Ch. Four : I'm Not That Crazy
CHAPTER FOUR
I'm Not That Crazy
< Let's take a trip down a dark place, Baby.
Look for me now, I'm not that crazy. >
Kaivan tidak kembali ke rumahnya meski dirinya mengucapkan salam perpisahan 'selamat malam' pada Arvi di depan kos perempuan itu. Kaivan memiliki tempat berlari sendiri yang tidak akan pernah bisa Arvi mengerti jika perempuan itu tahu. Sejauh ini, Arvi bisa diandalkan sebagai seseorang yang ada untuk Kaivan. Perempuan itu tidak menuntut apa pun dan Kaivan hanya perlu menjalankan apa yang dirinya tentukan dari awal, dan Arvi akan menentukan jalannya sendiri seiring waktu.
Hubungan mereka tak akan bergerak ke mana pun, sebab Kaivan tidak menginginkan hal romantis dengan Arvi. Dia hanya ingin menyimpan Arvi menjadi bagian yang tidak perlu dikemukakan.
"Baru balik lu? Berhasil perawanin anak gadis, Kai?" tanya Lonardo, teman satu tongkrongan yang sudah hafal betul kelakuan Kaivan.
"Bagi korek," ucap Kaivan yang mengabaikan pertanyaan Lonardo.
"Besok-besok lu nggak usah ke sini, deh, Kai. Makin pelit aja lu soal hubungan ranjang." Lonardo mengeluh dan tetap memberikan pemantik kepada Kaivan.
"Kalo Kai diem aja, itu tandanya si ceweknya enak banget sampe nggak mau dibagi-bagi." Celetukan Bagas membuat Kaivan menyeringai. "Nah, kan. Apa gue bilang. Dia udah ngerasain enak makanya disimpen sendiri. Coba kalo nggak enak, dia umbar betapa jelek performa si lawan main."
"Taik! Lu pada emang nggak bisa jaga mulut."
"Lah, lu juga nggak bisa jaga mulut, Kai. Nggak tahan liat ada cewek yang beda dikit, lu deketin, ajakin jadi temen, lu rayu pake mulut berbisa lu, terus ujungnya lu cobain juga pake mulut kan?"
Bagas tertawa keras dengan ucapan Lonardo yang memang tidak salah. Tongkrongan mereka rusak, itu sudah pasti. Namun, Kaivan tidak berniat untuk membawa nama Arvi dalam tongkrongannya yang buruk. Rasanya tak nyaman saja membahas Arvi sekarang ini.
"Beneran, nih, nggak mau bagi-bagi yang sekarang?" tanya Bagas yang tetap saja penasaran dengan apa yang temannya dapatkan.
"Gue nggak gosip sama kalian. Apa yang gue mau bagi, bakalan gue bagi. Yang nggak, ya tetep punya gue."
Lonardo dan Bagas saling bertatapan dengan gestur bingung. Keduanya lalu menaikkan bahu tak peduli lagi. Mereka merokok dan membahas hal-hal secara acak dan membiarkan Kaivan berada di sana. Lama-lama, bar tersebut diisi lebih banyak orang. Semakin malam, orang semakin bangun dan meramaikan suasana. Kaivan tidak tertarik dengan apa pun saat ini. Dia hanya sedang menikmati masa-masa nyaman yang dirinya miliki.
"Kai, masih suka sama si vloger?" tanya Bagas yang mengarahkan tatapan ke depan.
"Hm? Vloger yang mana?" Kaivan berbalik tanya.
"Itu, si Angela Varsha."
Kaivan mengagumi Angela Varsha yang kini berprofesi sebagai vloger, aktif di Instagram, dan website. Perempuan itu benar-benar memiliki daya tarik tersendiri yang membuat Kaivan tidak bisa melepaskan pandangannya.
"Kenapa lo nanya soal itu, Gas?"
Bagas menggerakan dagunya ke depan dan Kaivan mengikutinya. Di sana, perempuan yang disebutkan nama lengkapnya oleh Bagas sedang berdiri bersama teman-temannya dan sepertinya beru datang karena masih terlihat sober dengan senyuman dan tawa yang tidak bisa Kaivan lepaskan begitu saja.
"Anjir, lu liatinnya norak banget!" bisik Bagas yang mengamati semua tingkah laku temannya itu. "Onad keliatan lebih pinter kalo lu lagi tergila-gila sama cewek, Kai!"
"Berisik! Kalian urusin aja urusan kalian sendiri, gue mau ngapain itu terserah gue."
Kaivan tidak pernah mengatakan dengan gamblang siapa Arvi yang didekati untuk dimanfaatkan saja tubuhnya. Namun, Kaivan menjelaskan secara gamblang mengenai rasa sukanya terhadap Angela Varsha yang sangat dihargai oleh lelaki itu. Angela Varsha adalah target perempuan yang benar-benar ingin dijadikan kekasih oleh Kaivan, bukan sex buddy semata. Jika mereka akan melakukan seks, maka Kaivan memastikan bahwa itu adalah kegiatan yang menggunakan perasaan cinta.
