Akashi Seijuuro
Akashi Seijuuro x Reader
Story © Chika_ko
.
.
.
✿✿✿
Kau sebelumnya sudah berjanji akan melakukan kerja kelompok dengan sahabat masa kecimu yang absolute. Ya absolute, kau disuruh datang tepat waktu ke mansionnya atau tidak kerja kelompok itu tidak akan terjadi.
Dan disini lah kau berada. Kau terdiam sesaat di depan pintu mansion itu sebelum menenangkan bel yang berada di sampingnya. Baru saja tanganmu hendak menekan bell, pintu itu tiba-tiba saja terbuka dan terlihat lah seorang pemuda bersurai crimson dengan mata heterochome-nya yang tengah memperhatikanmu dengan tajam.
"Kau telat lima detik, (Name)," ujarnya yang masih memperhatikanmu.
Kau yang mendengarnya hanya bisa memasang wajah bersalah dan menatapnya dengan tatapan memelas agar dimaafkan. Lagipula alasanmu terlambat karena kau merasa segan untuk masuk ke dalam mansion mewah itu apalagi saat para maid dan butler memberi hormat padamu layaknya seorang putri dari dunia dongeng.
Kini kau telah berada di dalam mansion dan terus mengikuti ke arah mana putra Akashi itu pergi. Kau selalu bertanya-tanya apa dia tidak merasa kesepian di dalam mansion besar ini?
"Aku sudah terbiasa."
Jawaban yang kau dengar dari Akashi membuatmu sedikit terkejut lantaran pertanyaanmu yang masih berada di dalam pikiranmu tiba-tiba saja sudah terjawab. Entah kenapa Akashi lebih mirip seperti cenayang karena bisa membaca isi pikiranmu.
"Jangan berpikiran yang tidak-tidak, karena aku bisa membacanya dari raut wajah anehmu itu," sindirnya yang langsung masuk ke dalam kamarnya dan kau tetap mengikutinya dengan wajah yang bersungut-sungut.
"Waah ... kau sudah menyiapkan cemilan dan minuman untukku, ya? Baik sekali~" ujarmu saat melihat semangkuk cemilan dan juga minuman dua gelas teh hangat.
"Kau baru tahu?"ujarnya lalu duduk di bawah yang beralaskan banyak duduk. "Duduklah dan tunjukkan bagian mana saja yang tidak kau ketahui," perintahnya absolute yang membuatmu langsung duduk dengan tenang dan nyaman. Tanganmu pun mulai mengeluarkan beberapa buku dan salah satu buku. Dan salah satu bukunya ia tunjukkan pada Akashi tentang tugas yang tidak ia mengerti.
"Oh yang ini." Akashi tampak menjeda kalimatnya sebelum mengulas senyuman kecil. "Kesinilah, aku akan mengajarimu," sambungnya lagi sambil menyuruhmu untuk duduk di dekatnya.
Kau pun lagi-lagi menurut dan duduk disampingnya, terlihat dia juga mulai mengajarimu dengan serius. Namun sayangnya kau tidak bisa berkonsentrasi belajar karena jarak wajahnya dengan wajahmu sangat dekat.
"Apa kau paham, (Name)?" tanyanya setelah menjelaskan semuanya.
Kau langsung tersentak pelan sebelum menganggukkan kepala dan hal itu sungguh membuatmu dicurigai oleh Akashi.
"(Name), jangan bilang kau tidak mendengarkan penjelasanku tadi," tuduhnya yang membuatmu seketika menjadi tegang karena ketahuan. "Kenapa?" tanyanya yang membuatmu mulai gugup.
"Itu ... itu karena kau terlalu dekat dengan wajahku," ujarnya dengan wajah yang merona. Kau masih ingat napas hangat mint itu menerpa permukaan kulit wajahmu itu tapi dengan cepat kau melupakan hal itu agar tidak mengganggu pikiranmu dan tanpa kau sadari bahwa pemuda yang berada di sampingmu itu tengah menyeringai kecil.
"Oh, maaf. Kalau begitu akan aku ulang dan setelah itu akan aku beri beberapa pertanyaan. Jika kau bisa menjawab semuanya dengan benar maka kau akan mendapatkan hadiah dariku dan jika salah kau harus menuruti permintaanku, bagaimana?" tanyanya yang memberi penawaran.
Sesaat kau berpikir sebelum menganggukkan kepalamu yang membuat seorang Akashi tersenyum. Ia pun kembali mengajarimu dan kau pun kembali memperhatikan penjelasannya dengan bersungguh-sungguh.
Tapi saat mendapatkan soal darinya kau tampak terdiam. Sepuluh soal dengan tiga soal yang terlihat sangat sulit untuk dikerjakan. Dan benar saja saat kau berhasil menjawab sepuluh soal itu, ada tiga soal yang jawabannya salah.
"Tiga soal salah maka tiga permintaan yang harus kau kabulkan. Apa kau siap?" tanyanya yang membuatmu gugup dan juga takut. Terlihat Akashi menjawab tiga soal tadi dengan mudah dan semua jawabannya benar semua dan setelah itu menatapmu dengan lekat.
"Permintaan pertama, jangan pernah dekati pria lain selain aku dan keluargamu. Kedua, kau harus mau menjadi kekasihku dan tidak ada penolakan. Ketiga, cium aku," kata Akashi panjang lebar dengan senyuman yang penuh kemenangan.
"Jika seperti itu mau bagaimana lagi," ujarmu yang tampak langsung menyerah. Bertanya pun pasti tidak akan di jawab Akashi jadi kau pun memilih menyerah.
Kau pun pada akhirnya melakukan apa yang Akashi suruh. Kau pun mencium pipi Akashi dengan wajah yang merona hebat.
"Su-sudah," ujarmu gugup sambil menundukkan kepala karena malu. Kemudian kau bisa merasakan sesuatu yang melingkar di lehermu. Kau pun melihat di sana ada sebuah kalung perak dengan bandul hati di lehermu. "Dengan ini kau menjadi milikku."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top