day 10: quiver - worth [yeon hajun]

Paradox Live © Avex Pictures, GCREST

romantic case: Yeon Hajun/Ageha Ruruka

.

Jika kewarasan menjadi taruhan atas kebahagiaan dan kebebasan, apakah Ruruka akan sukarela memberikan kewarasannya?

Bila Ruruka mengingat, mungkin itu sejenis dengan keputusan dirinya di masa lalu. Segala memori bertumpah ruah, menenggelamkannya dalam ledak impulsif emosi. Terlalu tajam dan menyakitkan, karena itulah sang gadis enggan untuk kembali dalam masa itu. Sekali saja sudah lebih dari cukup. Ruruka telah menuntaskan apa yang telah lalu.

Hanya, bagaimana jika sekali saja ternyata tidak cukup?

Dalam genggaman tangan mereka, Ruruka tanpa sengaja menyapu cincin bersayap yang tersemat di jemari Hajun.

Phantometal. Pertama kali melihatnya, Ruruka terkesima. Ilusi luar biasa, penuh kehidupan. Pula memercik imaji dan inspirasi seperti sebuah bintang yang bersinar di langit-langit. Keindahan yang memaksa orang-orang untuk menengok. Ruruka melihatnya dengan letupan kebahagiaan.

Namun, kedua kali. Ketiga kali. Keempat kali. Ia tak ingin, tetapi berpikir. Apakah sepadan?

Mengorbankan diri sendiri dengan puluhan kali merasakan apa yang tak ingin lagi dilihat, apakah sepadan?

Hei, mungkin ada jalan yang lebih baik. Yang tidak menyakitkan seperti ini, yang tidak perlu sampai mengorbankan kewarasanmu sendiri. Itu ... bukankah lebih baik untuk dibuang saja?

Lantas, Ruruka merasakan kekejaman atas hati nuraninya sendiri. Membuangnya sama saja dengan membuang mimpi, kebebasan, kebahagiaan, hingga bukti jati diri orang-orang. Memangnya siapa ia, mengatur-atur seseorang yang bahkan belum tentu dipedulikan mau bernapas atau tidak? Ageha Ruruka bukanlah Dewa Penyelamat. Sok menggurui tanpa pernah sungguh membantu, ia tidak mau semakin menyakiti orang lain lagi.

Maka, Ruruka hanya akan membisu. Dalam sisa-sisa rasa gemetar yang tersalurkan dari tautan tangan, ia akan diam menanti, mencoba untuk menenangkan. Dari pendengarannya, tarik napas panjang terdengar, barang kali pertanda akhir dari rekaman ilusi traumatis yang melanda. Lekas pula senyuman spontan terukir untuk berkata, "Perlu sesuatu?"

"Kau berlebihan." Dan, Hajun akan terus berdalih. "Ini bukan apa-apa."

Yeon Hajun selamanya tetap Yeon Hajun. Si ambisius yang mengejar perfeksionis, sehingga tak pernah ingin kelemahannya dikuliti. Bila saja Ruruka datang di waktu yang berbeda, sang pemuda mungkin akan menganggap efek samping Phantometal sebagai angin lalu dan kembali berusaha menjadi baik-baik saja.

Namun, genggaman tangannya semakin erat. Ruruka menghela napas, menunggu sedikit lebih lama lagi di sisinya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top