Bagian:1

Happy Reading
(•ω•)

"Kyaaa!!! Soraru-san kereeeen!! "
"Seandainya dia anakku!"
"Soraru-san! Sekali lagi! Sekali lagi! Sekali lagi! " Riuh penonton terdengar di seluruh penjuru.

"Karena kalian meminta, aku tak punya pilihan lain selain melakukannya bukan? "
Soraru --nama penyanyi itu, tersenyum menawan pada para penonton. Mereka berteriak histeris. Soraru mulai menyanyi kembali. Suara yang berat dan terkesan dingin dan dalam.

Satoru Satou atau yang biasa disebut Soraru. Dia adalah penyanyi yang tengah naik daun, selain suara yang sudah pastinya bagus, wajah tampan dengan manik biru dalamnya laut. Begitu gelap dan memikat orang yang melihatnya. Surainya gelap kebiruan dan sedikit ikal. Soraru adalah penyanyi yang sangat digemari orang saat ini.

Malam yang dingin tak terasa sedikit pun pada panggung bergelora itu.


(Sementara itu, ditempat lain)

Salju turun sedikit-demi sedikit. Teriakkan tak terdengar tertutupi suara angin dingin. Jendela-jendela ditutup bagai tak peduli, sebentar lagi akan ada saat dimana kegelapan akan menyelimuti si pemilik teriakan.

"Mama! Lepaskan aku! Mama, tolong Mafu! Mafu tidak mau dibawa pergi! " Mafuyu menangis meraung-meraung, hatinya terasa tercabik-cabik.

Surai albinonya terayun-ayun, terbubuhi oleh dinginnya salju dan keringat dingin.

"Cepat bawa dia sebelum ada polisi! " Perintah wanita cantik itu. Surainya berwarna gelap dengan manik ruby--sama seperti anaknya.

Dia terpaku disana, enggan bergerak seinci pun.

"Mama... Apa Mafu nakal? Mama tak sayang Mafu lagi? Apa karena Mafu menangis? " Manik ruby itu mengeluarkan kristalnya--terisak pelan, mencoba tak bersuara.

"Ya. Aku tak peduli juga... Cepat tangkap--"

Wiiiuuuw..Wiiiuuuwww...

"Sial! Polisi sudah datang! Argh! "

Dor!

Itu tembakan peringatan.

"Jangan bergerak! Atau kami tembak! " Kata salah satu personal polisi bername tag 'Shoose'

"Shoose-san, ada yang menyandra anak-anak! " Seorang polisi bername tag 'Aisu' melihat Gadis kecil malang itu--Mafuyu.

"Aaarggh! " Mafu kecil menggigit tangan orang yang memeganginya. Pria itu memekik kesakitan. Kemudian ia berlari menuju Mamanya yang juga tengah berlari.

"Mama! "
"Pergi dariku! " Tamparan itu mengenai pipi pucat milik Mafu, ia tersungkur ke tanah bersalju.

"Gadis kecil! " Shoose mendekat dan memeriksa keadaanya.

"Kau tidak apa-apa? "

"Sakit... Uh...Mama... "

"Kya! " Wanita itu berhasil diringkus personel lainnya.

"Lepaskan! Kau! Anak durhaka! Lihat saja nanti! Akan kubunuh kau! " Ia terus berteriak sampai suaranya tertelan sirine polisi dan menghilang saat melaju ke tikungan.

"Uhh... Mama... Apa Mafu, anak nakal?" Isak yang sudah tidak tertahankan keluar. Dengan keras dan menyayat hati.

Salju turun dengan derasnya, membuat semua orang menggigil. Kaki mungil tanpa alas itu diangkat tinggi-tinggi --digendong.

"Hup! Kau tidak kedinginan? Pakailah jaketku. " Disampirkannya jaket hangat pada tubuh yang mendingin.

"Siapa?... "

"Namaku Shoose. Aku akan melindungimu. " Shoose mengulas senyum.

"Terima...kasih... " Ia melemas dan terjatuh tak sadarkan diri.

"Oi! Aisu, ambulans! "

****

Manik ruby itu terbuka perlahan. Keadaan menjadi sangat terang benerang dan hangat.

"Ah, kau sudah bangun. Mau makan permen? " Shoose memanggil dokter sebentar.

"Paman... Siapa? " Tanyanya setengah sadar.

"Pa-Paman? Namaku Shoose, Kamiya Shoose. Kau sendiri? "

"Aikawa... Mafuyu... " Dan mereka memulai pembicaraan hangat. Kegelapan dalam hati gadis kecil itu sedikit berkurang.

****

Shoose berbisik pada temannya.
"Ada panti asuhan untuk anak itu? "

"Iya, saya sudah menghubungi mereka, mereka dengan senang hati menerimanya. " Balas Aisu.

