Tsukishima Kei

Haikyuu! © Haruichi Furudate
Story © Akazawa_Liliyana
.
.
.

✿✿✿

Bel pulang sudah berbunyi sejak dua jam yang lalu, tapi [Y/n] terpaksa tinggal di sekolah untuk memberisihkan kamar mandi. Salahkan alarm ponselnya yang tidak berbunyi, hingga membuat [Y/n] bangun kesiangan dan terlambat datang ke sekolah.

Setelah menganti uwabaki-nya dengan sepatu, dengan berat hati gadis bermahkota [H/c] itu melangkah ke gedung olahraga di belakang sekolah.

[Y/n] ke sana bukan untuk ikut kegiatan ekstrakurikuler, ia kesana hanya mencari sosok pemuda bernama Tsukishima Kei.

[Y/n] dan Tsukishima satu kelompok untuk tugas sejarah, tugas itu akan dikumpulkan besok pagi.

Sebenarnya Tsukishima sudah menyuruh [Y/n] datang kerumahnya minggu lalu untuk mengerjakan tugas itu. Tapi [Y/n] menolak dengan alasan ada urusan keluarga. Padahal aslinya ia hanya ingin tidur seharian di kamarnya.

[Y/n] memiliki tinggi yang cukup abnormal untuk seorang perempuan, tingginya sudah lebih dari 175 cm. Hal itu sering membuat [Y/n] di-bully.

Sampai didepan gedung olahraga, samar-samar [Y/n] bisa mendengar suara decitan sepatu.

"Mencari siapa?"

[Y/n] berbalik, mendapati sosok perempuan berwajah cantik berkacamata sedang menatapnya bingung.

" Aku mencari Kuso megan__ Tsukishima," jawab [Y/n] sambil tersenyum.

Eh... jadi dia senpai cantik yang dikatakan orang-orang

Guman [Y/n] dalam hati, sementara perempuan cantik berkacamata itu hanya tersenyum tipis ke [Y/n] "Ayo masuk," ajaknya ramah.

"Kiyoko-san!!"

Dua orang pemuda langsung berlari kearah
Kiyoko, satu botak dan satu lagi pendek. Kiyoko langsung menghindar, akibat [Y/n] berjalan tepat dibelakangnya, pemuda pendek tadi akhirnya menambak [Y/n].

"Itte"

Rigis [Y/n] kesakitan akibat kepalanya mendarat di lantai gym yang keras. Sementara pemuda pendek tadi jatuh menindih [Y/n].

Melihat posisi ambigu itu, ruang gmy yang tadinya berisik akibat bunyi pantulam bola dan suara teriakan jadi sunyi seketika.

"Whaaa... Gomen senpai! Aku tidak sengaja!!"

Pemuda yang menindih [Y/n] tadi langsung berdiri dengan wajah memerah, selain itu ia juga mengulurkan tangannya untuk membantu [Y/n] berdiri. [Y/n] dengan senang hati menerima uluran tangan itu.

"Senpai baik-baik saja?"

"Pfft.....Noya-san, orang yang kau panggil senpai itu anak kelas satu,"

Tawa pemuda berkacamata berambut blonde dengan iris karamel pecah.

"Sudah ku bilang, kau itu titan," ejek Tsukishima masih tertawa.

Perempatan siku-siku merah muncul di dahi [Y/n] seketika, rasanya ia ingin menutup mulut pemuda penyuka strawberry itu dengan sepatu.

" Urusai! Tsukki teme!!"

" Jadi, dino-chan, apa yang kenapa kau kemari huh? rindu padaku?"

Ya, Tsukishima biasa memanggil [Y/n] dengan sebutan dino-chan, mungkin itu terdengar seperti Tsukishima mengejek tinggi [Y/n]. Tapi aslinya itu panggilan sayang.

" Gak, aku gak rindu, rindu itu berat. Aku gak akan kuat," ujar [Y/n] sambil berjalan mendekati Tsukishima " latihan mu masih lama?"

" Sawamura-san, aku boleh minta izin pulang?"

