Chapter 24: Menangkan!

"Lima!" Navigator itu mulai menghitung, mengetahui kami tidak akan punya waktu untuk berdiskusi, aku buru-buru berbalik pada ara dan Viary.

"Aku akan lari, Ara bagaimana jika kau jaga di sini dan Viary maju bersamaku?" Sejujurnya aku tidak tahu tipe pemain seperti apa Viary di dalam permainan seperti ini. Tapi yang pasti, menyimpan Ara untuk berjaga adalah hal yang tepat.

"Tidak. Lebih baik kita maju semua." Ara menggeleng kecil.

"Kau serius!? Itu tindakan ceroboh!" Aku mendesis tidak terima, walau dia sahabatku, tapi aku tidak bisa memahami rencananya.

"Tiga!"

"Lawan hanya ada tiga. Dan sebenarnya ini pertandingan tentang siapa yang dapat bola emas duluan bukan begitu?" Aku terdiam, Ara ada benarnya. Tapi tetap saja, itu bukan rencana yang bagus.

"Untuk awal, kau mencari bola di dekat kunci sembari menjaga bolanya. Di saat aku bilang untuk maju, maju." Aku berkata cepat karena hitungan 'dua' sudah berlalu beberapa saat.

"Satu!"

"Baiklah." Ara mengangguk kecil, dan Viary mengikuti.

"Permainan dimulai!" Suara itu terdengar tepat setelah penghalang ruangan itu terbuka sepenuhnya. Dan tanpa basa-basi, kedua hunter dan Little Girl di depan sana sudah lebih dulu lari berpencar. 

"Amati masing-masing satu lawan! Aku Little Girl!" Aku berteriak dan menganbil langkah pertama dengan cepat, mulai mengejar Little Girl yang mulai berlari. Recanaku saat ini adalah mendekati kunci lawan sembari menghampiri Little Girl.

Tanganku meraih satu bola putih yang kulewati untuk berjaga-jaga, atau lebih bagus jika item di dalamnya bisa melumpuhkan Little Girl. Mataku terus mengikuti arah Little Girl berlari tanpa menurunkan kecepatan lariku. 

Sebenarnya apa yang mereka rencanakan? Kenapa berlari secara terpisah? 

Kecepatan lv.1

Sebuah tulisan muncul di atas bola yang kuambil. Aku tersenyum kecil, ini permulaan yang bagus. Bola itu lantas menghilang dan perlahan aku merasakan langkahku menjadi lebih ringan dari sebelumnya.

Bagaimana pun juga, ini permainan siapa cepat dia dapat. Bola yang kudapatkan sangat-

DOR!

Sebuah peluru tiba-tiba melayang dari arah kanan. Aku yang terkejut akan bunyi itu sempat sesaat menghentikan langkah dan melihat ke arah tembakan.

Untunglah meleset! Jika tidak mungkin kepalaku sudah berlubang seperti pilar di sampingku yang penyok itu.

Kepalaku menoleh ke sumber tembakan, di sana, seorang Hunter berdiri di atas pilar yang cukup tinggi memegang senapan. Kuda-kudanya sudah siap untuk menembakku.

"Sial!" Aku berdecih kecil, membelokkan arah berlariku dan bersembunyi di balik pilar yang cukup tinggi, membelakangi Hunter itu.

Bagus sekali, sudahlah aku kehilangan Little Girl, sekaeang harus mengubah jalur lari juga.

"Ternyata begitu rencana kalian?" Aku tertawa pahit, napasku sedikit tidak beraturan karena berlari dengan cepat tadi. Sepertinya penambahan kecepatan itu tidak ada gunanya jika staminaku masih lemah. 

Dilihat dari Little Girl yang hanya mengambil bola putih sementara Hunter itu mendapatkan senjata yang lumayan dan memilih berdiam di atas pilar, sepertinya mereka hanya mengutus Little Girl untuk mengambil kunci milik kami sementara yang lain menjaga dan melumpuhkan lawan.

DOR!

Bunyi tembakan itu kembali terdengar. Sial! Semoga saja Viary atau Ara tidak terkena tembakan mereka!

"Sejujurnya bagaimana mereka bisa menyusun rencana dalam waktu sesingkat itu!?" Aku menggeram pelan, mengedarkan pandangan. Aku tidak bisa terus bersembunyi dan berdiam sementara lawan terus bergerak.

Ada satu bola putih beberapa meter dariku, dan setelahnya lagi terdapat bola biru. Aku tidak tahu senapan itu termasuk dalam bola tingkat apa, tapi semoga saja bola biru itu bisa melawan balik senapan itu sehingga kami seimbang. 