"Mafu, setelah kau sehat, kau bisa pergi ke rumah baru. Jangan khawatirkan ibumu, kau percaya denganku bukan? " Tutur Shoose pada Mafu.

"..."

****

"MAFUYU-CHAN! Apa yang kamu lakukan nak? Jangan begitu! Kamu bisa terluka! " Pengurus panti itu berteriak histeris seraya menangis.

"Mafu anak nakal! Bunda, Shoose-san jadi meninggalkan Mafu! Huwaaaa!!! " Mafu memanjat lemari pakaian.

"Dia tidak membencimu, sayang. Turunlah, Bunda mohon! "

"Tidak... Semua orang selalu begitu, mereka bilang Mama menyayangiku. Tapi nyatanya Mama selalu memukulku, membentak dan berkata kasar padaku... Mafu selalu sembunyi dari Mama... Shoose-san, mungkin juga akan begitu... " Mafu meringkuk di atas lemari, debu mengotori gaun putihnya ia menahan tangis.

"Apa biasanya Mafuyu-chan tahu caranya agar Mama Mafuyu-chan tidak marah lagi sama Mafu? " Tanya Pengurus panti hati-hati.

"Mafu... Menghukum diri sendiri... Pakai pisau, gunting, atau apapun... Mama akan tertawa lagi.... Ya! Pakai cara itu saja! " Mafu melompat ke kasur, diambilnya sebuah gunting disana--ia hendak memotong jarinya. Pengurus panti sontak berteriak.

"Kyaaa! Mafuyu-chan, jangan!"

"MAFU! "

Gadis itu terhenti, darah mengalir dari tangan mungilnya, tapi ia masih memiliki kesepuluh jarinya lengkap.

"Apa yang kau lakukan hah?! Kau melukai dirimu sendiri! Ahh, lihatlah, kau mengotori bajumu sendiri... " Shoose meraih gunting dan menjauhkannya dari Mafu.

"Shoose-san...kau kembali! Mafu tahu Shoose-san tidak nembenciku! " Mafu memeluk pria itu senang, darah menempel
di kemejanya.

"Ya, tidak mungkin aku neninggalkanmu. Ayo, kita obati tanganmu. " Shoose membawa Mafu pergi.

Pengurus panti yang masih terkejut mulai sadar ketika seseorang mengetuk pintu kamar.

"Permisi. Katanya Mafu-chan mau diambilkan baju lain. " Aisu dengan sopan membuka pintu.

"A-Ah, ya. Dilemari, akan kuambilkan. "

"Aisu-san... Iya kan?! " Tanya wanita tua itu.

"Iya, ada apa? "

"Menurut anda... Apakah ada orang yang mau merawat Mafuyu?... Anak itu, mungkin sedikit gila... " Katanya takut-takut. "Apa panggilkan psikiater saja ya? "

Brak!

"Ibu pengurus... Bukannya hal itu malah akan memperburuk mentalnya?... Kukira menitipkan Mafuyu disini adalah hal yang tepat karena pelayanan disini terjamin... Ternyata aku salah ya? Aku akan mengatakan hal ini kepada Shoose-san, beliau akan mencarikan keluarga sementara untuk Mafuyu, apakah anda keberatan?" Jelas Aisu panjang lebar.

"Sa-Saya mengerti... "

****

"Jadi begitu ceritanya... baiklah, aku yang akan merawat Mafu! " Shoose menarik Mafu kearahnya. "Mafu, kau mau ikut denganku? Hehehe!" Mafu tertawa kegelian saat Shoose menggelitiknya.

"Ahahaha! Iya, Shoose-san. Mafu ingin ikut dengan Shoose-san! "

Kedua pria dewasa itu tersenyum.

****

Di sebuah rumah yang damai. Seseorang wanita (pria) sedang asyik bernyanyi.

"An anecdote some of you might heard of is intruding into my subconsciousness…
In your fruity yet deceptive eyes, we missed the juicy core of your lie
So let me sharpen all of your eyes
Put an end to this to save another life

(No one escapes.) From the shiny names
(No one escapes.) And the reverse of fame
(No one escapes.) Next to you
(No one escapes.) He exists

I was the one who was taken in by your words
You were the one who slaughtered the mockingbird
Spit it out! Spit it out! Spit it out!
And now, break in to break out!

They say that house is haunted
We all know your head is WANTED
I don’t care if you’re guilty
Spill your guts in front of me

Same is lame
Are you telling me that repetition is all you can aim?
Quit playing dirty little tricks in the dark, let me punch you up in your face (P! K!)
Don’t hate me man, hate the fuckin game, homie, ’cause you never put a name!
Our good old memories?!
I don’t need a single bit

Soon they will all explode

I’m coming so leave your door open now
Nobody’s ever gonna dig you out
Fake ass! Not a word given so far
Way too funny talking about moral with you
All these people, so forgetful, right under your mind-control (Hell no!)
You write like you act, end in a garbage bag
Don’t you smudge the name of the “lyricist”! (WHAT!)

