[DS] - Hyunjung Noona
Jungwoo menyerahkan buku ke pria di depannya. Hari ini dia datang tepat waktu lengkap dengan diary yang sudah terisi.
"Jungwoo-ya, ka—"
"Bernyanyi adalah hal yang paling ingin saya lakukan, Dok."
"Kau tidak perlu memaksakan diri, kita masih punya waktu satu bulan."
Suasana berubah menjadi sunyi, dokter Dongjo kembali menatap pria muda yang berada dihadapannya ini.
"Setelah lima bulan hiatus saya tersadar, bernyanyi bukan hanya sekedar alasan." Jungwoo menatap kedua mata dokter Dongjo, "bahkan kalau waktu bisa diputar, saya bakal tetap ikut audisi itu, Dok."
"..."
"Kali ini saya tidak akan menyerah seperti dulu."
Dongjo berusaha mencari rasa ragu di kedua netra Jungwoo, namun dia tidak melihat itu. Pria berjas putih itu nampak berpikir cukup lama sebelum dia menutup buku diary Jungwoo dan mengembalikannya.
"Kemungkinan tiga sampai empat bulan ke depan aku tidak ada di Korea, kau harus tetap menghubungiku untuk konsultasi by phone."
"Jadi maksud dokter—"
"Kalau kau sampai tidak sadarkan lagi, aku sendiri yang akan menendangmu sampai bangun."
"Kamshamnida, Dok," ucap Jungwoo, "jeongmal, kamshamnida."
(..)
Sudah 15 menit berlalu semenjak Kim Jungwoo meninggalkan ruang praktiknya, kali ini sesi konsultasi hanya sebentar saja karena pukul 4 sore nanti Dongjo ada rapat dengan kepala departemen. Terlihat ia sedang mengetik hasil perkembangan pasiennya tadi, lalu pria tampan itu mengambil ponselnya.
"Yeoboeseyo?"
"Yoojin-ssi, ini saya Nam Dongjo, Dokternya Jungwoo."
"Ah ne, bagaimana Dokter?"
"Besok manager-nim bisa datang ke sini? ... saya ada kabar baik."
(..)
Sebenarnya setelah konsultasi dia mau pergi ke dorm namun tidak jadi, Pria itu memutuskan untuk langsung pulang ke rumah.
Jungwoo menyipitkan matanya dan sedikit mencondongkan kepalanya. Apa saat ini dia sedang berkhayal? Kenapa dia melihat ada seorang gadis yang mirip dengan Heeyoung sedang berdiri di depan rumahnya?
"Annyeong, orenmanida." Ternyata memang Heeyoung, dilihat dari penampilannya, sepertinya gadis itu baru pulang kerja.
"Kenapa kemari? Ada perlu apa?"
"Ada yang mau aku omongi, di dekat sini ada taman kan?" tanya Heeyoung.
"Tunggu sebentar," ucap Jungwoo, lalu pria itu masuk kedalam rumah.
Tidak lama kemudian dia keluar dengan membawa syal abu-abu dan mengalungkannya ke Heeyoung.
"Apa aku harus mengingatkanmu juga untuk memakai syal selama bulan Desember?"
"..."
"Wajahmu memerah Heeyoung-ssi."
Mereka pun berjalan menuju taman bermain yang tidak jauh dari rumah Jungwoo, sebelumnya juga mereka mampir ke cafe untuk membeli 2 cup hot coffee.
Setelah berjalan kira-kira 10 menit, mereka sampai di taman bermain. Jungwoo terlebih dulu duduk di kursi tanam, lalu di susul dengan Heeyoung.
"Jadi ada apa?" tanya Jungwoo, sambil menatap gadis yang duduk di sampingnya.
"Aku mau mengajakmu bikin party suprise buat Hyunjung Eonnie."
Jungwoo seketika melihat handophone-nya. Ah benar, sebentar lagi hari spesial Hyunjung "Ada yang bisa kubantu?"
Heeyoung terkejut mendengar respon Jungwoo, dia kira pria itu akan menolak. "Temani aku membeli kue," kata Heeyoung dengan cepat "a-aku kurang mengerti selera Eonnie yang seperti apa."
