day 14: linger - midnight [fushiguro megumi]

Jujutsu Kaisen © Akutami Gege

romantic case: Fushiguro Megumi/Renesha Hortensia

.

Mengisi waktu luangnya, Renesha tengah menyulam.

Malam telah larut, tetapi ia tak kunjung mengantuk. Segelas susu hangat telah menjadi pilihan awalnya mengatasi masalah, tetapi tak cukup kuat untuk mendorongnya tidur. Padahal, ini waktu-waktu langka di mana ia bisa beristirahat kembali di atas kasur empuk. Apakah karena Renesha terlalu siaga belakangan hari ini, jadi otaknya sulit untuk menenangkan diri?

Mau jawaban mana pun itu, maka Renesha memutuskan untuk menyibukkan diri dengan menyulam. Setidaknya berharap bahwa ia dapat kelelahan akan susunan motif yang tengah dibuat, hingga akhirnya membuat diri ikut terlelap.

Bagian menyenangkannya, itu ternyata berhasil. Renesha menguap setelah barang kali lebih dari satu jam berlalu. Tangan meletakkan pembidang di atas meja seraya mengusap matanya yang ikut berair. Baiklah, tujuan tercapai. Mari kembali ke kamar.

"Sudah mengantuk?"

Namun, bagian yang membuat bingung, Renesha tidak mengerti kenapa Fushiguro Megumi masih berada di sini.

Tidak, Renesha tidak mau terlalu percaya diri. Megumi kebetulan saja tiba-tiba datang ketika ia tengah menggambar rancangan sulaman, membuat kopi hitam, lantas duduk sambil membaca di kursi seberang. Tidak ada pembicaraan. Lagipula, keduanya sama-sama pendiam. Renesha hanya menduga bahwa Megumi juga tidak bisa tidur, meski menanyakan dalam benak kenapa kopi hitam yang menjadi pilihan. Apa pemuda itu justru ingin terjaga hingga pagi menjelang?

"Kamu ... tidak tidur?" Akhirnya, ia memutuskan untuk bertanya.

"Sebentar lagi."

"A-ah, begitu ...?"

Tidak terlalu ingin ikut campur, Renesha dengan kikuk bangkit dari kursi, membereskan gelas yang telah dipakai menuju wastafel. Hanya, yang menjadi pertanyaan, Megumi juga mengekor, kemudian membantu mengelap gelas-gelas yang basah setelah dicuci. Tidak, sekali lagi Renesha tidak mau merasa terlalu percaya diri. Ya, masa, sih?

Namun, merasa terlalu memalukan baginya bertanya, ia memilih bungkam. Menyadari tak ada barangnya yang tertinggal, ia buru-buru pamit. "Kalau begitu, selamat tidur."

Seolah tak mengizinkan Renesha pergi dengan lega, Megumi menyempatkan diri untuk menepuk kepala gadis itu sekilas, sesuatu yang akan membekas di ingatan selama beberapa hari ke depan. "Selamat tidur."

Oh, ya ampun. Mari berharap setelah ini wacananya untuk tidur benar-benar terlaksana.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top