[DS] - Rain
Setelah merayakan ulang tahun October line, member Dream pulang ke dorm mereka. Sedangkan sisanya sudah berpindah tempat ke dapur.
"Haechan sama Mark, jadi ikut mereka?" tanya Yuta ketika memasuki dapur.
"Jadi, mereka sudah janji sejak seminggu yang lalu," kata Taeyong sambil menyicipi rasa masakannya.
"Aigoo, mereka tidak tau kalau Jungwoo tidur di sini?" tanya Jaehyun yang sedang membantu Taeyong memasak jadi ikut bertanya.
"Gwenchana Hyung," jawab Jungwoo, tadi dia juga melihat Mark ditarik paksa sama Chenle dan Haechan yang dirangkul Jeno.
Beberapa menit kemudian, Doyoung, Johnny, Taeil bergabung bersama mereka, terlihat masing-masing dari mereka memegang alat kebersihan.
"Sudah selesai?" tanya Taeyong, dialah yang memberikan tugas ke mereka bertiga untuk membersihkan ulang living room karena menurutnya yang tadi masih jauh dari kata bersih.
"Tidak usah dicek lagi Hyung, kami sudah lelah membersihkannya," jawab Doyoung sambil berjalan ke arah kulkas, dia sangat ingin meminum air dingin.
"Andwae! minum air biasa saja." Johnny merebut botol yang berisi air dingin tadi, lalu meminumnya, "lagian, bukannya besok lusa kau ada rekaman soundtrack ya?"
Doyoung pun tidak bisa bersikeras, dia memilih untuk menjauh dari kulkas dan duduk di sebelah Jungwoo yang sejak tadi menahan tawanya.
"Tertawa saja, tidak usah ditahan," kata Doyoung yang terlihat pasrah. Selang sedetik, suara tawa pun memecah keheningan, tidak hanya Jungwoo yang tertawa tetapi semua member. Ya mau bagaimana lagi, apa yang dikatakan Johnny sepenuhnya benar dan tidak bisa dibantah dengan alasan apapun.
Tidak lama, Taeyong dan Jaehyun bergabung di meja makan dengan membawa kimchi soup buatan mereka. Taeil pun menuju ke lemari untuk mengambil beberapa mangkok dan sendok, Johnny membawa 2 botol air biasa. Sedangkan yang lain hanya diam menunggu di meja makan.
"Yuta, ambil nasi di dapur," pinta Taeil, pria asal Jepang itu pun berdiri dan berjalan ke arah dapur dan mengambil nasi.
Mereka menyantap soup yang tersaji di depan, "Woah, jadi ingat masa-masa trainee."
"Masakan kalian yang terbaik."
"Kami masak ini untuk Jungwoo. Kenapa kalian ikut makan?" tanya Taeyong.
"Porsinya terlalu banyak untuk satu orang, Hyung," jawab Doyoung, member lain ikut menganggukkan kepala meraka, pertanda setuju.
Mereka melanjutkan makan malam sambil berbincang, menceritakan banyak hal mulai dari kehebohan member saat Haechan terkena demam, Yuta yang sempat beberapa hari sulit buang air besar, dan sebagainya. Jungwoo sampai tersedak beberapa kali karena tidak bisa berhenti tertawa.
Seusai makan malam mereka saling membantu untuk membersihkan peralatan masak dan makan yang tadi digunakan.
"Kau tidur di kamar, kan?" tanya Jaehyun ke Jungwoo.
"Ten—"
"Ani, dia tidur di kamarku," ucap Doyoung yang memotong perkataan Jungwoo.
"Yoojin Hyung tidur di mana?"
"Hyung kan tidak ada di dorm, malam ini dia tidur di rumahnya."
"Ani ... Jungwoo-ya tidurlah di kamar," sengit Jaehyun. Doyoung memincingkan ujung matanya.
"Aku yang mengajaknya kemari," timpal Doyoung yang tidak mau mengalah.
Member lain terdiam ketika melihat pertikaian panas itu. Sungguh konyol sekali mereka berdua yang berkelahi hanya karena tempat tidur Jungwoo. Bahkan objek yang diperebutkan tidak bisa berkomentar, dia jadi bingung harus tidur di mana?
"Geumanhae." Akhirnya Taeyong bersuara, pria itu terlihat memijit bagian pelipisnya. "Bagaimana kalau kita tidur di ruang tengah? Kalian berdua pinggirkan dulu sofanya, nanti biar aku dan Taeil Hyung yang menyiapkan tempat tidurnya."
Hanya butuh waktu 30 menit untuk merubah living room—ruang tengah—menjadi tempat tidur yang luas dengan 7 bantal yang disusun sejajar. Dan sekarang semuanya sudah menempati tempat tidur mereka; Yuta-Jaehyun-Jungwoo-Doyoung-Taeyong-Johnny-Taeil. Saking nyamannya tempat tidur dadakan mereka, terlihat beberapa member sudah terlelap.
"Cepat sekali mereka tidur," kata Doyoung yang melihat Yuta, Johnny, Jaehyun dan Taeil sudah tidak bersuara, bahkan Jungwoo pun juga.