Alasan yang bagus, Nam Heeyoung.
"Arraseoyo," ucap Jungwoo yang berusaha menahan senyumnya, "mau beli sekarang?"
"Nanti saja, lagian masih tiga hari lagi."
"Majayo."
"..."
"Jungwoo-ya."
"Hmm?"
"Aku boleh minta kontakmu?" tanya Heeyoung.
Jungwoo terdiam sejenak sebelum menjawab, "Ku kira kau sudah punya dari Noona ... sini handphone-mu."
Heeyoung memberikan handphone-nya ke Jungwoo, pria itu mengetik nomornya agak lama lalu mengembalikan handphone tersebut.
"Saat ini aku sedang hiatus, buat apa kau berlangganan bubbleku?" tanya Jungwoo, "aku tidak sengaja melihat notif verifikasinya di bar status," sambung pria itu.
Nam Heeyoung terlihat kaget sampai kehabisan kata-kata, kali ini dia harus memakai alasan apa.
Jungwoo kira member WJSN akan ikut merayakan ulang tahun Hyunjung. Namun, nyatanya hanya ada mereka bertiga di cafe dekat rumah pria itu. Saat ini mereka berdua mencoba menenangkan Hyunjung yang tidak bisa berhenti menangis.
"Geumanhae Noona ... kau menangis seperti anak kecil," kata Jungwoo, selang sedetik dia merasakan pukulan dari Hyunjung.
"Mianhe Eonnie," timpal Heeyoung, sambil memeluk Hyunjung. Sepertinya dia dan Jungwoo sudah keterlaluan. Pasalnya perayaan mereka bisa di bilang sangat telat, untungnya saja cafe ini masih buka meskipun sudah jam 10 malam lewat.
"Ku kira kalian tidak ingat sama sekali," jawab Hyunjung yang mengusap pipinya yang basah, "ya kalau orang ini aku maklum saja."
Jungwoo memincingkan matanya, sebab merasa perkataan itu peruntukan ke dia. "Cih, Aku bahkan membelikanmu hadiah Noona."
"Jinjja!? Tumben sekali."
Jungwoo merogoh saku celananya dan mengambil benda kecil berwarna putih.
"Selamat ulang tahun Noona, semoga ke depannya kau selalu sehat dan bahagia," ucap Jungwoo, Hyunjung terkejut melihat hadiah dari Jungwoo dengan antusias dia membuka penutup atas benda kecil itu. Namun isinya tidak seperti yang Hyunjung harapkan.
"Aishh! Jinjja! Kau minta dipukul ya!?"
Jungwoo tertawa lepas melihat raut Hyunjung, sedangkan Heeyoung hanya bisa melihat interaksi diantara mereka berdua, gadis itu tidak berani memotong ataupun memulai pembicaraan baru.
Entah kenapa dia selalu merasa asing setiap melihat kedekatan Jungwoo dan Hyunjung.
"Yak, jangan-jangan kau juga begini ke Heeyoung?" tanya Hyunjung membuat Jungwoo berhenti tertawa.
"Hah?"
"Seolma! ... kau tidak memberikan Heeyoung hadiah ulang tahun?"
"Eonni—"
"Kau pasti tidak memberitahukannya, kan?" tanya Hyunjung ke gadis yang berada di sampingnya "tanggal tujuh Oktober, hari ulang tahunnya. Dasar kalian berdua se—"
"Cepat potong kuenya Eonnie, aku sudah tidak sabar ingin memakannya," ucap Heeyoung yang berusaha mengalihkan pembicaraan.
Bersyukur Hyunjung memilih mengambil pisau dan memotong kuenya, lalu memberikan potongan kue tersebut ke Jungwoo dan Heeyoung. Malam ini, tanggal 24 Desember 2019, mereka menikmati matcha cheesecake, kue kesukaan dari orang yang sedang berulang tahun.
∞∞∞
Sekarang Jungwoo sedang berada di kamarnya, pria itu terlihat sibuk dengan kegiatan berkemas pakaian yang akan dia bawa saat balik ke dorm. Tadi siang Jungwoo menerima telepon dari manager NCT, Yoojin Hyung.
