[DS] - Untold

Saat ini semua member NCT 127 berada di studio rekaman bersama produser dan beberapa staff untuk melakukan rekaman album repacked mereka.

"Sudah selesai?" tanya Yoojin—manager NCT—yang baru masuk sambil membawa beberapa kotak americano ice.

"Belum Hyung, ada beberapa bagian main dan sub vocal yang belum," jawab Taeyong

"Part-nya siapa?"

"Taeil Hyung, Johnny Hyung, dan Yuta Hyung," sahut Doyoung yang sejak tadi ikut menyimak pembicaraan.


Sedangkan di sudut lain, terlihat Jungwoo yang melepaskan earphone sambil tersenyum sebab mendengar pujian dari sang produser. Setelah selesai melingkari bagian yang sudah dia nyanyikan, Jungwoo keluar dari ruang rekaman dan melihat ada manager mereka sedang berbincang dengan Taeyong dan Doyoung. Kebetulan sekali.

"Kerja bagus Jungwoo-ya," ucap Yoojin seraya memberikan segelas americano ice.

"Kamsahamnida, Hyung."

"Istirahatlah dulu," kata Yoojin sambil menunjuk ke kursi kosong yang berada di sebelah Doyoung.

"Gwenchana Hyung, saya juga mau izin pergi keluar."

"Eodiga?" tanya Taeyong

"Ada urusan sebentar."

"Part-mu sudah selesai semua?"

"Sudah Hyung, yang tadi itu last take."

"Baiklah, jangan pulang larut malam."

"Nee." Jungwoo pun mengambil jaket, topi serta maskernya yang tadi ia taruh di sebelah Taeil dan memakainya dengan sedikit tergesah.

"Mau aku temani?" tanya Doyoung

"Tidak perlu Hyung."

"Kau yakin?" 

"Iya Hyung, gwenchana.

"Bagaimana kal—"

"Hyung!" ucap Jungwoo dengan sedikit penekanan, "aku akan bilang sendiri kalau mau minta ditemani, jangan berlebihan.

Perkataan Jungwoo membuat suasana hening sesaat. Baru kali ini mereka melihat Jungwoo berbicara dengan nada seperti itu.

"Mianhe, kalau begitu hati-hati," ucap Doyoung lirih.


Jungwoo pun keluar dari ruang studio rekaman, saat menuju lobby dia melihat seseorang yang juga keluar dari ruangan.

"Jungwoo Sunbae."

"Oh, Dejun-ie. Orenmanida."

"Bukannya Sunbae ada jadwal rekaman?"

"Sudah selesai, aku izin keluar duluan... jangan panggil aku Sunbae lagi, kita sudah sama-sama debut," ucap Jungwoo dan Xiaojun hanya meresponnya dengan tawaan kecil.

"Kebiasaan lama sulit dirubah Hyung."

"Kau ada keperluan apa kemari?"

"Ada urusan dengan team aransement."

"Oh yang project SM Classic itu?" tanya Jungwoo, dia memang sempat mendengar berita perihal mega project itu.

"Nee, Hyung."

"Bagus, kau memang pilihan terbaik untuk ikut membantu. Tetap jadikan ini kesempatan untuk belajar."

"Baik, Hyung."

"Aku duluan ya, lain kali ayo pergi makan hotpot bersama."

"Tentu saja, aku akan selalu meluangkan waktuku untukmu Hyung."

Jungwoo tersenyum tipis lalu melanjutkan langkahnya, namun kembali terhenti ketika Xiaojun memanggilnya. "Jungwoo Hyung."

"Hmm?"

"Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu, terima kasih sudah menjagaku selama trainee kemarin."

"Kalau seperti itu, hotpot-nya kau yang teraktir ya?" canda Jungwoo, keduanya pun kembali tertawa.

Bukan rahasia umum lagi, sewaktu mereka masih trainee, Jungwoo—salah satu sunbae—yang terkenal sangat displin, tegas namun sangat baik dan perhatian. Tidak hanya itu, berkat Jungwoo masa trainee Xiaojun, Hendery dan Yangyang terasa lebih ringan. Sepertinya traktiran hotpot pun tidak akan cukup untuk membalas budi sunbae-nya itu.


∞∞∞

Heeyoung menghelakan nafasnya. Akhir-akhir ini dia lebih mudah lelah dan sering pusing, sepertinya pulang dari sini dia harus membeli vitamin. Setelah menyelesaikan editing-nya, gadis itu bangkit dari meja kerjanya, lalu menuju pantry untuk membuat segelas kopi.

