◆ Prologue : 움직임 (Pindah)🏅
Malam ini bertepatan pada tanggal 8 Desember, aku memutuskan untuk pindah ke Perumahan Elit Black Pearl Residence dengan salah satu rumah yang disebut Rumah Boneka, dan sangat terkenal di mata masyarakat. Hingga membuatku penasaran akan tempat itu. Bagaimana suasana di sana. Apakah berbeda dengan suasana kota, yang begitu berisik? Aku harap begitu. Mungkin dengan tinggal di tempat itu, aku bisa mengistirahatkan pikiranku.
Pada akhirnya, aku bersama kakakku satu-satunya pindah ke perumahan elit itu. Di sana mungkin aku dan kakakku akan bertemu dengan Sangrim, salah satu teman sohibku di sekolah. Awalnya aku ragu untuk pindah ke sana, tapi Sangrim meyakinkanku untuk tinggal di sana sangatlah menyenangkan. Aku pun tergiur, tidak ada salahnya mengambil langkah baru.
Sangrim, temanku yang bisa dibilang gila tidak juga, waras juga nggak. Tapi, bagaimana pun juga ia tetaplah seorang manusia biasa bukan. Dan tak kusangka kalau ia merupakan anak yatim piatu.
Aku mengerti bagaimana rasanya menjadi yatim piatu. Aku pun senasib dengannya. Tapi, aku masih punya kakak yang sangat menyayangiku. Sedangkan ia? Bagaikan orang yang hidup sebatang kara.
Kedua orang tuaku meninggal, karena kecelakaan pesawat. Dan kakakku, Vinata Della, meninggal karena sakit. Dan sekarang aku tinggal dengan kakak pertamaku, Baek Joon Soo.
Baek Joon Soo, bukan kakak kandungku. Tapi, dia diasuh kedua orang tuaku sejak kecil. Dan menjadi bagian keluargaku sejak itu. Aku pun memanggilnya dengan sebutan kakak, ia lebih tua dari kak Della. Kak Della, dulu juga senang sekali saat ia memiliki seorang kakak. Impiannya dulu sangat ingin memiliki seorang kakak laki-laki. Dan keinginannya itu terwujud. Hingga membuatnya jingkrak-jingkrak kegirangan.
Aku senang melihat kebahagiaan di wajah kakak kandung kesayanganku itu. Namun sayangnya baru 1 tahun hidup bersama, kak Della harus menghembuskan nafas terakhir. Terpukulnya aku saat itu, mengingat kak Della yang baru saja begitu bahagia, harus pergi ke sisi-Nya. Walau ia adalah seorang penderita kanker darah. Seorang kakak yang begitu kuat setiap hari hanya demi keluarga tercinta. Melawan penyakitnya, meskipun ia tahu waktunya tuk hidup tidak lama lagi.
Masa itu harus kulewati bersama kak Joon Soo, dan terus terulang hingga kedua orang tuaku ikut menyusul kak Della ke alam sana. Aku harus tetap kuat, masih ada para sahabatku berserta kakakku satu-satunya yang masih hidup. Mereka penyemangat hidupku yang tersisa.
Sangrim, temanku yang saat ini tinggal di Perumahan elit Black Pearl Residence, di daerah Rumah Boneka. Setiap kali aku membahas perumahan itu ekspresi wajahnya biasa saja. Namun, menyiratkan berjuta rasa sakit tersembunyi. Penghuni di perumahan itu banyak, tapi Sangrim yang terkadang sikapnya berubah-ubah seiring suasana hatinya, tak ada niat sama sekali tuk bertegur sapa. Jiwa sosialisasinya kurang dalam berinteraksi. Aku tahu hal itu karena terkadang Hoseok Sesekali mengunjunginya, agar tidak terlalu bersikap introvert.
Saat aku berencana tinggal di sana. Para sahabatku juga ternyata sudah berencana tuk tinggal di sana jua. Kadang alasannya bosan, ingin mencari suasana baru, dan sebagainya. Tinggal berdampingan dengan orang yang kita sayangi justru lebih mengasyikkan bukan?
"Rumahnya bagus juga yah," tak kusangka Black Pearl Residence, perumahan elit ini sangat menakjubkan. Tapi, aku tidak mengerti kenapa hanya tempat ini yang disebut dengan Rumah Boneka, terkesan menyeramkan di mataku. Entah itu hanya perasaanku saja. Sejak awal aku merasa tidak nyaman menginjakkan kakiku di dalam rumah ini. Namun perasaan aneh itu kusingkirkan secepatnya, barangkali itu hanya khayalan belaka.