Sawamura yang sedang menerima servis menoleh, kumudian mengangguk "baiklah kau boleh pergi, nikmati kencannya!"

"Bukan, kami hanya akan mengerjakan tugas sejarah," elak [Y/n] dan Tsukishima bersamaan.

" Ah.. souka," ujar Sawamura sweetdrop

Tsukishima segera mengemasi barang-barangnya, ia menyuruh [Y/n] untuk menunggunya di sini. [Y/n] hanya mengangguk, sementara Tsukishima pergi ke ruang ganti.

"Ano.. etto, bagaimana cara mu bisa tinggi seperti itu?!!"

Tanya pemuda berambut oranye yang sedang memegang bola voli di dadanya. Kedua mata pemuda yang bernama Hinata itu berbinar menunggu jawaban dari [Y/n].

"Ngg... memakan tunas pohon kelapa mungkin," jawab [Y/n] asal, sebenarnya ia juga tidak tau kenapa ia terlahir dengan tinggi seperti itu.

"Souka, Yosh! aku akan memakannya nanti!!"

"Hinata boge!!"

.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah berjalan cukup lama, [Y/n] sampai di depan rumah Tsukishima. Rencananya mereka akan mengerjakan tugas itu di rumah [Y/n], tapi kerena rumahnya sedang ada acara mereka memutuskan untuk mengerjakannya dirumah Tsukishima.

Tsukishima baru saja akan membuka pintu, tapi pintu itu terbuka terlebih dahulu "ah.. Kei sudah pulang?" tanya pemuda yang sedikit lebih pendek dari Tsukishima.

"Nii-san, apa yang kau lakukan disini?"

"Aku kesini untuk mengambil barang-barang ibu, nenek sakit. Kami akan menginap di rumah sakit, Kei jaga rumah ya~"

Kemudian pemuda yang dipanggil nii-san oleh Tsukishima itu segera melangkah, ia juga tersenyum ramah pada [Y/n].

"Kakaknya baik, kok adiknya enggak? jangan-jangan Tsukishima itu anak punggut!"  Gumam [Y/n] tidak mengerti akan perbedaan sikap Tsukishima Kei dengan kakaknya yang bagaikan langit dan bumi.

[Y/n] sampai dikamar Tsukishima, hanya ada mereka berdua di rumah itu. Segera mereka berdua mulai mengerjakan tugas sejarah itu dalam diam.

Setengah jam berlalu, tugas membuat makalah tentang zaman Edo itu akhirnya selesai. [Y/n] meregangkan tubuhnya yang sedikit terasa kaku " Tsukki, bagaimana kita pergi memakan ramen? kebetulan sekarang masih jam setengah delapan,"

"Tidak mau," jawab Tsukishima singkat.

"Tunggu disini, aku akan mandi setelah itu aku akan mengantarmu pulang," Tsukishima bangkit dari duduknya, kemudian magambil handuk bewarna putih dari lemari.

" Dino-chan,"

"Apa?"

"Jangan mengintip~"

" Itu hanya akan terjadi didalam mimpi mu! Tsukishima baka!!"

"Hanya memastikan, lagian tidak ada yang tau isi pikiran kotormu itu kan," Tsukishima tersenyum mengejek sambil menutup pintu kemudian melangkah ke lantai bawah, tempat kamar mandi berada.

[Y/n] menghela nafas, pipinya jadi memerah akibat perkataan Tsukishima. Jika boleh jujur, sudah sejak lama [Y/n] menyukai Tsukishima, Tsukishima pernah menolong [Y/n] waktu disekolah dasar. Waktu itu mereka berdua duduk dikelas lima, [Y/n] dibully oleh teman-teman perempuannya diketengahkan terlalu tinggi.

Tes... tes...

Mendengar suara hujan, [Y/n] segera berjalan kearah jendela kemudian menyibak tirai bewarna biru, bulir-bulir air berjatuhan membuat semua daerah dibawa naungan awan kelabu itu basah akibat hujan "eh... bagaimana caranya aku pulang?!" panik [Y/n], pasalnya gadis itu tidak membawa payung akibat bagun kesiangan, jadi ia tidak sempat mendengar ramalan cuaca.

