[DS] - Hipotesis

Saat sampai di depan pintu, Jungwoo langsung memutar kenop dan masuk ke dalam kamar. Terlihat Johnny yang sedang menyetrika pakaiannya. Ah ternyata ada Taeil juga.

"Yak! Kenapa kau mengikuti?" tanya Taeil.

"Aniji, aku tidak mengikutimu, Hyung."

"Ck, alasan," ucap Taeil sambil mendekati Jungwoo tak lupa dengan pipi sebelah kanan yang menonjol akibat ada lidah yang mendorongnya dari dalam.

Sepertinya mereka akan melakukan ritual rutin. Ini memang biasa terjadi antara Jungwoo dan Taeil, untungnya dengan cepat Johnny memutar badan Taeil membelakangi Jungwoo.

"Geumanhae, ini masih pagi," kata Johnny, pria asal Chicago menuntun Taeil ke ranjangnya Haechan lalu mendudukkan main vocal itu, "wae Jungwoo-ya? Ada yang bisa ku bantu?"

"Aku bingung harus pakai jaket yang mana," ucap Jungwoo sambil menunjukkan beberapa jaket yang dia bawa.

Tidak heran. Jungwoo memang sedikit payah dalam hal ini sedangkan untuk masalah fashion, memang Johnny sangat bisa diandalkan sehingga para member sering meminta pendapat seputar oufit kepada pria asal Chicago itu

"Coba kita lihat, warna bajumu biru ber—"

"Lebih cocok dipasangkan sama jaket yang kuberi waktu itu," potong Taeil.

"Ya, aku juga tadi mau pakai yang itu Hyung, tapi baru ingat kalau jaketnya kupinjamkan ke temanku."

"Perempuan?"

"Eo-eotteohge alji ?" tanya Jungwoo, pasalnya memang benar jaket pemberian hyung-nya itu dia pinjamkan ke Heeyoung, waktu di halte bis dan sampai sekarang belum dia minta kembali.

Sedangkan di sisi lain, Taeil memandang Jungwoo dengan tatapan yang sulit diartikan, terlihat seperti orang yang tengah bimbang.

>>>

Haechan dan Taeil menaruh barang belanjaannya di dapur. Seharusnya sudah mulai tadi mereka sampai kalau saja Haechan tidak mengobrol dengan gadis tadi.

Kebetulan sekali di dapur juga ada Mark sedang memotong semangka bersama Doyoung. Haechan pun buru-buru mendatangi mereka, "Doyoung-ah."

"Auh! Teruskan saja banmalmu itu," ucap Doyoung saat mendengarnya.

"Coba tebak aku habis ketemu siapa Hyung?"

"Hmm?"

"Noona cantik yang menolongmu waktu itu," ucap Haechan dengan senyum jahilnya.

Tentu saja jawaban ini membuat Doyoung yang sedang makan semangka jadi tersedak. "Mwo!? Geojitmal."

"Jinjja Hyung, kami bertemu di depan minimarket tadi. Iya kan Taeil Hyung?"

Taeil mengangguk setuju, sebenarnya dia juga tidak mengerti apa hubungannya dengan Doyoung.

"Sayang sekali Hyung tadi menolak ajakanku."

"..."

"Hyung? Wae?"

"Bagaimana kabarnya dia?" tanya Doyoung.

"Noona terlihat baik-baik saja Hyung."

"Syukurlah."ucap Doyoung lirih sambil tersenyum miris.

"Wae Hyung? Apa ada mas—"

"Aku sudah mengajaknya."

"Untuk?"

"Berkencan."

Suasana dapur menjadi hening beberapa saat, sebelum suara teriakan terdengar dari ketiga orang lainnya.

"MWO?! JINJJA?"

"Oeh~ itu benar."

"Neo michyeosseo?" kata Taeil, pria berambut merah itu bergabung dan duduk di depan Doyoung.

"Ya sepertinya begitu Hyung, aku memang sudah gila."

"Kapan?" tanya Taeil, "maksudku bulan-bulan kemarin kita sibuk persiapan comeback."

"Hyung ingat waktu aku izin sama manager habis kita rekaman?"

"Eoh, tapi bukannya kau bilang mau datangi kakakmu?"

"Iya Hyung dan disana kami bertemu lagi," kata Doyoung, pria itu mengambil nafas panjang sebelum kembali melanjutkan, "aku kira awalnya hanya terbawa suasana karena waktu itu dia menolongku, ternyata semakin hari aku tidak bisa melupakannya ... begitu melihatnya lagi, aku mengajakkannya berkencan."

"Lalu jawabannya?"

"Dia menyuruhku untuk menunggu."

