#15. Kiss In The Night

Play multimedia

Rated: 18+
Happy reading 💕

“Jadi … ini tempatnya?” Jungkook mengangguk tanpa dosa sementara Dahyun mengehela napas lelah seraya merebahkan tubuhnya pada sofa. Pada akhirnya, mereka berakhir di rumah lagi.

“Bukankah sikapmu itu terlalu berlebihan? aku bahkan tidak bisa membeli es krim—woah, darimana kau mendapatkan ini?” Manik Dahyun langsung berbinar saat melihat ada banyak makanan di atas meja saat ini termasuk cokelat kesukaannya.

Jungkook tersenyum bangga, “Kau suka?”

“Tentu saja! Sudah lama aku ingin memakan ini.” Dahyun sangat senang, ia bahkan langsung melupakan es krimnya dan memeluk cokelat kesukaannya itu dengan senyum lebar.

Jungkook tersenyum gemas melihatnya. Mereka hanya berbeda setahun tapi Jungkook merasa kalau Dahyun seperti anak kecil yang sangat menggemaskan. Lelaki itu tidak pernah sesayang ini pada orang lain. Sejak kecil, ia sudah terbiasa menerima banyak cinta dari kedua orang tua dan kakaknya karena ia adalah anak bungsu dan sekarang, ia ingin memanjakan gadisnya.

Baru saja lelaki itu mendudukan dirinya di samping Dahyun, gadis itu langsung mengecup pipinya cepat membuat manik Jungkook membola.

Gumawo, terimakasih untuk hari ini,” ujar Dahyun seraya mengulas senyum lebar yang cantik, membuat Jungkook salah tingkah. Lelaki itu berdeham seraya memalingkan wajahnya, telinganya yang memerah tidak luput dari pandangan Dahyun yang semakin ingin menggodanya. Siapa yang mengira jika lelaki cuek ini pada akhirnya luluh juga oleh pesonanya.

Ya, kenapa kau gemar sekali menggodaku?” sungut Jungkook sebal.

“Kenapa? Tidak boleh ya?”

Eoh, itu tidak baik untuk keselamatanmu.”

Wah jinjja? Aku jadi takut.” Dahyun pura-pura merinding sementara Jungkook memutar bola mata.

“Terserah, kau makan dulu saja. Aku akan mandi.”

“Apa aku boleh bergabung?”

Jungkook mendelik, apa-apaan itu? Ia tidak salah dengar, kan?

“Tentu saja boleh, kebetulan aku juga sudah lupa dengan tubuhmu polosmu,” ujarnya sembari menyeringai, balas menggoda Dahyun.

Mwo? Dasar mesum!”

“Ayolah nona manis, bukankah kau tadi yang mengajakku untuk mandi bersama?”

“Enyah saja kau!”

Jungkook tertawa lepas. Satu sama. Dahyun benar-benar menggemaskan jika sudah merajuk.

Saat Dahyun ke luar dari kamarnya, ia dikagetkan dengan lilin yang telah di nyalakan dan bola-bola lampu yang di sebar sepanjang jalan menuju ruang tengah. Cahayanya sedikit remang tapi tidak begitu gelap saat ia telah tiba di ruang tengah. Gadis itu baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambutnya, namun Jungkook rupanya telah menyulap ruang tengah itu menjadi seperti bioskop mini yang diatur sedemikian rupa.

Woah, kau menyiapkan ini sendirian?” Jungkook menoleh, lelaki itu lantas berdiri dan menghampiri Dahyun.

“Duduklah. Filmnya sebentar lagi dimulai.”

“Kau mau kemana?” tanya Dahyun saat melihat Jungkook kembali melengos pergi.

“Mengambil makanan.”

“Biar aku bantu.” Dahyun segera mengambil alih dan menatanya dengan cantik di atas meja. “Nah, sudah. Ada lagi yang perlu dilakukan?”

“Ada.”

“Apa itu?”

“Kemarilah, duduk di sini.” Jungkook menepuk tempat di sebelahnya. Begitu Dahyun telah mendaratkan bokongnya di sana, Jungkook langsung membaringkan kepalanya di pangkuan Dahyun.

Mwoya, bukannya kita akan menonton film?”

“Tadinya sih iya, tapi aku berubah pikiran karena melihat wajahmu lebih menarik.”

Mwo? Ishh … bualan macam apa itu? apa kau begitu menyukaiku?” tanyanya iseng.

“Ya, sangat,” jawab Jungkook tanpa berpikir.

Dahyun agak terhenyak. “Sejak kapan?”

“Entahlah, kupikir aku tidak akan pernah menyukai gadis pendek, pemalas yang keras kepala.”

Ya!”

“Tapi ternyata kau melebihi ekspektasiku. Kau selalu mau belajar, dan memperbaiki segala kekuranganmu. Kau juga sangat lembut dan penyayang.”

Mwoya ige … kau siapa? Menggelikan sekali.” Gadis itu segera menjauhkan dirinya dari Jungkook namun lelaki itu langsung menarik pinggang Dahyun untuk mendekat ke arahnya.

