#4. I Watching U
Play multimedia 🍪💜
Happy reading 🥰
Dua minggu sudah berlalu sejak ia melewati hari-harinya yang menyiksa demi menuntaskan persyaratan—atau bisa disebut sebagai hari menjadi budak—seorang Hwang Jungkook. Dahyun baru bisa keluar dari neraka dunia ini jika ia berhasil mendapatkan pacar. Ya, syarat konyol itu datang dari siapa lagi kalau bukan dari ibunya. Ibunya itu sudah berulang kali mendesak Dahyun untuk mengikuti kencan buta yang sudah diatur olehnya. Biasanya, Dahyun akan langsung menolaknya, tapi kali ini, sepertinya ia akan sering mengikuti kencan buta itu.
“Mau kemana?” tanya Jungkook. Lelaki itu masih mengenakan hoodie hitam dengan celana trening merahnya, namun ketampanannya sama sekali tidak berkurang. Ya, Dahyun bahkan tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa wajah lelaki itu sering kali dijadikan sebagai objek fantasinya saat ia menulis cerita.
“Kencan.”
“Lagi?”
“Eoh, aku ingin cepat-cepat keluar dari rumah ini. Lagipula, hutangku padamu sudah lunas. Memangnya kau tidak mau menikah? Kau akan terus hidup seperti ini?”
“Eoh.”
“Wah … jinjja?! Tidak heran. Oh ya, apa penampilanku ini sudah bagus?” Dahyun memamerkan baju berwarna birunya yang dipadukan dengan rok yang baru ia beli seminggu yang lalu. Rambutnya dibiarkan terurai sementara wajahnya telah dipoles dengan make up tipis namun cantik.
“Jelek. Kau terlihat seperti bebek dan bibirmu terlihat seperti ampela ayam,” ucap Jungkook tanpa beban.
“Mwo?” Dahyun merasa tertohok. Ia mengeluarkan cermin dalam tas seraya mengamati riasannya lagi.
“Ya! riasanku ini sempurna tahu! Hah … lagipula, apa yang bisaku harapkan darimu. Sesekali, kau harus mencoba jalan-jalan dan keluar dari rumah ini, jangan terus berdiam diri seperti itu. Kau benar-benar menyia-nyiakan ketampananmu.”
“Ya ya … pergi saja sana, tapi jangan pulang terlalu malam.”
“Tsk, siapa kau mengatur-ngatur hidupku? Mau aku pulang malam atau berakhir diranjang bersama pria pun itu bukan urusanmu,” ujar Dahyun santai. “Aku pergi dulu ya, oppa. Jangan merindukanku,” ejeknya santai. Interaksi mereka kini sudah tidak sekaku dulu.
Jungkook berdecak tak peduli, namun tak lama setelah Dahyun keluar dari rumahnya, ia langsung meletakan stick game-nya.
“Mau aku pulang malam atau berakhir diranjang bersama pria pun itu bukan urusanmu.”
Jungkook langsung mengusak rambutnya kesal saat suara Dahyun kembali terngiang dalam kepalanya.
“Ck, Shin Dahyun, kau benar-benar membuatku tidak bisa hidup tenang.”
Lelaki itu segera beranjak menuju kamarnya, mengambil pakaian lalu bersiap untuk mandi. Kenyataannya benar-benar diluar ekspektasinya. Alih-alih membuat gadis itu menurut, ia justru malah selalu merasa gelisah setiap melihat gadis itu pergi berkencan.
Jungkook menutupi sebagian wajahnya dengan buku menu, sementara pandangannya terus mengarah pada meja di dekat jendela itu, di mana Dahyun dengan seorang lelaki terlihat tengah makan siang sembari bercengkrama ringan.
Ini bukan kali pertama ia membuntuti Dahyun yang tengah berkencan. Bahkan saking seringnya, ia jadi sering keluar rumah hanya untuk memastikan gadis itu baik-baik saja. Dan entah kesialan macam apa, Dahyun selalu berakhir menangis setelah kencan itu berakhir.
“Jungkook-ah, apa aku benar-benar terlihat tidak menarik? Kenapa kencanku selalu berakhir seperti ini,” ujar Dahyun kala itu diiringi isak tangis. Walaupun begitu, gadis itu tetap rajin mengikuti kencan buta seminggu sekali.
Jungkook berdecak saat menyadari kebodohannya. Kenapa ia harus membuang waktu berherganya hanya untuk memastikan Dahyun baik-baik saja? lelaki itu berdecak, akhir-akhir ini, ia merasa tidak mengenal dirinya sendiri.
Dahyun benar-benar telah membawa pengaruh buruk, membuatnya terus memikirkan gadis itu hingga ia kehilangan fokus. Jungkook meletakan buku menu, lantas memilih untuk ke luar dari café itu. Sudah cukup, ia tidak mau terlalu ikut campur urusan gadis itu lagi.
Translate:
Eoh = iya
Mwo = apa?
Jinjja = benarkah?
———
Mau double up?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top