Where is your GHOST! GHOST! GREEDY GHOST!
What the hell makes you think that you can turn lies into gold?
GHOST! GHOST! DIRTY GHOST!
Your satellite virus
Soon they will all explode

Keep it real
The face right under your mask
The fading trace of your past
Counting down with an righteous hourglass
When you’re gone, I’ll be raising my glass
Now it’s too late to regret
Down on your knees to confess
Just another rope unless
You put it around your neck

When get caught, I don’t think you’ll admit
Just come up with some stupid dumb shit
Taboo makes everthing taste juicy?
HA?! Just do it (do it)
What a shallow ghost
Wearing the stigma like a medal
Your rusted stone
How your story moans
Nothing close to my love and hate spinoff

Stand up! Always ready to go
Try to switch the mode to compose on your own?
Counterfeit numbers to get you in the zone
My counterstrike’s gonna break your bone
I don’t give a damn about it
Little by little, hard work’s what got me here
EI YO! Producing music’s my daily routine
This bomb’s THE brand new shit!

Hey boy, look where you at
Now you are nothing but a marionette
In this game, I am the Mario off we go
Justice is defined by paper and pen you know
Ghost, the lying bitch and Thunderbolt…
Full of fucking BULLSHIT!
Time for bloody legit demonstrations
Bow to this! (Hell yeah)
“Art’s an explosion”!

I am the GHOST! GHOST! You drained my soul!
I will break the curse and never go back into your bowl
GHOST! GHOST! Out of control!
The message you wrote
Just another joke

GHOST! GHOST! GREEDY GHOST!
What the hell makes you think that you can turn lies into gold?
GHOST! GHOST! DIRTY GHOST!
Your satellite virus
Soon they will all explode!!!

Yeah! " Sang wanita (pria) menyeka keringatnya. Wajah manis dan cantik sangat berkebalikan dengan suaranya yang rendah dan terkesan macho, dan rap-nya benar-benar lihai seperti pro!

Dia adalah Nqrse.

Ting-Tong!

"Nqrse~, buka pintunya. Kakak bawa seseorang nih! " Shoose berteriak kepada adiknya yang berada di kamar lantai dua.

Nqrse membuka jendela.
"Brisik! Baka nii-chan! Ini kan salahmu sendiri selalu lupa bawa kunci! "

Shoose menyengir. "Hehehe"

Nqrse membuka pintu dan terkejut atas makhluk imut didepannya (Bukan Shoose--tentu saja) "Uwaaah! Kakak dapat anak kucing--eh salah, anak orang dari mana? Kawaaiii~" Nqrse menguyel- uyel pipi Mafu.

Mafu tersenyum manis.
"Aikawa Mafuyu-desu! "

"Mafuyu-chaaan~, Kakak nyulik dari mana hah?! Jawab! " Nqrse menodong kakaknya dengan pertanyaan.

"Eh? Jangan berkata seperti itu dong Nar! Kakakmu ini polisi lho! Mafu akan tinggal dengan kita sementara. Kau mau kan? " Shoose berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Mafu setelah melihat Nqrse menggangguk tanda meng-iyakan.

"Mafu boleh memanggilnya Onee-chan! "
Kata Shoose.

"Benarkah? Dari dulu aku ingin sekali memiliki Kakak perempuan, terimakasih! Shoose-san, Onee-chan! " Mata Mafu berbinar.

"Kau juga boleh memanggilku kakak kok! " Kata Shoose.

"Shoo-nii dan Onee-chan! "
Mereka pun tertawa bersama. Sungguh, saat ini adalah hal paling indah yang pernah dialami gadis kecil itu.

Seandainya hal ini berlangsung selamanya.

Bersambung...

(•ω•) selesai akhirnya, huff!

Terimakasih telah membaca ya~ ^_^

Sejujurnya ff ini sudah kutulis sejak lama, tapi tiba-tiba bagian satu hilang tak bersisa o(╥﹏╥)o  padahal bagian dua dan tiga sehat wal afiat, entah kenapa nih y. Jadi harus nulis lagi deh mulai awal.

Lumayan lama juga nulis dari awal, karena selain bentrok dengan jadwal ujian, aku juga rada-rada ndak ingat aku nulis apa waktu itu (/ω\)

(Dasar ingatan pendek!)

Yah, pokonya dukung terus aku ya!

Dimohon klik vote dan komen!

Terimakasih!

Btw, itu lirik lagu "Ghost!" ciptaan Mafu. Liriknya aku dapet dari hasil nyomot di Mbah Google tercinta (´∀`)♡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top