[DS] - Snoopy
Hyunjung sedang mengeringkan rambutnya. Kemarin dia pulang ke rumah karena 2 hari ke depan free schedule. Terdengar nada panggilan masuk, dia mengambil handphone nya dan melihat siapa yang menelponya.
"Yeoboseyo, Jungwoo-ya."
"Noona, nanti jadi ketemu?"
"Ho, di cafe biasanya ya."
"Arraseo Noona."
Setelah itu percakapan mereka berakhir, terlihat Hyunjung kembali menghubungi seseorang.
"Yeoboseyo, Eonnie."
"Heeyoung-ah, hari ini kau sibuk?"
"Ani, kemarin aku ambil cuti ... Wae Eonnie?"
"Ayo bertemu di cafe kemarin, aku melihat di SNS mereka sedang promo waffle."
"Jinjayo!? Ayo Eonnie! Jam berapa janjiannya?"
"Sore, jam lima."
"Arraseo Eonnie, sampai bertemu di sana."
"Ho."
Hyunjung sudah berusaha sebisanya. Mungkin dengan ini, dia bisa menolong Heeyoung bahkan juga Jungwoo. Walapun tidak ada yang memintanya.
>>>
"Uhm, pesan yang mana Eonnie?" Heeyoung yang tadi sedang menuangkan saos tomat, melihat Hyunjung dengan raut wajah bingung.
"Kenapa waktu itu kauminta alamat rumah Jungwoo?"
Heeyoung nampak berpikir sejenak. "Naega," gadis itu menatap Hyunjung, "geuneun geuriwo."
"Kau menyukai Jungwoo?"
"Molla, aku bingung... waktu melihat dia pergi begitu saja, itu membuatku sedih."
Hyunjung menatap lekat gadis yang berada di depannya. Perihal perkataan Heeyoung barusan, ia sama sekali tidak berbohong.
<<<
"Mungkin Heeyoung bisa membantumu Jungwoo-ya."
Gadis itu keluar dari kamar, menuju ke dapur untuk membantu Ibunya. Sepertinya hari ini dia akan menghabiskan waktu di rumah saja.
∞∞∞
Sekarang sudah lewat dari jam 5 sore, tapi Hyunjung belum juga datang. Bahkan telepon dari Heeyoung tidak dijawab. Mungkin sedang berada di perjalanan.
Sambil menunggu, Heeyoung mengambil kamera kesayangannya. Dia sengaja membawa itu karena setelah ini dirinya mau pergi ke suatu tempat, mungkin nanti Heeyoung akan mengajak Hyunjung ikut bersamanya.
"Heeyoung?" panggil seseorang.
Heeyoung yang awalnya melihat layar kameranya pun menoleh. Namun, yang dia lihat bukanlah Hyunjung tetapi...
"O! Kim Jungwoo!" Mereka berdua sama-sama terkejut, karena tidak mengira akan bertemu lagi di sini.
Sejenak Jungwoo terdiam, pria itu nampak sedang memikirkan sesuatu, lalu dengan dia bertanya dengan intonasi menduga, "Kau janjian sama Hyunjung Noona?"
"Ho... jangan bilang, kau juga?"
Keheningan Jungwoo dianggap sebagai jawaban iya oleh gadis itu. Mereka pun tersadar, kalau Hyunjung sengaja mempertemukan mereka berdua.
Suasana di antara mereka berdua langsung berubah menjadi canggung. Baik Jungwoo ataupun Heeyoung, keduanya terlihat membisu tapi saling mencuri pandang.
"Hyunjung Eonnie menjebak kita ternyata," ucap Heeyoung yang berinisiatif membuka topik pembicaraan.
"Hm."
Lagi-lagi kembali hening.
Tak lama kemudian, terdengar bunyi dari handphone Jungwoo. Pria itu pun mengambil handphone yang berada di dalam kantong coat-nya.
'Doyoung Hyung is calling' seperti itulah yang tertera di layar. Sesaat Jungwoo memandang gadis yang berada di depannya lalu melihat kembali layar handphone-nya.
"Gwenchana, kau bisa menjawabnya," kata Heeyoung.
Pria itu terlihat bimbang sebelum pada akhirnya dia meletakkan handphone-nya di telinga kanan. "Nee, Doyoung Hyung."