Cklek

Pintu kamar itu terbuka, si pemilik kamar pelakunya " eh... Jadi Dino-chan benar-benar tidak mengintip ya?

[Y/n] berbalik, pipinya langsung memerah kala melihat pemandangan dihadapannya.
Tsukishima dengan rambut yang masih basah berjalan mendekat kearahnya, sesekali air dari ujung rambut blonde miliknya jatuh ke lantai. Membuat Tsukishima yang setengah naked itu terlihat lebih 'anu' dimata [Y/n].

Tsukishima menyeringai kala melihat semburan merah tipis di wajah manis [Y/n]
" He... Dino-chan berpikir mesum ya?"

"Urusai!"

Tsukishima tertawa dalam hati, ia suka melihat ekspresi marah bercampur malu milik [Y/n]. Tsukishima kemudian melangkah ke lemari, lalu mengambil kemeja bewarna putih dan langsung memakainya.

"Sepertinya hujan tidak akan berhenti," komen Tsukishima saat mendengar suara hujan yang bertambah deras seiring waktu.

"Mmmm...."

[Y/n] menghela nafas, perutnya sudah berbunyi akibat kelaparan. Dari pagi gadis itu belum makan, akibat kesiangan bekal makan siang [Y/n] tertinggal di majalah makan. Saat ia ingin membeli roti melon di kantin, roti itu sudah habis terjual.

Tsukishima tidak sengaja mendengar suara perut [Y/n] yang berbunyi, menghela nafas pemuda tinggi itu kembali turun ke bawah, mencoba memberiksa makanan yang bisa mereka makan.

Di dalam kulkas ada [Y/ff], Tsukishima kemungkinan menghangatkan makanan itu ke microwave. Selagi menunggu masakan itu hangat kembali, Tsukiuta kembali ke kamarnya untuk memanggil [Y/n].

"Oi... Ayo turun."

"Baiklah."

[Y/n] dan Tsukishima sudah sampai di lantai bawah bertepatan dengan bunyi microwave yang berbunyi. Tsukishima langsung mengambil makanan itu dan menghidangkannya di atas maja.

"Makanlah." Ujar Tsukishima, [Y/n] menatap bingung Tsukiuta berberapa saat. Ia ingin sekali menggoda Tsukishima yang berbuat baik, biasanya dia hanya menabur garam di luka orang. Tapi [Y/n] pikir itu kejam, jadi ia hanya mengangguk dan mulai makan.

Tsukishima duduk bersebrangan dengan [Y/n], ia juga ikut makan. Kening Tsukishima berkerut saat melihat cara makan [Y/n] yang mirip anak kecil.

"Oi... ada sesuatu di bibirmu," Tsukishima memberi tau.

[Y/n] langsung berhenti makan, kemudian mengelap bibirnya dengan tangan "sudah hilang?"

"Cih... tubuhmu saja yang berkembang, otakmu ternyata tidak," ujar Tsukishima sarkas sambil mengambil tissue di meja lalu membersihkan bibir [Y/n].

Tangan Tsukishima yang awalnya ada di bibir [Y/n] berpindah ke dagunya, perlahan Tsukishima mengangkat dagu itu agar [Y/n] menatapnya. Sementara wajah [Y/n] sudah berubah menjadi merah, semerah strawberry yang Tsukiuta sukai.

"Ne, [Y/n] kau tau kenapa aku memanggil mu Dino-chan?" Tanya Tsukishima sambil tersenyum tipis.

"Kerena tinggi badanku?" Jawab [Y/n] polos dengan wajah memerah yang imut dimata Tsukishima.

"Bukan, kerena aku menyukai Dinosaurus, dan aku menyukaimu. [Y/n] kau mau jadi kekasihku?" tanya Tsukishima lagi, kali ini dengan senyuman yang menurut [Y/n] manis.

Malu malu [Y/n] mengangguk, Tsukiuta kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah [Y/n]. Bibir Tsukishima mengecup lembut bibir [Y/n].

"Sudah ku duga, kau manis seperti strawberry,"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top