"Kenapa lu selalu nggak berani deketin dia, sih, Kai? Mumpung ada di tempat yang sama, nih! Biasanya lu jadi serigala berbulu anjing, kenapa kalo sama Angela Varsha lu melempem kayak kambing mau disembelih?" Lonardo yang memiliki kosa kata unik mengeluarkan kalimat ajaib agar Kaivan berani mendekati Angela Varsha.
"Nad, kayaknya lu mesti duluan deketin si Angela Varsha biar si bego ini kelimpungan."
Kaivan langsung menatap kedua temannya dengan tajam. "Jangan jadi temen bajingan lu berdua. Ini nggak main-main, gue nggak mau sembarangan deketin Angela. Dia spesial, nggak kayak yang lain. Gue nggak berniat deketin buat mainan aja."
Bagas yang menangkap salah satu temannya dalam kelompok Angela langsung melambaikan tangannya hingga membuat Kaivan panik. "Lu ngapain, sih, Gas?!"
"Jangan ge'er, Njing. Gue lagi nyapa si Joana."
Lonardo langsung penasaran. "Suruh gabung, Gas! Suruh gabung! Temennya cantik semua itu."
Lonardo dan Bagas melancarkan rencana mereka dengan baik. Namun, Kaivan menjadi pihak yang paling berdebar. Dia tidak tahu bahwa akan mendapatkan kesempatan seperti ini.
"Hai, Bagas! Apa kabar?" sapa Joana lebih dulu.
"Kabar baik, Jo. Sini, sini. Gabung mau, kan?"
Joana menatap dua temannya yang lain. "Girls, how you think?" tanya Joana.
"Gue oke, Jo." Salah satu perempuan mengangguk tanpa ragu.
"Angel, lo gimana? Nggak apa-apa gabung sama temen gue?" tanya Joana pada Angela.
"Okay. Nggak ada masalah."
Mereka bergabung dan membuat masing-masing mendapatkan teman mengobrol. Bagas dan Joana yang memang sudah dekat langsung turun menuju lantai dansa, sedangkan Lonardo dan salah satu teman perempuan Joana menghilang entah ke mana. Tersisa Angela dan Kaivan yang duduk dengan pikiran sibuk sendiri.
Sebenarnya Angela sedang sibuk menggunakan ponsel keluaran terbarunya. Mungkin karena dia seorang pengguna aktif sosial media maka semua barang yang dimiliki adalah keluaran terbaru.
"Masih aktif bikin konten di Youtube?" tanya Kaivan memulai pembicaraan.
Angela langsung menutup layar ponselnya dan memfokuskan diri pada Kaivan. "Oh, lagi nggak produktif bikin konten di Youtube. Stuck sama idenya."
"Padahal banyak subscriber yang nungguin. Sayang banget kalo nggak rutin upload video baru."
"Oh, ya? Kamu salah satu subscriber-nya?"
Kamu? Angela Varsha ternyata di dunia nyata juga pake aku-kamu? Kaivan terkejut dengan bahasa yang digunakan perempuan itu.
"Kenapa? Kayak kaget gitu?"
"Oh ... nggak. Pake 'aku-kamu' juga?"
"Juga?"
Kaivan mengutuk mulutnya sendiri yang menggunakan kata 'juga' disaat seperti ini. Mentang-mentang Arvi menggunakan gaya bahasa yang sama.
"Maksudnya—"
Angela tertawa pelan dan mengangguk. "Aku tahu maksudnya, kok."
Perempuan itu lalu menyodorkan tangannya. "Kenalan, dong. Aku belum tahu nama kamu."
"Kaivan Janitra."
"Angela Varsha."
"Aku tahu nama itu. Siapa yang nggak kenal Angela Varsha."
Angela kembali tertawa dengan ucapan Kaivan. "Masa, sih? Kamu belum jawab pertanyaanku tadi, kamu salah satu subcriber aku?"
Kaivan menggaruk keningnya yang tak gatal. "Ya ... begitulah."
"Thank you, Kai."
"Hm?"
"Makasih karena kamu mau nonton chanel-ku yang nggak jelas."
"Siapa bilang nggak jelas. Aku suka semua konten kamu. Apalagi yang jalan-jalan di NYC, doing nail art. Looking so good."
"Wow! Kamu nonton itu juga?" Angela takjub dengan Kaivan yang mengetahui video lamanya. "Padahal itu video lama."
"Ya, tapi asyik."
"Kamu mau jadi guest?" tawar Angela langsung.
"Huh?"
"Kamu dan aku, doing nail art together. Atau bisa juga konten yang lain. Together."
Kaivan sepertinya sedang menguarkan aroma keberuntungan dari dalam dirinya hingga mendapatkan kesempatan seperti ini dengan Angela Varsha.
[Yang mau baca duluan bab 12 dan 13 sudah ada di Karyakarsa, ya. Semoga kalian semakin geregetan. Happy reading!]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top