Namun tak lama kemudian terdengar suara notifikasi. Heeyoung pun mengambil handphone miliknya. 

Mungkin saja dari Doyoung Oppa. Tadi dia memang ada membalas chat dari Doyoung, pria itu memberitahukannya kalau hari ini grupnya ada jadwal rekaman jadi tidak bisa mendatanginya hari ini.

Namun, saat Heeyoung melihat layar handphone-nya, dengan sigap dia menoleh ke arah jam dinding kantornya yang ternyata masih kurang 15 menit lagi sebelum jam pulang kerja. Tanpa berpikir panjang gadis cantik itu membereskan mejanya tak lupa juga dia sempatkan untuk absen kepulangan. Heeyoung tidak peduli kalau nanti akan kena teguran, yang jelas dia harus pulang segera.

Sesudah sampai di halte bis gadis itu turun sambil membuka payungnya. Sial sekali, di saat dia terburu-buru mengapa harus hujan—padahal memang sejak tadi langit mendung—gadis itu pun berlari dengan tangan kanan yang membawa payung berwarna merah. 


Ketika Heeyoung berada di dekat rumahnya, dia melihat seseorang yang juga menoleh ke arahnya.

"Yak! Kemana payungmu?!!" tanya Heeyoung dengan nada setengah marah.

"Satu sama," ucap orang itu dengan bibir yang sedikit bergetar akibat kedinginan.

"Hah?"

"Anyeong, aku tau alamatmu dari Hyunjung Noona."

"Pabo-ya! Jungwoo pabo! Jinja!" Heeyoung memukul pelan dada pria yang berada di depannya.



Jungwoo saat ini berada di depan kamar mandi, Heeyoung tadi menariknya untuk segera masuk ke rumah gadis itu.

"Yang ini sepertinya cocok," ucap Heeyoung yang memberikan baju berwarna abu-abu dan celana kain berwarna hitam.

"..."

"Pakai saja, ini milik Oppa-ku, dia sedang shift malam. Nanti aku yang sampaikan ke dia."

"Gumawo, Heeyoung-ssi." Pria itu pun masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya yang hampir semuanya basah kuyup.

Tak butuh waktu lama Jungwoo keluar dari kamar mandi, ternyata Heeyoung masih menunggunya.

"..."

"Jadi?" tanya Heeyoung yang menanyakan maksud kedatangan Jungwoo.

Bukannya langsung menjawab, Kim Jungwoo malah mengambil handphone miliknya, lalu menunjukkannya ke Heeyoung,

Heeyoung

[20 - 7/03] : Jungwoo-ya kau sudah berusaha dengan baik, aku akan memberimu hadiah. Kau bebas memilihnya~

[20 - 9/03] : Kim Jungwoo sepertinya kau sangat sibuk ya? Tidak apa-apa hadiah dariku bisa kau tagih kapan pun kau mau.

"Aku mau dimasakkan ramyeon."

"Kau tidak perlu basah kuyub hanya untuk itu Jungwoo-pabo... aku akan marah kalau kau sampai sakit."

Jungwoo menatap kedua netra gadis yang berada di depannya, meski nada bicaranya terdengar seperti omelan tapi sorot mata berwarna hazel itu sangat lembut. Ketimbang marah, mungkin kata khawatir akan lebih cocok.

Dan gadis itu berkata akan marah jika sambil dirinya sakit? Tidak perlu menunggu itu, nyatanya beberapa hari ini, Jungwoo sudah merasa sakit, seperti ada yang membuat dadanya sesak.

"Kau laundry saja dulu pakaianmu, aku mau masak. Nanti ku panggil kalau ramyeon-nya sudah masak," sambung Heeyong dengan tangan yang menunjuk mesin cuci baju dan Jungwoo hanya menganggukkan kepalanya.

Bagaimana ini!? Pekik Heeyoung dalam hati. Sangat terlihat jelas betapa gugupnya Heeyoung saat ini. Bahkan, membuka bungkus ramyeon-nya saja jadi lambat karena tangannya sedikit tremor. Tadi saat Heeyoung masih berada di kantor, tiba-tiba orang yang sangat dia hindari—sekaligus dirindukan—mengirim pesan kalau dirinya berada di depan rumahnya.


Jungwoo masuk ke dalam dapur tepat saat Heeyoung mematikan kompor dan memindahkan ramyeon di meja makan.

Heeyoung menatap Jungwoo sejenak, Bagaimana aku bisa mengabaikanmu? 

