chapter 7
Ali's pov
"Papa akan MENIKAHKAN kalian berdua"
Oo menikah kenapa om ini tidak mengatakannya dari tad,tunggu apa katanya tadi MENIKAH?
"APA????!!!!!"ok ini baru yg namanya gila!!!! Gue nikahh?? Tuhann apa salah hambamu hingga mendapatkan dosa ini tuhan!!.
"Paa gak bisa dong pa ! Aku masih mau bekerja dan kalau di AUSI aku masih bisa menjaga diri ayolah pa jangan begini"prilly sepertinya tak menerima pendapat papanya yg mungkin secara sepihak.
"Papa tau kamu masih bisa bekerja setelah menikah dan satu lagi AUSI itu kota besar dan papa gak akan ada disana jadi papa mohon jangan ada penolakan"bentak papa tak terbantahkan.
Aku menarik nafas dalam menatap papa prilly dengan wajah datar , di sisi lain aku memang menyukai prilly tapi sisi lain aku belum siap menikah.
"Pa ii mohon pa pertimbangkan lagi ii bisa kok jaga diri disana"prilly memasang jurus ampuhnya yg kurasa tak akan mempan dengan papanya itu.
"Tak ada penolakan kalian akan menikah 1 bulan sebelum berangkat"ujar om barnata tak terbantahkan.
Aku menghela nafas gusar bingung apa aku harus menerima pernikahan ini ?,tapi bagaimana jika prilly tak menginginkan pernikahan ini?.
"Ali.."aku menoleh ke asal suara disampingku tepatnya ke arah prilly matanya mulai merah ? Oh tuhan apa dia menahan tangisannya? Aku langsung memeluk tubuhnya membenamkan wajahnya di dada ku,tangisannya pecah .
Aku menarik dagunya agar dia bisa menatapku matanya yg sembab hidungnya yg merah karna menangis membuatnya semakin cantik"udah gak usah nangis? Gue bakal terima pernikahan itu apa lo mau terima".
Aku sudah yakin bahwa aku akan menerima pernikahan ini tak ingin membutnya sedih aku mencium bibir tipisnya lembut .
Mentapnya dengan tatapan sayu "apa kamu mau menikah dengan ku prilly?"awalnya dia hanya terdiam sedetik kemudian ia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya.
"Kalau kamu terima aku juga bakal menerimanya "prilly tersenyum manis setelah mengatakan kata-kata yg berasa bahwa perutku tengah di penuhi berjuta kupu-kupu yg memberontak ingin keluar hati ku lega mendengar jawabannya yg manis .
Aku memeluknya erat mencium pucuk kepalanya lembut memberikan kehangatan padanya .
Saku celana ku bergetar ku rasa handphone ku bergetar akhh ! Siapa yg mengganggu adegan dramatis milikku dasar! .
"Halo"
"........."
"Apa??!!baik saya kesana sekarang"
".........."
"Baik selalu cek keadaannya 30 menit lagi saya akan kesan"
".........."
"Ya,selamat malam".
"Ada apa? Apa ada pasien yg dalam keadaan kritis?"tanya prilly menepuk bahu ku.
"Yah ada keadaannya melemah dia butuh penanganan sekarang"
"Kalau begitu biarkan aku ikut? Boleh kah?"aku mengangguk memberi persetujuan.
Ia tersenyum dan berlari menuju keatas mungkin dia sedang pamitan dengan papanya ntah lah yg jelas nyawa seseorang tengah dalam bahaya.
"Sudah ayo kita berangkat"aku menarik tangannya masuk kedalam mobilku dan melajukannya dengan kecepatan lumayan tinggi.
############################
Prilly's,pov
Awalanya aku memang sama sekali tak akan pernah menerima pernikahan ini tapi apa daya papa adalah tipe orang yg tak bisa dibantah aku menangis bukan karna pernikahan ini namun aku mengingat mama andai ada mama pasti dia yg akan membela ku, oh mama aku merindukan sentuhan mu.aku menoleh kesamping ali nampak tengah berfikir mungkin dia berfikir apa harus menerimanya atau tidak.
Mungkin merasa tau aku memanggil namanya lirih dia menoleh menatapku dengan tatapan sendunya.ali menarikku kedalam pelukannya hangat itulah yg kurasakan aku menumpahkan segala tangisanku di sana kurasa baju nya basah karna ulahku tapi aku tak peduli yg ada di pikiranku hanyalah pernikahan sialan itu!
"Udah gak usah nangis,gue bakal menerima pernikahan itu"apa aku bermimpi dia menerimanya tak ada kah niat untuk membatalkannya?ohhh shit!!
Aku meghela nafas menatapnya dalam mencari kebohongan disana namun nihil aku tak menemukannya ketulusan lah yg aku temukan.
"Kalau kamu menerimanya maka aku juga akan menerimanya" terkutuk lak kau prilly jawaban bodoh apa yg kau berikan bukannya tadi kau menolaknya???!!
Setelah melepaskan pelukannya dia mermabat saku celanya mengeluarkan handphonenya dan berjalan sedikit menjauh.aku yg merasa ingin tau mendekatinya namun sayang dia sudah mengakhiri pembicaraannya namun kalau ku tebak dari raut wajahnya pasti ini menyangkut nyawa manusia.
"Ada apa? Apa ada pasien dalam keadaan kritis?"aku nencoba menebak bahwa yg menelponnya itu adalah pihak rumah sakit.
"Yah keadaannya melemah dia butuh penanganan kritis" sudah kuduga pasti pasiennya kumat lagi.
"Kalau begitu biarkan aku ikut? Boleh kan?
Dia tersenyum manis kearah ku oh senyumnya menggoda ku!! Seseorang carikan aku tali kurasa aku akan terbang!! Akhh cukup lebaynya prilly.aku berlari keatas meminta izin akan keluar memeriksa pasien pada papa namun mungkin papa sedang tidur aku hanya meminta izin dari luar pintu kamar.lalu bergegas turun kebawah ke tempat ali yg masih setia berdiri disana.
Dia menarik tanganku nenuju mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan lumayan tinggi.
Setelah memarkirkan mobil aku dan ali dengan tergesa-gesa langsung memasuki rumah sakit tak peduli tatapan dari suster yg jelas nyawa pasien adalah nomor satu bagi ku.
Aku berjalan terus mengikuti langkah ali menuju ruangan pasien tapu tunggu bukannya arah jalan ruangan ini menuju pasien anak-anak yg waktu itu aku periksa menggantikan dokterny?benar saja tebakan ku benar jadi ternyata ali adalah dokter yg menggantikan
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top