The Entire Circus

Sore hari yang damai dan sunyi. Sang pemilik toko Yorozuya meluangkan waktu sendirinya dengan membaca majalah JUMP dari balik meja kerjanya. ketenangan itu sekejap di rengut oleh dua orang remaja yang katanya pulang dari habis berbelanja.

BRAAK! DRAP! DRAP! Pintu depan di buka dengan kasar, bersamaan suara derap kaki seseorang yang terburu-buru memenuhi seisi ruangan. Gadis berpakaian serba merah ala cina langsung meloncat ke arah Gintoki, lalu menamparnya dengan dashat sampai jatuh tersungkur ke lantai.

"Gintoki! Sejak kapan kamu jadi jahanam gini nak!? Mami gak pernah ngajarin kamu jadi cowok tukang selingkuh aru!!!" Kagura berteriak menceramahinya sambil menginjak kepala gulali sang pemilik rumah secara bar-bar.

"Berani sekali kau melakukan hal yang tidak senonoh di rumah ini!? Kau contoh yang buruk, Gin-san!!" Shinpachi menambahi dan ikut menendang-nendang atasannya yang tidak tahu diri itu.

"Be-berisik! Ini masih rumahku tahu! Suka-suka aku dong!!" Gintoki berteriak membela diri dengan tubuh meringkuk untuk melindungi kepala dan perutnya yang di serang kedua anak durhakanya.

Di tengah kehebohan tersebut. Tak di sangka dua orang lelaki berseragam hitam ikut masuk ke dalam rumah mencangkup kantor tersebut. Itu Sougo dan Hijikata.

Kedua polisi tersebut memandang adegan penganiayaan di depan mereka dengan berbeda reaksi. Sougo tersenyum sinis dan licik, melihat ke bawahnya dengan tatapan hina. Sedangkan Hijikata, lelaki yang tengah merokok itu menatap datar Gintoki yang malang, saat itu dia tidak tahu harus berkata atau bereaksi bagaimana.

"....Asal kau tahu kehebohan ini bukan aku yang memulainya," terang Hijikata untuk permulaan, dia tidak mau dituduh sebagai tukang ngadu. "Aku tidak mengatakan apapun pada mereka berdua."

"Maaf Danna. Kau tidak meminta ku untuk merahasiakannya sih...." ucap Sougo sambil menjulurkan lidahnya dan mengetok pelan kepalanya sendiri, bertingkah manis dan tak bersalah.

Hijikata di sampingnya menatap jijik kelakuan alay remaja di sebelahnya. Seperti biasa Sougo punya berbagai cara untuk menciptakaan bencana bagi orang-orang di sekelilingnya, tapi masih bisa bertingkah seperti dia tidak sengaja melakukannya. Dasar pangeran dari planet sadis, tidak ada yang bisa melawannya.

"Oi Mayora!" panggil Kagura diikuti dengan kepalanya yang mengeluarkan asap imajiner. "Kenapa kau tidak bilang apapun tentang kau yang berhubungan dengan laki-laki hina satu ini!?" seru gadis muda yang sudah menghentikan pukulannya kepada laki-laki hina yang di maksudnya.

Shinpachi mengangguk setuju sambil membenahi posisi kacamata kesayangannya. "Kagura-chan benar Hijikata-san! Kau tidak harus memaksakan diri tetap bersama dengan orang seperti ini!" seru pemuda itu sambil mengepalkan satu tangannya di depan dada.

Hijikata tertegun. Dia sama sekali tidak menduga bakal di bela Shinpachi dan Kagura sampai segitunya. Kedua matanya membulat dengan sempurna, jantungnya berdebar kencang di penuhi kebahagian dan kelegaan. Seumur hidupnya dia tidak pernah merasa lebih ringan daripada ini.

"Hahaha...."

Akhirnya lelaki itu melepaskan tawanya. Saking lucunya, ia meneteskan air mata dan memegangi perutnya yang sakit. Trio Yorozuya memang tidak pernah gagal untuk melawak, mereka selalu saja mengejutkan orang-orang di sekelilingnya.

Seisi ruangan menatapnya aneh. Setelah beberapa saat, Hijikata berhasil menenangkan dirinya. "Terima kasih," ucapnya dari lubuk hatinya yang paling dalam. "Perkara si brengsek itu aku akan mengurusnya sendiri. Kalian tidak perlu khawatir." katanya sambil mengusap air matanya.

"Dan tenang saja. Aku tidak memaksakan diri untuk tetap bersamanya. Kalau aku sudah tidak membutuhkannya, aku bisa mendaur ulangnya kan?" lanjutnya yang langsung mendapatkan protes dari orang yang bersangkutan.

"Kurasa benar apa kata Danna." Sougo menaikan satu alisnya. Setelah sekian lama mengenal Hijikata, mungkin ini pertama kalinya ia melihatnya tertawa terbahak-bahak seperti itu. "Kau dapat hobi aneh," lanjutnya sambil bersedekap dada.