"Sekarang, bagaimana aku bisa berlari ke sana tanpa tertembak?" Aku berbisik pelan, memutar otak. Posisi penembak lawan itu sangat strategis, sekalinya aku keluar dari tempat persembunyian maka habis sudah. Peluru itu pasti langsung melayang pada kepalaku, aku harus membuat pengalih perhatian, tapi apa!?

Mau sejauh apa aku mencari, tidak ada apapun yang bisa dijadikan pengalih perhatian. Hanya ada aku seorang diri di sini. 

Tunggu...

Aku melepas sepatuku, ini memang soal peruntungan. Aku tidak tahu apa Hunter di atas sana akan percaya pada tipuanku atau tidak, tapi semoga saja iya.

Aku melepas kedua sepatuku, namun hanya satu yang akan kugunakan.

Akan kuletakkan sepatu ini pada sisi pilar sebelah kanan, agar mereka mengira aku akan berlari ke arah kanan.

Tidak sempurna memang, bahkan mungkin kecil kemungkinan Hunter itu akan percaya. Tapi aku harus mencobanya!

Kuletakkan sepatu itu dengan hati-hati, berharap hunter di atas sana akan percaya. Begitu aku udah menyimpan sepatu ini, aku harus menunggu hingga suara tembakan itu kembali terdengar, dan pada saat itulah aku akan lari!

Setengah menit aku menunggu, belum ada suara tembakan terdengar. 

Satu menit ... Dua menit ...

DOR!

Aku yang sudah siap dengan kuda-kuda langsung berlari lurus ke arah bola putih itu dan menyambarnya cepat.

Sepertinya selama beberapa saat Hunter penembak itu percaya pada tipuanku karena bunyi tembakan tidak terdengar selama setengah menit.

DOR!

Bunyi peluru itu kembali terdengar tepat sepersekian detik sebelum aku mengambil bola itu, peluru yang ini pasti mengarah padaku!

Tameng Transparan lv.2

TANG!

Bunyi besi beradu terdengar, tanganku lebih dulu menghalangi seluruh tubuhku dengan tameng yang kudapatkan tadi. Sebuah cahaya tipis bewarna biru muda terlihat menghiasi pergelangan tanganku, membentuk piring besar yang mampu melindungi satu orang di belakangnya.

Aku tersenyum, "tidak buruk."

DOR!

Tidak menyerah, Hunter penembak itu tidak berhenti mengincarku. Aku tidak tahu mengapa Hunter penembak itu tidak mengincar Viary dan Ara semoga saja karena mereka memiliki item yang cukup kuat hingga Hunter itu menghindari melawan mereka.

Aku kembali berlari, bersuap menggapai bola bewarna biru di depan sana. Semoga saja yang menunggu di dalamnya punya sesuatu yang berguna!

DOR!

Hunter itu kembali menembak, tapi kali ini bukan bunyi nyaring yang terdengar saat peluru itu menghantam tameng, melainkan bunyi retak kecil.

Serius? Sudah mau hancur secepat ini!? Aku harus mempercepat lariku!

DOR!

Hunter itu kembali menembak, sepertinya dia menyadari bahwa tameng ini bisa rusak. Karena itu dia terus menembaki tameng ini di tempat yang sama. Sial, dia akurat sekali!?

Hanya tinggal beberapa meter dari bola itu, dan di depan sana ada pilar lagi untukku bersembunyi. Semoga saja tameng ini bisa bertahan hingga aku sampai di belakang pilar itu!

Begitu jarakku dengan bola biru itu sudah cukup dekat, aku menjulurkan tanganku ke bawah, bersiap mengambil bola biru itu dengan sekali lewat.

"Dapat!" Tanganku langsung memeluk bola biru itu dan membawanya lari menuju pilar di depan sana. 

DOR!

Hunter itu kembali menembak dan ...

KRAK!

Tameng yang kumilki langsung hancur berkeping-keping. "SIAL!" Sekarang bagaimana aku bisa berlari dengan selamat!?

Namun walau begitu, aku tidak menurunkan kecepatan berlariku. Sekarang tentang siapa yang paling cepat!

DOR!

"AKH!"

Peluru itu tepat menegnai lenganku sebelum aku sempat sembunyi, membuat lubang yang cukup dalam di sana.

"HA!" Namun untunglah, setelahnya aku sampai di belakang pilar itu. Tadi itu benar-benar nyaris.

"Ukh." Aku menggenggam lengan kiriku, melihat lubang kecil yang menganga di sana. Aku meringis kecil, aku bahkan belum pernah melihat langsung luka tembakan, tapi kini justru tanganku lah yang memiliki luka tembaknya. 