"Kau juga harus tidur, jangan bergadang terlalu larut."
"Aku belum mengantuk, Hyung." Doyoung bangkit dari tidurnya, dia terduduk dan membalikkan badannya lalu menatap Taeyong.
"Aku kepikiran sesuatu," sambung Doyoung yang mengalihkan atensinya ke Jungwoo.
"Wae?" tanya Taeyong yang ikut melihat Jungwoo.
"Apa sudah ada perkembangannya, Hyung? Ini sudah cukup lama sedangkan agensi hanya memberi waktu enam bulan."
"Kau tidak boleh menanyakan ini kepadanya Doyoung-ah ... Nanti terkesan kita menekannya untuk cepat sembuh, itu bisa membuatnya merasa terbebani."
"Tapi Hyung, aku khawatir kalau lewat dari batas waktu dia bisa dikeluarkan."
"Arayo ... Aku pun juga tidak ingin kehilangan Jungwoo," ucap Taeyong sambil memegang telapak tangan Doyoung, "kita harus percaya padanya, jangan sampai kekhawatiran kita malah membuat kondisinya semakin memburuk ... penyakit psikis tidak sesederhana itu."
Doyoung hanya terdiam mendengar jawaban Taeyong yang masuk akal, dia pun kembali ke posisi tidur. Sedangkan, di sisi lain mereka berdua tidak sadar kalau sebenarnya Jungwoo belum tidur, dia hanya memejamkan matanya sejak tadi dan mendengar semua percakapan mereka.
Aku akan berusaha Hyung,
Karena aku juga sangat ingin bernyanyi bersama kalian lagi.
Setelah sarapan bersama Taeyong dan Doyoung. Jungwoo langsung mandi dan bersiap ke rumah sakit, sebab hari ini jadwalnya konsultasi dengan dokter Dongjo.
"Tidak mau ditemani?"
"Dwaesseo Hyung," kata Jungwoo yang menolak tawaran Doyoung.
"Arraseo ... kalau berubah pikiran telepon saja, nanti ku susul."
"Nee." Jungwoo melangkah ke arah pintu keluar, namun langkahnya tertahan saat Taeyong memberinya payung.
"Bawa ini."
"Gumawo Hyung."
"Hati-hati di jalan, sering-seringlah mampir. Walaupun kau sedang hiatus bukan berarti tidak boleh ke sini."
Jungwoo hanya tersenyum sambil mengambil payung dari Taeyong, pria berbadan tinggi itu melambaikan tangan ke arah kedua hyung-nya lalu melangkahkan kakinya keluar.
Seusai dari rumah sakit, Kim Jungwoo langsung pulang ke rumahnya. Hari ini dia hanya konsultasi biasa dan tidak melakukan terapi hipno seperti biasanya. Dokter Dongjo berkata mulai hari ini tidak akan terlalu sering menggunakan metode itu lagi.
>>>
"Mulai sekarang kita akan mengurangi terapi hipnotisnya," ucap dokter Dongjo, membuat Jungwoo bingung.
Pria berjas putih itu memberikan sebuah buku, "Mari kita coba dengan ini."
"Maksud dokter saya harus menulis diary?"
"Bingo. Kau bebas menuliskan apa saja, yang penting buku ini harus dibawa setiap kita mau konsultasi."
<<<
"Apa saja." Jungwoo bermonolog sambil menatap buku yang dia pegang.
Di ruangan office Starship Entertaiment terlihat seorang gadis cantik yang sedang fokus mengerjakan project-nya. Setelah 2 minggu ini dia lembur untuk promosi comeback WJSN dengan mini album 'As You Wish'.
Kini Heeyoung kembali mendapatkan tugas baru, begitu sudah selesai dia pun langsung menghadap ke atasannya.
"Bukannya sudah dibilang bagian yang ini dihilangkan saja!" Terdengar suara bentakan dari ruangan kepala divisi media.
"Joesonghamnida, tetapi menurut saya kalau dihapus akan menghilangkan kesan drop shadow-nya."
"Saya tidak minta pendapatmu!" pria itu melemparkan flashdisk ke arah Heeyoung, "jangan merasa hebat hanya karena kau special recruitment di tim ini. Cepat perbaiki! hasilnya langsung kirim ke email saja."
Heeyoung mengangguk paham, dia kembali meminta maaf sebelum meninggalkan ruangan atasannya. Gadis itu kembali ke meja kerja dan memperbaiki sesuai dengan yang diminta dan menyelesaikan beberapa tugas lainnya.
Tidak terasa sudah pukul 6 sore, sudah saatnya dia pulang. Heeyoung pun membereskan barang-barangnya. Gadis berambut panjang itu kini berada di lift. Berulang kali dirinya menghela nafas berat, meskipun sudah berusaha untuk mengendalikan emosinya tetap saja dia masih merasa sangkal akibat perkataan atasannya tadi.
Begitu sampai di lantai satu, gadis itu langsung keluar, betapa terkejutnya dia melihat seorang pria yang juga keluar dari lift sebelah. Pria itu hanya menggunakan maskernya, tidak memakai hoddie seperti biasanya.