Lalu dia menarik tangan pria itu menuntunnya untuk duduk di kursi meja makan. Tak hanya sampai situ, selanjutnya gadis cantik itu mengambil handuk yang tersampir di leher Jungwoo dan menaruhnya di atas kepala pria itu.

"Kau seharusnya mengeringkan rambutmu dulu," kata Heeyoung sambil mengeringkan rambut pria yang di depannya.

Suasana menjadi hening, Heeyoung masih terus menggosokkan handuk kecilnya di rambut itu. Sedangkan Jungwoo hanya terdiam sambil menatap wajah—cantik—gadis di hadapannya.

"Selamat atas hubunganmu dengan Doyoung Hyung." Ucapan Jungwoo yang tiba-tiba, membuat tangan Heeyoung terhenti sesaat sebelum gadis itu kembali mengeringkan rambut Jungwoo.

"Gumawo," sahut gadis itu sambil—memaksakan—senyum.

"Kau menyukainya?" tanya pria itu sambil menurunkan kedua tangan Heeyoung dari kepalanya.

"Aku fansnya. Sudah lama aku mengidolakannya."

"..."

"Wae?"

"Ani, aku senang mendengarnya."

Setelah perkataan itu, Jungwoo melihat tangan Heeyoung yang hendak menyentuh pundaknya namun tidak jadi.

"Heeyoung-ssi?"

"Molayo, jujur saja aku butuh sesuatu untuk melupakanmu."

"Hee—"

"Aku hanya perlu membiasakan diri hingga perasaan ini hilang sepenuhnya." Runtuh sudah pertahanan Heeyoung, air mata gadis itu mengalir, bibir merah itu ia gigit hingga tangisannya jadi teredam.

Melihat itu, tangan Jungwoo menyeka air matanya, lalu berhenti di pipi sebelah kanannya sambil mengusapnya pelan.

"Sebaiknya Doyoung Hyung tidak perlu tau tentang hal ini," ucap ungwoo sambil tersenyum tipis, berusaha untuk memberikan kekuatan untuk Heeyoung. Meskipun saat ini dialah yang sedang tidak baik-baik saja. "Dia pasti akan menjagamu dengan baik."

"Aku akan belajar untuk lebih mencintainya," kata Heeyoung sambil mengangguk pelan dan membalas tatapan pria itu. Sungguh ini situasi yang sulit dipahami, sepertinya tidak ada dari mereka berdua yang benar-benar jujur sepenuhnya. 

Meskipun dalam konteks saling melepaskan. Namun, yang terlihat justru mereka saling mengikat dengan posisi yang sama. Bahkan, jarak diantara keduanya kian menipis. Entah siapa yang memulainya duluan, tapi tidak ada yang berniat untuk menarik diri.

"Heeyoung-ah," panggil Jungwoo dengan lirih seraya menarik pelan wajah gadis itu ke arahnya. Sedangkan sang gadis hanya menuntup kedua matanya. Seolah pasrah akan jarak mereka semakin menipis hingga kedua ujung hidung mereka mulai bersentuhan.

Tapi, jarak itu terpisah lebar manakala mereka mendengar suara pintu depan terbuka. Dengan cepat berbalik Heeyoung menarik diri."Makanlah dulu, aku check ke depan sebentar." 

Saat gadis itu hendak pergi tangannya ditahan, dia pun berbalik menghadap Jungwoo, "Jungwoo-ya?"

"..."

"Jebal."

"..."

"Kau membuatku semakin beranggapan kalau kau juga sebenarnya menyu—"

"Heeyoung-ah," panggil seseorang yang berdiri tak jauh dari mereka berdua.

"Op—"

"Dokter Dongjo."

"Kim Jungwoo?" ucap Dongjo saat melihat wajah pria yang ikut menoleh menatapnya, "apa yang kau lakukan di sini?" 




[n.s]

NAHH LOHH BINGUNG KAN PASTI??? BAGAIMANA PERASAAN ANDA???? /tersenyum terbalik/ yakin masih mau lanjut sama cerita gk jelas ini ?? T_T

Di chapter awal pasti sudah bisa nebak kn kalau Heeyoung ini adik dari Dongjo, Oh yaaa sebelumnya mau ngucapi terima kasih untuk reader-nim. Cerita ini ada sempat diposisi #1 katagori "jungwoonct"

Alhamdulillah Nolan dapat kado dari kalian semua. sekali lagi terima kasih yaaa

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top