chapter 4
"I'i pulang !!! "
Prilly pulang melangkah masuk kedalam rumahnya dengan langkah kecil .
"Udah pulang sayang? Kenapa kemaleman pulangnya?"tanya lelaki payuh baya yg merupaka papa prilly sambil tersenyum menatap kepulangan gadisnya.
"Oh itu tadi i'i harus periksa pasien bentar papa takut ntar kondisi memburuk"prilly melirik sebentar papanya dan beralih menatap seseorang yg dari sedang berbicara dengan papanya.
"Dokter ali bukan"tanya prilly memastika .
Ali hanya mengangguk tak lepas dari senyumannya menatap prilly .
"Ohhh jadi kalian udah pada kebal yah? Jadi papa gak repot lagi dong kenalin ali sama kamu"ujar papa prilly santai.
Prilly melangkah mendekat kearah papanya dan ali , meletakkan bokongnya tepat di sebelah ali.
"Ia om tadi kami gak sengaja ketabrak beberapa kali karna buru-buru"sambung ali
"Wahh kalau kata anak anak zaman sekarang ya kalau sering - sering ketabrak ntar jodoh lo"papa prilly terkekeh melihat ekspresi prilly yg nampaknya ingin protes .
"Oia pa kenapa ali ada disini pah? Papa kenal sama misterius boy ini"tunjuk prilly ali.
Ali hanya tersenyum mendengar nama panggilan prilly yg aneh menurutnya tapi mungkin itu panggilan spesial ,tunggu spesial (?) Sudahlah lupakan.
"Papa sama ali itu kenal udah lama i'i sayang , ali ini adalah dokter yg waktu itu satu rumah sakit di AUSI " jelas papa prilly.
Mulut munyil prilly hanya membentuk bulat untuk mengatakan "oh" .
"Truss dia ngapain disini? "
Prilly masih belum mengerti dengan adanya misterius boy ini di rumahnya .
"Jadi papa bakal jadiin kalian partner dalam tugas nantik ...."
Belum sempat papa prillt menyambungkan ucapannya hp prilly tiba-tiba berdering .
Prilly berjalan sedikit menjauh dari ali dan papanya karna dia mendapat telfon dari rumah sakit yg sepertinya itu penting.
"Apa!!!!!"teriak prilly kaget.
Ali dan papa prilly yg mendegar teriakan dari prilly langsung berjalan kearah prilly yg nampak kaget .
"Ada apa sayang? Kenapa kamu teriak-teriak begitu nak?"tanya papa prilly khawatir.
"Mama....."lirih prilly hampir tak terdengar namun pasti dapat di dengar oleh papanya.
"Ada apa dengan mama sayang jawab papa!!"papa prilly nampak sedikit khawatir saat prilly menyebut nama mamanya.
Prilly tak menghiraukan ucapan papanya ia berlari menuju bagasi mobil menyalakan mobil dan melajukannya menuju rumah sakit.
Tak peduli dengan papanya yg masih tak mengerti dengan prilly yg tiba-tiba lari .
Prilly melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi nasib baik berpegang baik padanya jalanan saat ini sedang sepi ia bebas jika ingin melaju cepat.
*****
Prilly mempercepat langkahnya menuju ruangan mamanya khawatir, takut bercampur jadi satu ia kacau tak ingin terjadi apa-apa dengan mamanya .
Sesampainya prilly di depan pintu perlahan diraihnya ganggang pintu dan membukanya perlahan.
"Prilly!! Syukur akhirnya lo datang juga kita harus mengatasi mama lo!! Jantungnya melemah dan kejang-kejang"teriak milla saat mengetahui prilly tiba .
"Tapi kita perlu lagi bantuan satu lagi dokter pasien kritis!" Saut vani .
"Biar gue ikut juga "suara berat berasal dari depan pintu tepat belakang prilly.
Prilly menoleh kebelakang terdapat ali dengan senyumannya berjalan kearah prilly.
"Gue bakal bantu lo kita adalah partner mulai saat ini" ali mengelus pucuk kepala prilly lembut.
Prilly hanya memasang mungka sendunya melihat kedatangan ali , ia hanya tersenyum samar kearah ali.
Berjalan kearah milla dan vani yg masih sibuk mengatasi mananya.
Detakan jantung yg tidak seirama menandakan jantungnya kumat lagi prilly tak mampu melihat itu semua ia memilih keluar dari ruangan itu dan membiarkan ali , milla dan vani yg mengatasinya.
Diluar sudah terdapat papa prilly yg masih mondar mandir menunggu salag satu yg berada di dalam keluar.
Klekkk!.
Papa prilly menghampiri prilly yg keluar dengan wajah yg tegang .
"I'i bagaimana mama ? Apa dia baik-baik saja?, mama gak papa kan sayang!!"pertanyaan demi pertanyaan keluar dari mulut papa prilly yg khawatir.
"Maafin i'i pa i'i gak bisa mengatasi mama i'i gak kuat liat mama kayak gitu" prilly mulai terisak di bahu papanya melepaskan kesedihannya.
"Hei anak papa kenapa jadi begini? Kamu dokter dan dokter itu gak boleh lemah harus kuat" papa prilly berusaha tersenyum memberi kekuatan kepada putrinya.
"Maafin kita prill!"prilly mendengar suara milla yg sudah keluar.
Prilly dengan sigap langsung berdiri dan menghampiri milla, ali dan vani yg nampak tengah tertunduk.
"Gimana keadaan mama gue ? Mama baik-baik aja bukan!!" Prilly seketika histeris mendengar perkataan maaf milla.
Ali langsung memeluk prilly yg masih terus saja meronta-ronta di dada bidang ali namun sedetik kemudian prilly bisa tenang di pelukan ali.
"Kita udah berbuat sebisa kita prill tapi tuhan berkehendak lain prill , tuhan sayang sama mama lo " ujar vani mengelus kepala prilly sayang.
Prilly hanya tersenyum tipis kemudian berjalan masuk kedalam ruangan mamanya ia ingin melihat mamanya untuk terakhir kalinya walau ia tau sakit rasanya ditinggal pergi oleh mamanya untuk selamanya.
Prilly menggenggam tangan mamanya dan mengecupnya berulang-ulang kali sambil terisak.
"I'i tau mama udah bahagia disana i'i akan selalu rindu sama mama , i'i sayang mama , mama yg tenang disana yaa "
Prilly mengusap airmatanya sambil tersenyum kearah wajah mamanya yg sangat pucat ia tau mamanya akan lebih bahagia disana disisi tuhan bersama para malaikat yg akan selalu menjanganya .
********
Vote koment jangan lupa guyss , lumayan panjang gak?? Udah panjang deh yaa :D
Author mewek nulisnya :'( .
Selamat menunggu berbuka semuanya :D dan selama tidur :-P
:-*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top