day 6: forlorn - alone [yeon dongha]

Paradox Live © Avex Pictures, GCREST

platonic case: Yeon Dongha & Ageha Ruruka

.

Hubungan Ageha Ruruka dengan Yeon Dongha tidak begitu baik.

Yah, Hajun sendiri diasingkan dari keluarganya, jadi lumrah jika Ruruka tidak disambut dengan hangat, bahkan dengan adik angkatnya sendiri. Karena, Hajun dan Dongha saja tidak akur, apalagi orang sepertinya yang merupakan sosok asing. Dipikir-pikir lagi, Allen dan Anne yang positif saja susah diterima. Jelas mustahil bagi Ruruka untuk benar-benar akur dengannya.

Namun, apa ini?

Menemukan Dongha tiba-tiba di tepi jalanan festival dan menyantap permen apel bersama bukanlah sesuatu yang diduga Ruruka.

Sebelum ini, sang gadis hanya berniat mampir untuk celingak-celinguk mencari jajanan semata, tetapi melihat anak ini duduk menanti sendirian di siang bolong, yang mana berujung percakapan canggung dan membeli jajanan bersama ...? Uh, kejadiannya seperti itu, kan? Rasa-rasanya terlalu mustahil untuk dijabarkan secara detail.

Lagipula, Ruruka tidak menyangka Yeon Dongha yang itu memiliki atensi ke permen apel. Memang pengingat bahwa mereka ternyata sama-sama manusia, ya.

Ngomong-ngomong, tumben sekali pelayannya yang rambut hitam itu tidak ada. Ruruka berpikir dalam diam. Biasanya, orang itu terlihat selalu berada di sisi Dongha. Siapa namanya, ya? Ruruka melupakannya lagi.

Jadi, aku harus membicarakan apa?

Apa yang kau lakukan di sini?

Bagaimana kabarmu?

Bersenang-senang dengan festival, kah?

Uh, kedengarannya, tipe pertanyaan yang dia bakal menghindar untuk menjawab. Ah, Ruruka baru mengingat rendahnya kemampuan untuk berkomunikasi. Apa seharusnya ia pura-pura tidak melihat dari awal saja, ya ...?

"Di luar dugaan, kau ternyata pendiam, ya."

"Huh?" Ruruka mengerjap, sedikit tidak menduga bahwa Dongha memulai pembicaraan. "A-ah, aku memang bukan tipe yang bisa mencari topik ...."

"Dan, inteligensi yang rendah? Sungguh, aku tidak bisa melihat apa yang Hajun lihat darimu."

"Aku sejujurnya juga penasaran kenapa."

"Hah?" Ah, Ruruka merasa salah menjawab. "Untuk seseorang yang sepenting itu di kehidupannya, kau masih tidak―"

Lantas, ucapan Dongha tertahan. Ruruka memutuskan untuk tidak bertanya.

"Sepertinya aku terlalu meremehkanmu."

Dan, lagi-lagi Ruruka mendadak kebingungan begitu Dongha membuka mulut. "Eh?"

"Meskipun tidak sebanding dengan AMPRULE," Dongha menjeda, "lagu-lagumu cukup pantas untuk didengar olehku. Bersyukurlah atas anugerah itu."

Pelan-pelan, bola mata Ruruka melebar. Itu cara yang berputar-putar untuk memuji, tetapi ia tidak terlalu terkejut. Yah, keluarga Yeon (Ruruka tidak yakin untuk mengatakannya sebagai keluarga) sepertinya diajarkan untuk berambisi sesempurna mungkin, jadi menolak untuk mengakui apa yang lebih dari sekitarnya.

Itu mengingatkannya barang sedetik; jika anak ini juga gagal memenuhi harapan mereka, apakah ia juga akan ditelantarkan?

Ruruka menelan imaji pahit akan racauan khayalannya sendiri. Ah, ia berpikiran terlalu jauh. Setidaknya, mari ucapkan balasan untuk menanggapi, "Begitu, kah? Terima kasih banyak."

Percakapan mereka berakhir sampai di sana dengan Baek Chungsung (oh, akhirnya Ruruka ingat) datang dengan limusin. Orang kaya dengan pamer hartanya luar biasa sekali, ya. Sebuah kata-kata pamit formalitas disampaikan Chungsung ala kadarnya, tetapi sejujurnya Ruruka tidak terlalu peduli apa yang telah dilakukannya. Jadi, dari kejauhan, ia melihat keduanya berlalu.

Ruruka menatap punggung Dongha. Anak itu jadi terlihat sendirian.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top