Darah terus merembes keluar dari lubang itu, dan rasa nyerinya tidak kunjung berkurang. Jika di film-film, aku harus menahannya dengan kain, apa kurobek saja bajuku? Aku berpikir sebentar, menurunkan bola biru itu di sampingku.  

"Sepertinya memang harus kurobek." Aku berbisik kecil, masih menahan sakit yang terus terasa. Aku mengenggam erat kain pada pergelangan tangan, lantas setelahnya menarik kain itu sekuat tenaga.

Bunyi kain yang terobek terdengar, dan lengan bajuku benar-benar robek sepenuhnya hingga ketiak. Syukurlah tadi aku tidak menariknya terlalu keras, bisa gawat jika robek lebih dari ini. 

Dengan sebelah tangan, aku mengikat kain itu pada luka tembakan di tanganku, menghentikan pendarahannya sementara. 

Ternyata tidak semudah yang kulihat di flim, dan rasa sakitnya tidak berkurang banyak walau sudah kuikat kuat-kuat. Tapi tidak apa lah, yang penting tangan kiriku masih bisa digerakkan walau hanya gerakan-gerakan kecil. 

Aku meraih bola biru itu sebuah tulisan Communication muncul di atas bola. Tanpa menunggu apa-apa lagi, tiba-tiba aku merasakan sesuatu mengisi telingaku. Aku mengangkat tanganku, berusaha meraba benda yang tiba-tiba muncul.

"Earphone, ya." Aku berbisik pelan begitu mengenali benda yang kuraba.

"Halo? Ara, Viary, apa kalian bisa mendengarkanku?" 

Hening selama beberapa saat. Sejujrnya aku tidak tahu bagaimana cara alat ini bekerja, karena aku tidak melihat tombol on/off nya jadi aku hanya mulai berbicara saja.

"Hal .. o, Halo?" Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari pendengaranku, dan aku kenal suara itu, Viary! Dia baik-baik saja ternyata.

"Halo! Viary bisa dengar aku?"

"Ya aku bisa." 

"Ara juga bisa."

Suara Ara terdengar setelahnya. Aku tersenyum senang, mereka berdua masih baik-baik saja! Syukurlah!

"Ini item yang Lita dapatkan?"

"Ya! Dengar, boleh aku tahu kalian sedang apa kini? Kita harus menyusun rencana, karena lawan pun bergerak sesuai rencana yang mereka miliki."

"Ehm, aku masih mengamati Hunter yang tadi. Kami bersingungan, dia punya semacam cambuk yang mematikan dan aku berusaha menahannya dengan panah." Viary menjelaskan, aku mengangguk-angguk. Setidaknya situasi mereka seimbang.

"Little Girl tadi mendekat ke tempat aku menjaga kunci. Dia punya tameng yang cukup kuat, aku mencoba memukul mundur dengan pisau yang kumilliki. Tapi sekarang dia tengah bersembunyi, aku sedang menunggunya keluar." Sepertinya sampai saat ini Ara masih berada di situasi yang lebih menguntungkan daripada lawannya. Baguslah.

"Apa ada bola emas di dekat kalian?"

Hening selama beberapa saat setelah aku bertanya, sepertinya mereka sedang mencari. 

"Ada satu di dekat Ara." Ara yang menjawab, sedagkan Viary bilang tidak ada di tempatnya. Oke, sepertinya ini cukup menguntungkan.

"Ara, untuk sekarang kamu ambil bola itu. Dan Viary, aku akan memancing Hunter itu untuk keluar, aku tidak bersenjata. Tapi pertama, aku dihadang Hunter yang memiliki senapan. Aku ingin Viary membereskan Hunter penembak itu dulu sementara aku menjadi umpannya."

Aku membuka peta yang ternyata, peta yang sebelumnnya menunjukkan denah rumah itu langsung berganti menunjukkan denah tempat ini. Aku hanya bisa melihat posisi kawan, tapi setidaknya aku bisa mengetahui posisi Hunter penembak itu karena aku dekat dengannya. Sepertinya rencanaku bisa berhasil.

"Oke dengar Viary. Rencana ini harus berhasil, karena Hunter penembak itu benar-benar gangguan." Aku menekankan kalimatku.

"Baiklah."

.

.

.

.

.

.

.

.

09 Juli 2022

Author's Note

Aku ingin teriak ...

Aku gak tau kenapa seneng banget nyiksa diri sendiri. Udah tau sibuk, malah nambahin kegiatan lain ;-;

Padahal yang lain lagi libur dan bentar lagi lebaran. Tapi kayaknya dari tadi aku ngerjain tugas terus? -,-

Ya udahlah aku mau balik lagi nugas. Dadah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top