chapter 1


"Permisi dokter disini ada pasien yg harus di tangani dokter anton izin karna harus menjeput temannya di bandara"

Gadis yg awalnya tertunduk fokus kearah kertas putih mendongak keatas kemudian mengangguk sambil tersenyum manis.

Prilly mengambil jas kedokterannya yg sengaja ia lepaskan dan diletakaan tepat di belakangnya. Mulai mengangkat bokongnya dari tempat duduknya dan berjalan keluar ruangannya.

Derap langkahnya menyusuri setiap lorong rumah sakit masih dengan tersenyum manis kepada pasien, dokter ataupun suster .

"Awhhhh!!"

Karna sedikit mempercepat langkahnya ke ruangan pasien yg akan ia tangani ia tak sadar jika dia menabrak seseorang yg sama sepertinya mengenakan baju kedokteran.

"Maaf , maaf gue gak liat buru-buru soalnya maaf sekali lagi yah" ucap lelaki misterius tadi membantu prilly berdiri .

"Ia gak papa , kalau gitu saya duluan yah karna ada pasien yg perlu saya tangani"

Prilly berlalu meninggalkan lelaki misterius tadi yg belum ia ketahui siapa namanya itu.

"Suster bagaimana keadaan pasuen apa dia baik-baik saja , maaf saya terlambat tadi ada sedikit masalah dijalan"

Suster keluar dari ruangan itu hanya tersenyum mendengar ucapan prilly lalu mempersilahkan dia masuk.

Prilly hanya mengangguk sambil tersenyum masuk kedalam ruangan tersebut dengan sedikit terburu-buru.

Sesampainya ia didalam disana dia melihat sosok anak kecil yg sedang meringis kesakitan memegangi dadanya .

"Cepat ambilkan peralatannya berikan juga dia obat penahan rasa sakit agar dia tidak lagi kesakitan."

Tangan-tangan munyilnya mulai memeriksa dengan teliti tak mrlakukan kesalahan apapun agar tak membahyakan pasien.

Sekitar 1 jam lebih prilly meneriksa pasien dengan sangat teliti akhirnya dia mengakhirinya keluar ruangan dengan wajah yg tak bisa diartikan.

"Dokter! Bagaimana keadaan anak saya dok? Apa dia baik-baik saja?"ujar wanita paruh baya dengan wajah cemasnya berlari kearah prilly.

"Ibuk tenang dulu yah, mari ibuk keruangan saya ada hal penting yg ingim saya sampaikan" prilly berbicara sangatlah ramah kepada wanita paruh baya tadi .

Wanita itu mengikuti setiap langkah prilly mulutnya terus memanjatkan do'a untuk anaknya .

"Mari buk silahkan duduk"ujar prilly ramah.

"Jadi begini saya mau bertanya sudah berapa lama anak ibuk menderita penyakit kebocoran jantung?"

Ibuk itu hanya terdiam dengan badan yg sudah mulai bergetar sepertinya ibuk itu akan menangis, oh jangan prilly sangat lah tak tega dengan tangisan seorang ibuk.

"Ibuk yg tenang yaa jangan tegang rileks saja jadi ibuk belum tau bahwa anak ibuk menderita kebocoran jantung?"tanya prilly sekali lagi .

Ibuk itu berkali-kali menghela nafas menetralkan nafasnya yg mulai tak beraturan"saya belum tau kalau anak saya menderita penyakit mematikam itu , selama ini jarang sekali ia mengalami hal ini"

"Baiklah ibuk nantik saya akan panggilkan teman saya yg akan mengatasi masalah ini" prilly mulai berbicara tegas namun masih dengan senyumanmya.

"Apa dokter tidak bisa menangani anak saya ?"

Prilly's,pov

"Apa dokter tidak bisa menangani anak saya?"

Oh kenapa wanita ini bertanya soal itu bukan aku tak mau menolong anaknya cuman ada satu hal yg membuatku tak bisa menangani pasien ini bukan aku tak bisa , aku bisa hanya saja... akhh!! Kenapa aku harus begini tak ada jalan hanya meminta Erfan yg mengatasinya aku tak bisa jika harus melakukannya.

"Bukan itu ibuk hanya saya tidak bekerja dibidang jantung saya hanya bekerja dibidang kanker sekali lagi maaf saya hanya menggantikan teman saya yg izin"

"Baiklah kalau begitu dok saya permisi dulu mau melihat kondisi anak saya"pamit ibuk itu membuatku betnafas lega karnanya.

Setelah ibuk itu keluar dari ruanganku aku menyandarkan tubuhku di kursi menatap langit-langit putih rumah sakit .rasanya tak ingin jika kejadian beberapa tahun lalu terulang lagi itu sangat menyiksa baginya .

Aku melihat arloji yg melingkar manis di tangan ku membuat ku kaget seketika dan keluar ruangan ku dengan tergesa-gesa aku sudah terlambat!.

Aku menarik nafas sebentar kemudian memasuki ruangan itu terdapat wanita paruh baya yg masih terbaling lemah disana dengan wajah pucatnya namun tak mengurangi sedikitpun kecantikan diwajahnya.

"Ma...."

Kata yg pertama kali aku keluarkan setiap hari bahkan dari aku lahir sebutan itu adalah sosok yg selalu melindungi ku dan juga yg selalu ada disaat aku tersedih , temapat aku menumpahkan segala amarah ku dan tangisanku.ku usap kepalanya lembut wajahnya yg mulai sedikit keriput dan badannya yg mulai mengurus oh tuhan kapan kau cabut cobaannya tuhan aku rapuh tanpanya!"

Aku menangis terus menggenggam tangannya erat berharap agar ia membalas genggaman ku namun selalu nihil tangannya yg dingin tak sama sekali bergerak atau matanya itu yg selalu memandangku teduh terbuka .

Menunggu ya hanya itu yg aku lakukan aku tak bisa melakukan apa pun untuknya betapa bodohnya aku seorang dokter yg tak bisa mengatasi ilmunya aku bodoh!!

Ku usap air mataku berdiri dari dudukku masih dengan menggenggam tangannya mengecup lama keningnya dan nencium tangannya .

********
Hoho saya muncul ! Lama tidak buat cerita baru nongol eh datang-datang udah buat yg baru lagi hahaha :D awal chapter telah siap berikan vote dan koment kalian guys !

Oh ia thanks ya buat cover kerennya RifdahDestiSalsaaa26 covernya kerennn!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top