"Iya bagus banget. Perumahan elit kuno ini terlihat antik yah. Hehehe ...," tutur Hyojin sembari melihat-lihat perabotan antik di sekelilingnya.
"Hai, kalian sudah datang. Mari kuantarkan ke ruangan kalian." Sambut Sangrim. Lalu mengajak kami ke ruangan yang akan kami tempati.
Tiap ruangan, bisa dipakai oleh 4 orang. Karena kami datang ada 10 orang. Jadi kami pisah ruangan dengan yang lain. Aku seruangan dengan Hyojin, serta
Suga dan Jungkook, yang terletak di lantai tujuh paling atas. Berhadapan dengan Ruang 13. Yang lain berada di lantai 6, Ruang 12. Sedangkan Sangrim berada di Ruang 11 berhadapan dengan Ruang 12, yang di tempati Namris dan yang lain.
Ruangan yang kutempati di lantai 7, Ruang 14, di dalamnya lengkap. Ada dapur, kamar mandi, kamar tidur 2, dan keperluan lainnya, lengkap bagai apartemen. Kesan yang hebat.
Perumahan elit ini lumayan juga. Tapi, sebutan Rumah Boneka itu, sedikit membuatku bingung. Di sini tak satupun boneka yang kulihat. Tapi, kenapa rumah ini disebut Rumah Boneka? Hawa rumah ini juga sedikit membuatku merinding. Atau hanya hawa dingin dari AC?
"Dik? Kenapa melamun daritadi? Ada masalah atau yang lain?" saat kubalikkan badanku ternyata itu kakakku, Joon Soo. Yang terus saja bertanya kalau sudah melihatku terdiam.
"Ehh, tidak kak. Aku baik-baik saja. Kakak bakalan tinggal di mana? Kan semuanya sudah penuh, apa kakak sama kak Hara tidur di kamarku saja?" tawarku saat aku menyadari kalau sudah tak ada ruangan lagi yang tersisa.
"Tidak perlu. Kakak sekamar dengan Hoseok di Ruang 11 bersama dengan Sangrim dan Hara. Kan tiap ruangan ada 2 kamar ...," jelasnya padaku.
"Ehh, iya yah. Kamarnya Sangrim kan masih kosong 1. Hehehe ...," kekehku pelan. Betapa bodohnya aku.
Kecuali Ruang 13. Ada apa dengan ruangan itu? Bukankah di sini masih ada 3 ruangan kosong. Berarti Ruang 13 nggak ada yang tempati. Terus, kenapa ruangan yang kutempati langsung ke Ruang 14? Kan seharusnya Ruang 13 yang kupakai, aneh!
Sejak awal, aku hanya merasakan keganjilan di mana-mana. Ini justru membuatku semakin takut. Takut jika harus, melangkah lebih jauh dan menemukan hal yang bukan tujuanku. Aku tidak mengkhawatirkan diriku. Tapi, aku memikirkan kakak serta para sahabat. Aku takut, pemikiran tuk pindah kemari adalah kesalahan besar yang telah kuambil.
Aku harap itu hanyalah semua khayalanku saja. Tidak ada yang nyata! Melihat hal yang tak kuharapkan bukanlah keinginanku. Namun itu pernah terjadi padaku.
Saat ingin keluar ruangan. Hendak menemui Yeon, dan meninggalkan kakakku sebentar di kamar. Tak sengaja, aku melihat siluet hitam, di penghujung koridor.
Seseorang berjubah hitam. Serta wajahnya yang tertutup akan jubah hitam yang ia pakai. Aku mengucek mataku sesegera mungkin tuk memastikan kalau yang ada di hadapanku itu tidaklah nyata. Dan saat melihat kembali ke tempat yang sama. Di sana tak ada seorang pun berdiri.
Namun, aku menemukan hal lain. Hal yang membuatku merasakan takut. Apakah ini yang berada di penglihatanku selama ini? Itukah yang selama ini membuatku gelisah sepanjang malam. Seakan ada yang menarikku ke tempat ini. Tapi, aku tidak tahu, sungguh!
🥀🥀🥀
Aku lebih menghargai orang yang jujur suka dan tidaknya akan FanFict ini. Tapi, kalau SIDER harap Menjauh!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top