"Kim Jungwoo."
Pria berbadan tinggi itu menghentikan langkahnya lalu berbalik melihat sosok yang memanggilnya tadi.
"Heeyoung."
Saat ini Heeyoung dan Jungwoo sedang berjalan di trotoar. Setelah bertemu di lantai satu gedung Starship Entertaiment, mereka pun memutuskan untuk pulang bersama.
"Tadi habis datangi Eonnie?"
"Hmm, dia minta hadiah untuk first win comeback-nya," jawab Jungwoo. Kemarin WJSN berhasil menempati posisi pertama di program musik The Show dan Hyunjung langsung menelponnya untuk menagih hadiahnya—padahal mereka tidak sedang taruhan.
"Kalian masih saja sedekat dulu."
"Tentu saja." Suasana kembali hening seusai Jungwoo menrespom perkataan Heeyoung.
Mereka terus berjalan hingga halte bis. Namun, gadis itu tetap melanjutkan langkahnya.
"Kau tidak pulang?"
"Ho, sepertinya aku mau menghibur diri dulu," gumam Heeyoung dengan nada yang pelan. Namun, masih jelas terdengar oleh Jungwoo.
"Wae geurae?" Jungwoo langsung berdiri dihadapan gadis itu, dia bisa melihat Heeyoung yang sedang menahan air mata, "malhaebwa."
Heeyoung terdiam sejenak. Sungguh! Dia paling tidak bisa ditanya seperti ini karena akan membuatnya semakin ingin menangis. Gadis itu menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk tersenyum.
"Jungwoo-ya ... mau temani aku ke Pojangmacha?"
Tanpa menjawab ajakan Heeyoung, Jungwoo menarik ujung tas gadis itu dan berjalan menjauhi halte bis.
"Ajhuma, samgyeopsal panggangnya dua porsi."
"Nee Agassi, sojunya tidak sekalian?"
"Soju andwae," tegur Jungwoo. Tetapi gadis itu pura-pura tidak dengar.
"Sojunya satu botol Ajhuma." Mendengar itu Jungwoo berdecak tidak percaya.
Tidak lama pesenan mereka datang : 1 botol soju, 2 porsi set samgyeopsal panggang milik Heeyoung, sedangkan Jungwoo hanya memesan seporsi tteokpokki dan 1 botol air mineral.
"Akhh! Soju memang obat penghilang masalah," ucap Heeyoung yang setelah meneguk minuman itu, gadis itu juga menyantap samgyeopsal.
"Kau harus coba Jungwoo-ya." Pria itu sedikit terkejut ketika gadis di depannya ini menyodorkannya daging yang sudah dibungkus dengan daun salada. Jungwoo pun membuka mulutnya, menerima suapan dari Heeyoung.
"Mhmm! Mashisseo," ucap Jungwoo yang terkejut, ternyata rasa samgyeopsal sangat lezat.
"Geuchi?"
Heeyoung juga menyantap tteokpokki milik Jungwoo, setelah itu dia kembali menuang soju ke gelasnya namun ditahan sama pria yang berada di depannya ini.
"Malhaebwa, museun iri isseotdeon geoya?" tanya Jungwoo sambil menatapnya serius.
Sepertinya Heeyoung tidak bisa menahannya lagi, tak lama terdengar suara isakan. "Aku kesal sekali hari ini."
"Wae?"
"Atasanku marah," gadis itu mengambil tisu dan mengeluarkan cairan yang menyumbat hidungnya tanpa merasa malu, "hanya karena aku tidak merubah semua bagian yang direvisi. Tapi bukan berarti dia bisa seenaknya melempar flashdisk ke arahku sambil memaki. Bahkan dia mengungkit-ngungkit hal yang tidak perlu."
Jungwoo hanya bisa mendengarkan semua keluh kesah Heeyoung. Karena pria itu tau, biasanya ketika perempuan sedang curhat artinya mereka hanya ingin didengarkan dengan baik sampai mereka selesai berbicara.
Heeyoung-ah, ucap pria itu dalam hati.
Setelah menghabiskan makanan yang tadi dipesan, Heeyoung dan Jungwoo langsung menuju halte bis. Begitu transportasi umum itu berhenti, mereka berdua pun langsung naik dan sekitar 20 menit kemudian, akhirnya mereka sampai di tempat pemberhentian berikutnya. Namun, ketika mereka turun dari bis tiba-tiba hujan mengguyur deras.
Heeyoung menggosok kedua telapak tangan lalu menempelkannya di kedua pipinya, gadis itu terlihat kedinginan sebab hanya mengenakan blouse setengah lengan—tidak ada blazer atau sejenisnya.
"Lain kali pakai jaket walaupun hanya keluar sebentar," ucap Jungwoo sambil menyampirkan jaketnya ke pundak gadis itu.
Mereka menatap ke arah jalan raya. Malam ini di halte bis, Heeyoung dan Jungwoo kembali menghabiskan waktu bersama dengan menunggu hujan reda.
Ini hangat, aku menyukainya.
[n.s]
Nothing
Cuma mau bilang ttp dukung dgn cara vote dan komen yaa makasih 💞
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top