Beberapa saat kemudian seseorang membuka pintu kamarnya, terlihat seorang wanita cantik yang tersenyum lembut lalu memeluk Jungwoo.
"Jungwoo-ya ... bibi merindukanmu," ucap wanita itu sambil mencium pipi Jungwoo.
"Ajhum— Aw!" ucapan Jungwoo terhenti sebab wanita itu mencubit perutnya. "Berapa kali dibilang jangan panggil Ajhumma."
Jungwoo sontak tertawa, dia memang sengaja mengatakan itu. Bibinya kalau sedang mengomel seperti ini sangat mirip dengan seseorang.
"Cubitan Eomma kurang kuat," celetuk seseorang yang sejak tadi berdiri di depan pintu.
"Hushh, kau ini." Wanita itu menarik lengan Jungwoo. "Kaja Jungwoo-ya."
Di halaman belakang, Jungwoo melihat ayah, ibu, dan pamannya sedang berbincang sambil memakan daging panggang. Pria itu mengambil posisi di sebelah kakaknya yang duduk di teras, tak lama dia merasakan seseorang menyenggol badannya.
"Ups, sengaja," ucap seorang gadis yang ikut duduk di sebelah Jungwoo.
"Dasar pendendam."
Mendengar perkataan Jungwoo gadis itu langsung menarik kupingnya. "Appo!"
"Yak! Jangan bertengkar disini."
"Hyunjung Noona yang mulai duluan."
"Aigoo, orang-orang bisa iri melihat love-hate kalian."
"Hah! Love dari mananya?" tanya Hyunjung sambil mengambil kotak kecil berwarna putih, "dia mengerjaiku kemarin, yang benar saja ada hadiah ulang tahun seperti ini."
"Kau kan sudah tau adikku memang usil," ucap kakaknya Jungwoo yang tertawa melihat benda itu, "Kau juga! Tidak ada habisnya ngerjain Hyunjung," sambungnya sambil menyentil jidat Jungwoo lalu pergi meninggalkan mereka.
"Mianhe, Noona," kata Jungwoo.
Namun tidak ada respon dari Hyunjung. pria itu pun berdiri dan kembali masuk ke dalam rumah, tak lama kembali lagi dengan membawa 2 kotak berwarna tosca.
"Kali ini sungguhan," ucap Jungwoo sambil memberikan 1 kotak ke Hyunjung, gadis itu membuka bagian atasnya, dia terpana dengan benda yang ada di dalamnya. "Bunga daisy kesukaan Noona kan?"
"Gumawoyo... ini cantik sekali. Kau memang yang terbaik." Jungwoo mendecak ketika mendengar gombalan licik Hyunjung,
"Kenapa ada dua kotak?" tanya gadis itu.
"Aku mau titip ini ke Noona, tolong kasihkan ke Heeyoung."
"Kenapa tidak kau sendiri yang kasih?"
"Besok pagi aku sudah harus balik ke dorm."
"JINJA!!" tanya gadis itu, Jungwoo menganggukkan kepalanya.
Mendengar itu Hyunjung langsung memeluk Jungwoo.
"Syukurlah Jungwoo-ya," kata Hyunjung yang tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya. Pria itu hanya bisa terkekeh ringan.
Tak lama terdengar suara wanita. "Aigoo, perasaan tadi kalian berdua sedang perang dingin."
"Eomma," ucap Hyunjung, ketika melihat Ibunya yang membawa daun selada.
"Ayo gabung sama yang lain, dagingnya juga sudah matang."
"Nee Komo," kata Jungwoo kepada ibunya Hyunjung yang tak lain adalah bibi kandungnya, adik perempuan dari Ayahnya. Dengan kata lain, Hyunjung adalah sepupu kandung dari Jungwoo. Inilah alasan mengapa wajah mereka terlihat mirip.
Tidak banyak orang yang mengetahui tentang fakta ini, sebab mereka berdua sepakat untuk merahasiakannya.
[n.s]
Jungwoo NCT & SeolA WJSN (a.k.a Kim Hyunjung)
Mirip bgt si kalau kataku, vibesnya juga mirip sama2 Monster on the stage
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top