Bagian: 8

Shoose mengamati berkas-berkas di atas mejanya. Kemudian, ia melirik jam dinding.

"Sudah hampir waktunya pulang... Kira-kira hari ini makan apa ya? " Shoose beranjak untuk membersihkan mejanya. Ia kemudian berpamitan pada Aisu dan segera pulang.

Dalam perjalanan pulang, ia teringat bahwa ia akan mampir ke Julimarket untuk membeli bahan makanan bulan ini.

Saat sedang asyik memilih sayuran, hpnya berdering. Ia segera mengangkatnya.

"Halo, Soraru-kun? Ada apa tiba-tiba menelpon? Biasanya managermu yang akan menelpon jika berurusan dengan penjagaan... Huh? Apa? Bisa katakan sekali lagi?... " Shoose mendengarkan baik-baik tiap kata dari mantan penyanyi remaja yang kini menjadi penyanyi terkenal dengan suara yang khas itu.

"Kita... Bisa bertemu? " Jawaban dari seberang telpon membuat ujung bibirnya terangkat.

***

Ibu Mafu masuk ke dalam rumah. Pintu tertutup keras, tapi semua kebisingan itu tidak membuat Mafu terkejut. Ia sedang berada di dapur saat ini, menyiapkan makan malam. Itu pun dari hasil kerja sambilannya saja, masakan sederhana Mafu menjadi menu utama.

"Ibu, selamat datang..." Kata Mafu menyambut kedatangan ibunya.

"Siapa kau bisa memanggilku ibumu hah? Dasar anak kurang ajar! " Bentaknya pada Mafu.

"Ibu... Tidak mau makan? " Tanya Mafu pelan-pelan. Ibu Mafu membuang semua makanan diatas meja. Lalu menarik tangan Mafu kasar.

"KAU MAU MERACUNIKU YA! KAU SAMA SAJA SEPERTI AYAH BODOHMU ITU! LEBIH BAIK KAU KUKURUNG SAJA DARIPADA MENIMBULKAN MASALAH LAGI! " Mafu mencoba melawan. Ia tidak suka di kurung di tempat gelap. Kegelapan, hanya membuat hawa-hawa negatif mempengaruhinya. Apalagi di rumah neneknya ini, mempunyai sejarah kelam juga.

"Tidak! Ibu!-Salah apa? Kenapa? Ibu!" Mafu melawan sekuat tenaga.
Ibunya semakin gencar menyeretnya ke penjara bawah tanah yang tersembunyi di gudang yang terpisah dari rumah utama.

Kekejaman dari ibu Mafu adalah bawaan dari kakeknya yang juga sangat kejam. Nenek Mafu selalu menjadi sasaran kemarahannya. Bahkan, ia sampai membuat ruangan khusus untuk menghukun orang-orang yang menentangnya.

Tak lama, kakek Mafu meninggal karena kecelakaan yang misterius, entah sengaja atau tidak sengaja, tidak ada yang tahu apa yang terjadi padanya. Nenek Mafu akhirnya terbebas dari kekejaman kakek Mafu. Tapi, ibu Mafu yang juga pernah menjadi pelampiasan kemarahan sang kakek sampai sekarang masih menyimpan dendam, yang kini ia lampiaskan pada Mafu.

"MASUK! " Ibu Mafu mendorongnya ke dalam ruang bawah tanah. Ditutupnya pintu tersembunyi itu dan dikunci dari luar. Gudang juga digembok dan kuncinya disimpan.

***

Nqrse hampir saja terjatuh dari kursinya apabila ia tidak berpegangan pada meja makan.

"Apa?! Mafuyu! " Nqrse mengulang nama adiknya itu.

"Ya, dia bertemu dengan Soraru-kun beberapa hari yang lalu. Kita bisa bertemu dengannya lagi... Dan kali ini aku tidak akan membiarkannya bersama ibunya lagi. Soraru-kun bilang, ia sangat ketakutan saat ditanya tentang ibunya. Pasti ia berusaha melindunginya lagi! Aku yakin itu! Polisi-polisi disana sepertinya sudah disogok untuk tidak memberitahuku kebenaran yang terjadi. Sialan, tch! " Shoose mendecakkan lidahnya. Nqrse memukul meja.

"Kita harus segera, kakak! Akan kuremukkan para polisi-polisi keparat itu! Beraninya menerima uang haram! " Nqrse berkata sengit. "Lagipula... Kenapa kakak tidak mengajakku jika tadi bertemu dengan Soraru yang terkenal itu?! Mou! Kakak curaangg~" Nqrse memukul Shoose pelan. Shoose tertawa seraya meminta maaf.

(Di dalam ruang bawah tanah)

Hawa disana sangat dingin dan menyeramkan. Kakeknya benar-benar tidak main-main, disana bahkan ada beberapa tulang-belulang entah milik siapa!