"Jadi sampai sekarang Noona belum jawab?"

"Ya, chat terakhirku hanya dibacanya."

"Kalian sudah saling tukar kontak?"

"Aku yang memberikan id KakaoTalk-ku duluan ... itu sudah lama."

"Woah! Aku tidak percaya ini. Coba saja aku tau lebih dulu, mungkin bisa ku tanyakan langsung tadi ke Noona."

"Yak! Memangnya kau tau umurnya? Mulai tadi manggil dia Noona-Noona," ucap Doyoung.

"Awalnya tidak. Tadi pas ketemu di depan minimarket, aku ragu memanggilnya Noona." kata Haechan lalu mengambil semangka yang dipotong Mark, "tapi ternyata memang benar, pas kutanya tahun lahirnya dia jawab kelahiran sembilan delapan."

"Seumuran Jungwoo Hyung?" tanya Mark yang sejak tadi hanya menyimak dan direspon dengan anggukan dari Haechan.

"Tenang saja Hyung, kalau kau ditolak aku siap menghiburmu."

"Yak! Kau minta dipukul!" ucap Doyoung dengan tangan yang siap memukul Haechan,  namun tidak jadi sebab Taeil menahan tangannya.

"Yang lain tau tentang ini?"

"Ani Hyung, baru kalian bertiga kuberitau," jawab Doyoung, "untuk sementara tolong rahasiakan ini, aku mohon."

<<<

"Hyung?" Panggilan itu membuat Taeil tersadar, dia mengedipkan matanya berkali-kali sebelum melihat ke arah Jungwoo.

"Ani~ aku hanya asal tebak saja. Ternyata benar ya? Woo~ Kim Jungwoo, siapa gadis beruntung itu?"

"..."

"Yang ini kayanya cocok untukmu," kata Johnny sambil memberikan jaket rajut, sepertinya pria itu tidak sadar kalau sudah mengalihkan pembicaraan.

"Majayo, kalau begitu aku pinjam ini ya Hyung." Jungwoo pun mengambil jaket rajut dan merapikannya di depan cermin.


Tak lama kemudian pintu kamar itu terbuka.

"Sudah kuduga kau pasti di sini," ucap Jaehyun saat melihat Jungwoo.

"Kau meninggalkan handphone-mu," timpal Doyoung yang berada di belakang Jaehyun, pria itu masuk ke dalam kamar dan memberikannya ke Jungwoo.

"Gumawo Hyung."

Doyoung hanya tersenyum sambil menepuk pundak Jungwoo."Kaja, manager sudah nunggu di bawah."

Mendengar itu Jungwoo dan Johnny pun segera bersiap lalu keluar dari kamar, meninggalkan Taeil sendirian.

"Semoga saja dugaanku ini salah."

Sebenarnya Taeil tidak mau berhipotesis seperti ini, tapi tetap tidak bisa. Apalagi saat tadi dia melihat perubahan ekspresi Jungwoo, raut wajahnya sama persis seperti Doyoung waktu itu. Taeil berharap semoga gadis itu bukan orang yang sama.

https://youtu.be/V9-6qPatzCE

Begitu sampai di lokasi syuting, mereka berempat; Jungwoo, Johnny, Doyoung dan Jaehyun langsung melakukan briefing. Hari ini mereka akan menjadi bintang tamu di acara MMTG.

"Gwenchana?" tanya Doyoung.

"Nee, jangan khawatir Hyung."

"Obatmu sudah kau minum?" tanya Jaehyun.

"Ani, aku lagi mencoba untuk mengurangi dosis konsumsinya."

"Yak! Kau yakin tidak jadi masalah?" ucap Doyoung dengan nada yang naik setengah.

"Jangan memarahinya, justru bagus Jungwoo tidak mau tergantung dengan obatnya," sahut Johnny, pria itu menatap Jungwoo, "santai saja ... tenang, ada kami yang menjagamu."

"Nee Hyung," kata Jungwoo sambil tersenyum lega. Seharusnya dia lebih terbuka sejak awal debut, pria itu jadi sedikit menyesal karena terlambat menceritakan semuanya kepada member. Tak lama mereka berempat di panggil staff acara.


"Lalalalalalala~ nan chowa."

"Handagoo~"

Sedetik kemudian satu studio menjadi riuh ketika Jungwoo melakukan role player model Pocari Sweat, baik staff ataupun member yang lain tidak bisa menahan tawa mereka. 

Selama syuting berlangsung tidak ada masalah, semua member sangat kompak bahkan Jungwoo terlihat sangat natural. Dia berusaha sebaik mungkin untuk menjadi dirinya sendiri hingga akhir syuting.









[n.s]

NCT 127 on MMTG

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top