambarannya akan terlihat semakin jelas. Atau dalam permasalahan Ruina, ingatan yang tepat. Tiap orang memiliki kadar emosi yang berbeda, tetapi berempati adalah caranya mendekatkan, menyamakan diri ketika berperan. Terlebih, kala ia melewati derita yang sama.

Yah, orang-orang jauh lebih mengerti akan kesamaan nestapa. Ruina hanya menemukan kesenangan untuk menajamkannya. Ia tak akan menyebutnya sebagai bakat ketika semua orang telah melakukannya, jadi kenapa mereka semua memanggilnya sebagai genius?

Karena itulah Ruina pula tidak mengerti, kenapa begitu tertarik akan wujud aktris cilik ini?

"Kesenanganmu itu yang membuatmu sebagai genius," Michael berkata demikian. "Dan, kesenanganmu pula yang ikut menyeretku."

Seperti kepingan puzzle untuk memperlihatkan lebih jelas. Ruina tanpa sengaja menyusun satu keping itu dalam benak Michael. Gambaran ambisi Michael Kaiser.

Ruina mendengkus. "Meskipun aku yang sekarang bukan aktris cilik, melainkan hanya seorang Haon Ruina?"

"Hah." Michael tertawa kering. "Aku menolak percaya kau sudah jatuh sejauh itu dalam jurang."

"Bukankah kau terlalu berpegang terhadap gambaran idealismu?"

"Entahlah. Karena kau Haon Ruina, barang kali kegeniusanmu ikut menipu dirimu sendiri? Mau bagaimanapun, kau aktris."

Ruina berusaha untuk tidak percaya. Namun, barang kali. Ketika jati diri manusia tak pernah berubah sejauh itu, ketika yang perlu dilakukan hanyalah menyusun, dan ketika Haon Ruina menyadari bahwa ia sengaja meninggalkan kepingan puzzle terakhir sebagai gambaran kesenangannya seorang ....

Gadis itu menyipitkan mata. Tembakan jitu, ya.