“Kau?” tanya Jungkook. Obsidiannya menatap Dahyun dalam membuat gadis itu semakin hanyut dalam pesonanya. “Kau bagaimana? Apa sekarang sudah yakin dengan perasaanmu?”

“Ah aku … tentu saja. Aku juga menyukaimu.”

“Benarkah? Tapi aku perlu bukti.”

“Bukti? Bukti ap—“

Manik Dahyun membola saat Jungkook tiba-tiba saja menyatukan kedua belah bibir mereka. Tangan besarnya bergerak untuk menggenggam tangan Dahyun, sementara tangannya yang lain menyentuh leher Dahyun untuk memperdalam ciumannya.

Perlahan, Dahyun mulai memejamkan matanya dan membalas pangutan Jungkook yang semakin menuntut. Film di layar lebar terus berlanjut, namun keduanya sama sekali tidak menontonnya.

Jungkook menarik tubuh Dahyun, membawanya ke atas pangkuannya tanpa melepas pangutan mereka. Sesekali ia menyudahi ciumannya hanya untuk melihat wajah Dahyun yang merona, lalu kembali memangut bibirnya yang semanis cokelat. Percaya atau tidak, Jungkook sudah menantikan momen ini sejak lama.

Hey, apa kau sengaja menggodaku?” Suara berat Jungkook benar-benar membuat Dahyun merinding. Apa lagi saat tangannya mulai bergerak liar di atas pahanya yang tak terhalang kain.

“Celanamu terlalu pendek. Kemana perginya celana kotak-kotakmu itu?”

Dahyun hanya bisa meremas bahu Jungkook kuat saat lelaki itu mulai memberi tanda di lehernya.

“Malam ini pastikan kau mengunci pintumu ya,” bisik Jungkook di sela ciumannya. Bibirnya mengecup rahang dan kedua pipi Dahyun. “Abaikan saja saat aku mengetuk pintu kamarmu. Apapun yang terjadi, jangan pernah membukanya.”

Dahyun mengalungkan lengannya pada leher Jungkook. Napasnya masih memburu namun bibirnya mengulas senyum menggoda. “Kenapa?”

Jungkook kembali mencium bibir Dahyun dalam, napasnya semakin memburu seiring dengan gairahnya yang semakin meningkat. “Aku takut ‘merusakmu’ karena jika aku melakukannya sekarang, maka aku tidak ada bedanya dengan lelaki bejad yang mau melecehkanmu saat itu.”

Dahyun tersenyum di sela ciumannya. Hatinya berdesir hangat. Sepertinya, ia memang tidak salah mencintai Jungkook, lelaki ini benar-benar menjaganya.

“Lalu … kapan kita akan melakukannya?” tanya Dahyun. Jarak wajah mereka masih sangat dekat hingga napas hangat lelaki itu terasa membelai wajahnya yang memanas.

“Saat kau telah resmi menjadi milikku.” Jungkook mengecup kening Dahyun lama. “Aku akan segera melamarmu, secepatnya.”

M-mwo? Ta-tapi kita baru saja berkencan sekali.” Dahyun jelas kaget.

“Memangnya kenapa? kita sudah saling mengenal dan hidup bersama selama beberapa bulan.” Jungkook kembali tersenyum saat melihat Dahyun menggigit bibirnya gugup. Lelaki itu kembali mendekatkan wajahnya lalu berbisik tepat di telinga Dahyun, “Lagipula, aku sudah pernah melihat tubuhmu dan aku bersumpah, tidak ingin lelaki lain melihatnya jadi … bersiaplah, sebentar lagi aku akan mengganti margamu menjadi Hwang. Hwang Dahyun, istri sah lelaki tampan bernama Hwang Jungkook.”

Dahyun hanya bisa pasrah saat lelaki itu kembali menciumi wajahnya. Gadis itu senang, tapi disisi lain, ia juga khawatir akan nasibnya nanti.
“Jungkook-ah, kau tidak sedang mempermainkanku, kan? Pernikahan itu bukan untuk main-main. Ada banyak hal yang harus disiapkan dan—“

Syuutt—aku sudah tahu, itu sebabnya aku sudah menyiapkannya sejak lama. Kau tahu, aku paling tidak suka saat orang lain masuk ke dalam wilayahku, apalagi membiarkannya tinggal di sini bersamaku. Kau … mengerti maksudku, kan?”

Dahyun menggeleng, perkataan itu terdengar familiar tapi ia tidak paham dengan apa yang telah Jungkook siapkan sejak lama. Jungkook tersenyum—entah sudah berapa kali ia tersenyum hari ini padahal dulu lelaki itu jarang sekali tersenyum. Sudut bibirnya selalu membentuk seratus delapan puluh derajat.

“Nanti saat waktunya telah tiba, kau akan tahu apa maksudku.”

Well, gmn reaksi kalian pas baca chapter ini? 👀

Sudah siap menyapa endingnya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top