"Kenapa lama sekali diangkatnya?"
"Maaf Hyung, aku lagi bersama temanku."
"Lalu, mengapa kau angkat teleponku? Apa tidak menganggu kalian?"
"Dia bilang tidak masalah... Geunde, waegure Hyung?"
"Nanti saja kalau kau sudah di rumah."
"Arraseo, nanti ku telepon Hyung."
Jungwoo menutup teleponnya, lalu melihat Heeyoung yang sedari tadi memandanginya. "Waeyo?"
Seperti orang yang tertangkap basah, Heeyoung jadi salah tingkah. Lalu, dengan spontan dia bertanya, "Kau mau pesan sesuatu?" Kebetulan dirinya juga belum memesan sejak dia tiba.
Jungwoo hanya mengangguk singkat dan Heeyoung pun memanggil pelayan cafe. Kemudian, seorang wanita bercelemek biru datang sembari membawa menu list dan buku catatan.
"Strawberry waffle dan chocomatcha."
"Americano ice dan kentang." Pelayan itu pun mencatat pesanan mereka, lalu berkata untuk menunggu sebentar.
"Kau baru pulang kerja Heeyoung-ssi?"
"Tidak, aku sedang cuti hari ini," jawab Heeyoung, "ah, lebih tepatnya cuti sambil bekerja."
Heeyoung menghela nafas, dia menangkup wajah dengan kedua tangannya. "Awalnya atasanku tidak memberiku izin tapi akhirnya dia mengizinkanku, walapun ada syaratnya."
"Staff agensi ternyata sibuk juga."
"Ho, apalagi nanti group Hyunjung Eonnie mau comeback, akan ada overproject yang harus di selesaikan dengan cepat." Heeyoung meletakkan kepalanya di meja, menyembunyikan wajahnya di balik lengan yang terlipat.
Tiba-tiba dia merasakan ada yang menggenggam tangan kanannya.
"Kau pasti bisa."
Mendengar perkataan itu, Heeyoung pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah depan. Seketika jantungnya berdegup kencang saat mendapati Jungwoo sedang tersenyum sambil menatapnya. Senyuman itu... sekilas membuat Heeyoung kembali teringat kenangan lama.
Langit di Korea kini sudah berubah jadi gelap. Sekarang mereka berdua berada di depan cafe tanpa adanya percakapan.
Kemudian, tiba-tiba Jungwoo bertanya, "Perlu ku antar pulang?"
"Tidak usah, soalnya habis ini aku mau mampir dulu."
"Ke mana?"
"Myeondong, ada barang yang harus ku beli."
Jungwoo nampak berpikir sejenak, pria itu memandang ke langit lalu ke arah Heeyoung. "Ayo, ku temani."
Myeongdong merupakan salah satu distrik belanja yang terbesar di Korea Selatan, banyak terdapat toko-toko yang menjual barang-barang dengan harga sedang sampai mahal, dari produksi dalam negeri maupun internasional. Setelah menaiki bis selama 20 menit akhirnya mereka sampai juga.
Jungwoo dan Heeyoung pun turun di halte bis, mereka berjalan kaki ke arah seberang menuju tempat yang mau mereka kunjungi. Setibanya di Myeongdong Street, kedua insan itu masuk ke jalan itu. Terlihat Heeyoung mencari-cari toko tersebut dengan Jungwoo yang mengikutinya di samping. Tak lama, mereka menemukan toko yang bertuliskan 디지털 센터 atau Digital Center.
Dan ternyata barang yang dicari Heeyoung adalah lens cleaner, cairan yang biasa dipakai untuk membersihkan lensa kamera.
"Ke sini cuma beli itu?" tanya Jungwoo.
"Nee, hanya tempat ini yang menjual LC original... lensa kamera itu sedikit sensitif kalau membersihkannya dengan LC tiruan yang ada jadi buram karena lapisannya terkikis dan itu adalah mimpi buruk kalau sampai terjadi sama kameraku," jelas Heeyoung panjang lebar sembari menatap botol LC itu.
Jungwoo tersenyum tipis. "Kau masih belum berubah, ya?"
"Hm?"
