chapter 10


Gelak tawa menggema keras berbunyi di dalam ruangan prilly sedangkan yg ditertawakan hanya menatap horor kedua temannya.3 hari yg lalu prilly memang sudah di nyatakan sehat dan boleh kembali beraktivitas seperti hari-hari sebelumnya, tadi siang tepatnya saat jadwal makan siang prilly memang memanggil milla dan vani sekedar hanya untuk teman curhatnya tentang rencana gila papanya itu.

Tapi yg ia lihat adalah milla dan vani yg puas meledeknya dan sesekali tertawa kencang dengan ledekannya sendiri, ia memang sudah memberi tau milla dan vani kalau ayahnya akan menikahkannya dengan dokter tampan menurut milla dan vani itu , siapa lagi dokter tampan menurut milla dan vani kalau bukan dokter aliando.

Sesekali prilly merasa muak karna tidak mendapatkan saran yg indah di dengar dari mulut sahabatnya ini namun gelak tawa lantang lah yg ia dengarkan.

"Ck! Berapa lama lagi lo mau ketawain gue sih? Bosen gue tau lo jadi temen kasih saran kek atau apa ini malah ketawain gue" milla dan vani masih berusaha menghentikan tawanya namun sedetik ia terdiam tawanya menggema kembali diruangan prilly.

"Lo itu mau nikah? Masa lo tolak sih kan lo bakal nikah ama dokter tamvan di rumah sakit ini bukan"millla kembali tertawa memegangi perutnya dan menyeka air matanya yg keluar .

Prilly menatap jengah kedua sahabatnya ini, dia berlalu dari hadapan dua makhluk yg dari tadi menertawakannya itu.

Prilly's pov

Aku memandang kesal dua anak manusia yg dari tadi menertawakan ku ini, dari pada aku hanya menjadi bahan tertawaan mereka lebih baik aku keluar dan makan siang itu akan lebih baik .
aku melangkahkan kaki ku malas kearah pintu sebenarnya aku malas untuk makan siang namun apa daya perut ku ini sudah memberontak ingin di beri makan.aku memegang ganggang pintu itu malas namun Baru saja aku ingin membuka pintu, pintu itu sudah terbuka dan mengenai keningku.akh!! Shit siapa yg membuka pintu ini! Tidak tau kah dia kalau keningku ini sakit.

"Awhhhh!! Siapa sih main buka...."aku terdiam kaku menatap lelaki dihadapan ku meneliti setiap inci wajahnya alisnya,matanya,hidungnya dan bibirnya akh!!!Apa yg kau pikirkan prilly.

"Maaf sakit yah? Aku kira kamu belum mau keluar eh tau nya kamu baru mau keluar maaf yah " ucapnya sambil mengelus lembut pipi ku , aku hanya terpaku ntah mengapa badan ku terasa kaku saat kulitnya bersentuhan dengan kulitku darah ku berdesir dan jantung ku? Oh apa dia kumat lagi tak ini bukan sakit tapi??...

"Ekhemm"aku tersontak kaget dari lamunan gila ku dan menatap milla yg berpura-pura tak melihat ke jadian tadi.

"Ayolah prilly , ali kalian mengapa tega sekali tak tau kah kalian disini ada yg masih menjomlo sampai sekarang"sindir vani menatap milla yg dibalas tatapan dendam kearah vani.

Aku hanya menggeleng kepala melihat aksi milla dan vani yg saling lempar sindiran, aku mengalihkan pandangan ku kearah ali dia menatap ku terus tanpa henti dan kedip ,hebat! Apa matanya tidak pedih? Aku mengibaskan tangan ku di hadapannya .

"Ehh maaf , lo udah makan siang belum? Kalau belum bareng yuk" aku terdiam sejenak dan sedetik kemudian aku menganggukkan kepala setuju.

"Eh trus lo mau ninggalin gue gitu sama milla tega lo, kagak gue mau ikut enak aja lo" vani beranjak dari duduknya berjalan kearah aku dan ali sedangkan milla ia mendengus kesal masih terus menatap kesal pada vani.

███████████████████

Ali's pov

Aku terus memandang takjub ciptaan tuhan dihadapanku ini dia begitu sempurna lihatlah matanya hazel teduhnya itu yg mampu membuat jantung ku berdetak tak karuan, hidungnya yg lancip. Bibir merahnya yg menggoda. Rasanya aku ingin terbang ke langit yg paling tinggi.

"Eh li udah kali natapnya kagak akan kabur kali! Lo gak liat dari tadi noh yg lo liatin dari tadi pipinya udah merah merona bak cabai merah yg siap meledak " cibir vania aku mengalihkan pandanganku kearah prilly benar saja dia merona, lucu sekali wajahnya saat sedang merona begini.

Aku mengusap kepalanya gemas wajah meronanya yg lucu itu semakin mengeluarkan semburan merahnya saat aku menyentuhnya aku menatapnya teduh tanpa memperhartikan sekitar tempat dimana kami berada dengan kilat aku mengecup pipinya lembut.

Setelah lama mengecup pipi kenyalnya itu Ku alihkan pandanganku kearah milla dan vani yg melongo melihat aksi nekat ku.

"Hei apa yg salah?"aku bertanya membuyarkan lamunannya dan menatapnya bingung apa yg salah coba mengecup pipi calon istri itu adalah salah satu keniknatan ya gak?

Milla menoyor kepala ku lumayan keras ,membuatku meringis kesakitan dan menatapnya dendam sakit sekali pukulannya itu aku mengusap kepala ku bekas pukulannya tadi.

"Lo apaan sih main toyor pala gue aja sakit tauk!!"ucapku kesal.

"Lagian ya lo itu kagak liat tempat apa? Kalau mau nyium orang itu liat tempat dong!kagak tau apa ini tempat umum enak aja lo main nyosor aja"ucap milla emosi aku hanya memandangnya santai dan kembali menata bidadari ku yg ekspresinya tak beda jauh dengan milla dan vani tadi.

"Udah ah! Gue bayar dulu makanannya , van jangan mangap ntar lalat masuk "aku berlalu tanpa menghiraukan vani yg terus mengomel tak jelas itu.

#########

Hai semua maaf ya lama gak updet biasalah berkelana mencari THR :d

Maaf ceritanya makin gaje ya? Mau lanjut atau gak?vote koment guys :)

Ira ♥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top