Ini memang bukan pertama kalinya Mafu ada disini, tapi ia tidak bisa berhenti gemetar. Bisikan-bisikan dari sesuatu yang tak kasat mata selalu menghantuinya-seperti hendak mengambil kesadarannya.

"Ukh... Jangan mendekat... Biarkan aku sendiri! " Gumam Mafu. Suara-suara itu seperti berada di dekatnya. Padahal seharusnya ia tidak bisa mendengar bisikan-bisikan karena ia tuli.

"Berat sekali bukan? Lalu, kenapa kau masih menahannya juga? Mari, bergabunglah bersama kami. Maka, tidak ada yang bisa menyakitimu lagi. " Bisik salah satu suara. Mafuyu semakin gemetar. Ia sangat takut pada mereka semua yang selalu membujuknya untuk ikut mati seperti mereka. Bagaimana kalau-bagaimana kalau Mafu benar-benar menuruti keinginan mereka? Apa ia benar-benar akan bebas? Tidak-tidak-tidak! Ia tidak boleh terhasut perkataan mereka!

"Jangan mendekat! Aku tidak ingin... Mati! Banyak hal yang... Berharga untukku! "

"Memangnya... Apa itu? Bukannya kau tidak punya? Ibumu membencimu, teman-temanmu tidak ada yang peduli padamu, bahkan orang yang kau sebut keluarga rela mengembalikanmu ke neraka ini... Mafuyu, aku selalu memperhatikanmu..."

Mafu menggeleng, air matanya berjatuhan. "Tidak! Bohong... Aku punya! Ibu... Hanya sedang kesal... Temanku... Ada... Amatsuki-kun... Sho-nii menyayangiku... " Nafasnya tidak teratur. Ia selalu takut saat berada disini, ia akan kesulitan bernafas dan akhirnya pingsan disana sampai pagi.

"Mereka...Nyata... Kalian membohongiku... " Satu sosok terbentuk. Gumpalan asap berwarna putih membentuk sesosok manusia dengan leher patah. Air mata Mafu berhenti, maniknya melebar. Ia terpaku oleh kuncian hantu itu.

"Padahal aku sudah berbaik hati padamu. Keluarga sialanmu itu harus dimusnahkan agar kami bisa tenang. Dengan cara apapun. Kami menuntut balas dendam! "
Belum selesai sosok itu berkata. Mafu sudah pingsan duluan. Malam yang dingin itu, mendatangkan mimpi buruk bagi Mafu.

***

Keesokan harinya, Mafu sudah keluar dari sana. Ia harus membuat sarapan dan membersihkan rumah. Jadi, ibu Mafu mengeluarkannya.

Keadaan Mafu sangat memprihatinkan. Kulitnya sepucat kertas. Mata sembab dan ia memiliki rambut yang acak-acakan. Kejadian kemarin selalu membuatnya seperti itu. Ibu Mafu tidak peduli juga, ia mengunci pintu rumah dan tidak membiarkan Mafu keluar hari ini.

***

Shoose mengendarai mobilnya bersama Nqrse. Perjalanan itu panjang dan cukup melelahkan. Tengah hari kemudian, mereka sampai di kota tempat Mafu berada.

"Kak, memangnya Mafu enggak sekolah? " Tanya Nqrse pada Shoose yang masih fokus berkendara.

"Hm? Dia sekolah. Aku sendiri yang telah memastikannya, kepala sekolahnya adalah Vip-Tenchou-teman lamaku. " Ujar Shoose.

"Lalu apa tidak ada laporan seperti tingkah laku Mafu yang aneh atau semacamnya? " Nqrse bertanya sekali lagi.

Shoose menghela nafas. "Meskipun begitu, dia tidak bisa selalu mengawasi satu murid saja kan?! Mafu juga sepertinya menutup-tutupi rasa sakitnya... Aku tak pernah mengerti tentang pikiran anak itu. Apa yang telah ia lewati selama ini? " Kata Shoose panjang lebar.

"Dia yang terlalu dewasa... Atau kita yang terlalu kekanak-kanakan dan menganggap semuanya baik-baik saja? " Lanjut Nqrse. Nqrse melebarkan bola matanya. "Ngomong-ngomong soal sekolah, bukannya ini masih jamnya sekolah? Tidakkah seharusnya kita menjemputnya di sekolahnya? "

Shoose mengerem mendadak, Nqrse terlonjak kedepan-dia berteriak kesal. "Apa-apaan sih kak? Bahaya tau! "

Shoose terkekeh. "Maaf-maaf, aku hanya tidak terpikirkan hal itu. " Ia kemudian memajukan mobilnya perlahan menuju sekolah Mafuyu.
.
.
.
.
.
"Hah? Tidak masuk? " Suara Shoose menggema di ruangan itu. Nqrse juga terkejut ia hendak mengatakan hal yang sama dengan kakaknya, tapi keduluan.