"Kesukaanmu terhadap kamera, masih sama seperti dulu."
Pipi Heeyoung tiba-tiba terasa panas. "K-kau mengingatnya?"
Namun, pertanyaan itu tidak dijawab Jungwoo, pria itu berjalan terlebih dahulu, lalu berkata, "Di dekat sini ada penjual es krim enak."
Kim Jungwoo, kau...
"Terima kasih." ucap Jungwoo yang menerima dua cone es krim dan memberikannya satu ke Heeyoung.
"Gumawo, Jungwoo," Heeyoung langsung menyatapnya, "uhm, rasa vanila memang yang terbaik."
Untuk masalah rasa es krim, baginya rasa vanila-lah yang terbaik. Ketika Heeyoung hendak menyantap lagi, tiba-tiba dia merasa tangannya tertahan. Kemudian, Jungwoo menarik tangan Heeyoung—yang memegang es krim—ke arahnya dan menyantap es krim milik gadis itu.
"Kau benar," ucap Jungwoo.
"Y-ya! Kau sudah punya es krimmu sendiri."
"Tapi yang ini rasa coklat."
Ya, tentu saja aku tau kalau itu rasa coklat.
"Ta-tapi, kau memakannya hampir setengah," ucap Heeyoung. Sebenarnya bukan itu masalahnya, melainkan karena Jungwoo menyantap es krimnya tepat di tempat yang tadi dia makan berarti secara tidak langsung mereka sudah berci...
Heeyoung tidak ingin melanjutkannya, dia malu.
"Heeyoung-ssi, sepertinya ada tempat yang mau kudatangi."
Dari Myeongdong, jika berjalan kurang lebih 1 km akan terlihat bangunan yang menjulang tinggi. Salah satu ikon kebanggaan Korea Selatan, Namsan Tower. Dan saat ini mereka sedang berada di sana, lebih tepatnya di ketinggian lebih dari 200 meter.
"Wah, ternyata pemandangan di malam hari lebih bagus."
"Ternyata?" tanya Jungwoo.
"Ini pertama kalinya aku ke sini saat malam hari." Heeyoung mengeluarkan kameranya, dia membidik ke arah pemandangan malam yang berhias lampu-lampu kota.
Setelah berhasil mengabadikan momen itu, dia mengecek kembali hasil jepretannya. Figur cantik itu tersenyum puas. "Kau mau lihat hasilnya?"
Jungwoo yang ditawari pun menganggukkan kepala, tapi bukannya memberikan kamera itu kepada Jungwoo, gadis itu justru mendekatkan tubuhnya sambil menunjukkan hasil foto tadi.
"Bagus, tidak salah Starship menerimamu," kata Jungwoo.
Tentu saja perkataan itu membuat pipi Heeyoung kembali bersemu. "Gu-gumawo."
Mereka lanjut melihat foto yang lainnya tanpa merubah posisi mereka. Sebenarnya, Jungwoo tidak lagi melihat foto-foto itu, sangat terlihat jelas dari ujung matanya mengarah pada gadis yang sedang membelakanginya. Saking dekatnya, bahkan dia bisa melihat dengan jelas mole milik Heeyoung yang ada di hidung sebelah kiri.
"Yang ini juga bagus, kan?" Pertanyaan Heeyoung seolah menangkap basah Jungwoo, meskipun sebenarnya gadis itu tidak tau kalau dirinya diam-diam sedang diperhatikan.
Atensi Jungwoo langsung beralih ke kamera lagi. Namun, pandangannya tidak sengaja menangkap sesuatu yang menempel di dekat multi controller.
"Snoopy," ucap Jungwoo sambil menunjuk stiker itu. Perlahan Heeyoung berbalik hingga berhadapan dengan pria itu.
"Majayo," ucap gadis itu sambil menundukkan wajahnya saat menyadari jarak mereka yang bisa dibilang sangat dekat.
"Nan," kemudian dia kembali menatap kedua mata Jungwoo, "chowahae."
Mendengar itu, tubuh Jungwoo hanya terdiam kaku.
[n.s]
BLACK HAIRNYA KIM JUNGWOOOOOOOOOO BIKIN AMBYARRRRRR (ノへ ̄、) HELP MEEEE
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top