"Hobi?" tanya Hijikata, Shinpachi, dan Kagura bersamaan.

Sougo menyeringai, terlihat serba tahu. "Kau terlihat senang saat melihat Danna di tengah kesusahan huh?" ujarnya penuh percaya diri.

"Benarkah?" Hijikata menggosok dagunya. Dia tidak pernah kepikiran sampai kesana. Kalau itu benar, apakah dia bisa menjadi Sado seperti Sougo?

"Ukh...Kau kejam sekali Hijikata-kun..." keluh Gintoki meratapi nasibnya di bawah lantai.

"Cuih!" Kagura meludah. "Kenapa bisa aku tinggal bersama dengan lelaki seperti mu ini huh!" ujarnya lalu beranjak pergi dari tempatnya, bersama dengan Shinpachi yang ikut meludah ke arahnya.

"Kalian kejam sekali sih!" Merasa tak tahan. Gintoki bangkit berdiri sambil mengusap wajahnya dengan ujung lengan kimononya. "Asal kalian tahu. Sudah susah payah aku minta maaf ke Hijikata-kun tapi kalian semua malah main keruyuk seenaknya saja!" protesnya.

"Gin-san" "GIn-chan" "Danna" "Sudah minta maaf?" tanya ketiga remaja di ruangan tersebut ke arah Hijikata. Spontan yang di tanyai hanya mengangguk.

"Apaan? Kalian sudah baikan?" tanya Sougo seraya menyelipkan satu tangannya ke saku celana. "Hijikata-san tidak kusangka kau betah bersama Danna. Kau benar-benar mencintainya huh?" ocehnya menggoda Hijikata.

"A-apa yang kau katakan?" Hijikata memalingkan wajahnya yang merah padam sampai memenuhi leher dan telinganya. "Ti-tidak ada pilihan lain selain memaafkannya kan?"

"Hmm..." Sougo menatapnya curiga. Di sisi lain Kagura geleng-geleng kepala sambil bergidik bahu. "Itulah kenapa di dunia ini banyak kasus KDRT. Cinta saja tidak akan mengenyangkanmu aru," ujar gadis itu sok tahu. Sementara Shinpachi, pemuda berkaca mata itu memikirkan hal lainnya. "Gin-san. Lagipula kenapa kau malah curhat ke Okita-san dan bukannya kepada kami?" tanya Shinpachi.

Gintoki mengaruk kepalanya. "E-entahlah," jawabnya juga binggung. "Karena kupikir dia tidak akan membocorkan rahasiaku?"

"Maaf Danna. Tapi kau tidak pernah bilang kalau hal ini harus di rahasiakan," sahut Sougo datar. "Yah. Tapi setidaknya aku belum memberitahukan masalah ini ke anggota Shinsengumi yang lainnya."

"Tu-tunggu!" Sekarang Hijikata yang merasakan ancaman dari perkataan Sougo. "Kumohon jangan katakan apapun lagi mengenai masalah ini. Bisa runyam masalah kalau Kondo-san sampai mendengarnya," ujarnya sambil mencengkram kedua pundak remaja itu dengan kekuatan yang tidak perlu.

Di hadapan Hijikata yang sudah pucat pasi. Sougo yang berhati gelap bagaikan iblis penjaga pintu neraka, hanya menatapnya datar. "kalau begitu naikan gajiku yang bulan ini," ujarnya.

"KAU MAU UANG TUTUP MULUT!?" Hijikata berteriak frustasi. Teriakan itu sampai menguncangkan seisi rumah dan jalanan di depannya. Merasa tidak ada pilihan lain, Hijikata mengangguk pasrah. Setelah ini dia harus mengucapkan selamat tinggal pada gajinya sendiri bulan ini. Demi kerajaan mayones impiannya, ini semua salah si keriting alami sialan itu!

"Hei! Tidak adil aru!" protes Kagura menengahi. "Kenapa cuma kau yang dapat gaji lebih?" tanyanya sambil menarik-narik ujung lengan baju Sougo.

"Kagura-chan...." Shinpachi kembali membenahi posisi kacamatanya. "Kalau kau ingat. Selama ini kita tidak pernah di gaji," ujarnya lalu menghelakan nafas panjang.

Mara bahaya kembali mengancam Gintoki. Kalau sudah menyangkut perkara gaji, si pemilik Yorozuya sudah angkat tangan. Buat makan sendiri saja susah, belum lagi kalau kedua anak buahnya itu minta gaji tambahan. Selagi ketiga remaja itu sibuk berdebat, Gintoki mengendap-endap keluar ruangan. Hijikata pun ikut di tariknya untuk di ajak kabur bersama.

To be Continue

NEXT PART: WARNING!!!  JUST FOR 18+  MATURE CONTAIN AND STRONG LANGUANGE 

 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top