"Iya. Kemarin dia masuk, tapi hari ini tidak. Tidak ada keterangan juga, tapi biasanya ia akan datang dijam-jam ini. Bukannya anak jaman sekarang memang gemar membolos ya? " Kata Vip-Tenchou pada Shoose dan Nqrse.

"Bukan begitu... Hanya saja untuk kasusnya agak berbeda. Pasti terjadi sesuatu padanya, aku yakin itu. Ayo kita pergi, Nqrse-chan. " Shoose segera beranjak keluar dari ruang kepala sekolah. Diperjalanan menuju mobil, ia secara tak sengaja menabrak salah satu murid. Shoose segera minta maaf.

"Maaf, kami sedang buru-buru. "
"Ah! " teriak murid itu tiba-tiba.
"A-Apa? "

"Anda kakaknya Mafuyu-chan kan? " Tanya Amatsuki memastikan, ternyata Amatsukilah yang Shoose tabrak tadi.

"Kau mengenalku? " Tanya Shoose.

"Ya! Saya pernah melihat anda bersama Mafuyu-chan saat masih SD. Apa anda mencari Mafuyu-chan? Dia tidak masuk hari ini, kebetulan saya ingin melihat ke rumahnya sepulang sekolah. " Kata Amatsuki menjelaskan.

"Ya, dan aku juga ingin ke rumahnya untuk mengetahui keadaanya yang sebenarnya. Apa kau tahu sesuatu?"

Amatsuki menunduk dalam. Ia meremat seragamnya. "Maafkan aku, seharusnya aku menceritakan hal ini pada orang dewasa. Tapi Mafuyu-chan melarangku untuk memberitahu orang lain. Kini aku tahu, bahwa menyembunyikan hal ini justru salah!... Mafuyu-chan itu..." Amatsuki meneguk ludahnya. "Ia selalu disiksa ibunya. Dia kini tidak bisa mendengar, dan selalu mencari uang untuk menghidupi dirinya dan ibunya namun selalu disia-siakan. Kemarin juga ia terluka karena ibunya, tapi ia tetap memaksa sekolah. Aku takut... Terjadi apa-apa padanya... "

Shoose membelalakan matanya. Tangannya mengepal. "Sialan! Nqrse-chan, ayo kita segera ke rumah Mafu!" Teriaknya emosi. Nqrse mengangguk dan hendak melesat sebelum Amatsuki menahannya.

"Ano, boleh aku ikut kalian? " Katanya dengan wajah serius.

"Eh, bukannya sekarang masih jam sekolah ya? " Tanya Nqrse memastikan.

"Tidak apa, orang pinter mah bebas. " Jawab Amatsuki santai. Nqrse faceplam, ia jadi ingat bahwa IQ-nya hanya rata-rata. Dasar orang pinter! Ngiri tau!

"Baiklah, ayo kita naik mobilku! " Shoose memimpin jalan. Mereka bertiga pun berangkat menuju rumah Mafu dengan kecepatan penuh.
.
.
.
.
.
.
Mafu kini tengah menatap langit-langit. Ia berpikir tentang apa yang ia alami selama ini. Apa...benar ia harus mengakhiri semuanya seperti kata arwah gentayangan itu?

"Shoo-nii. Tolong selamatkan aku..."
Pikirnya dalam hati.

Bersambung...

Halooo ≧∇≦
Sin update lagi nih! Seperti biasa~
Semoga chapter ini memuaskan ya! San berharap reader-tachi senantiasa mengikuti cerita ini! (•ω<)
Sen sebenarnya udah mau update cerita lain. Tapi yaa... Bingung mau hari apa updatenya (○゚ε゚○)

Ceritanya adalah keseharian anak kembar bernama Ryu dan Tora (ini lagi promosi), mereka adalah anak kembar yang sifatnya campur aduk antara aku dan kakak kembarku! @Tripelsfitoria silahkan diliat begitu udah kuupdate ya~

Judulnya "Daily of MasAdek" sebenarnya cerita ini pernah kuupdate di @Shodikinnada tapi karena aku uninstal apk wattpad saat itu... Dan ya~ namanya juga Sin, pelupalah ama paswordnya!
:"V jadi gak bisa kulanjutin disana :"V
Setelah berpuluh-puluh tahun(?) akhirnya San putuskan untuk lanjutin disini. ฅ'ω'ฅ
Semoga disini Sen bisa menulisnya dengan baik ya!

Seperti biasa

Beri vote kalau merasa suka dengan cerita ini (。・ω・。)ノ♡

Beri komentar jika ada yang ingin disampaikan (。・ω・。)ノ♡

Arigatou, senpai-tachi
\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top