01
Chapter 01:
THE ACCIDENT
"Cut! Break lima belas menit!"
Para kru tampak bernafas lega seraya meninggalkan posisinya masing-masing ketika sang sutradara berkata demikian. Aktor dan aktris yang baru saja menyelesaikan adegan ke-lima belas untuk film melodrama yang akan secara resmi tayang tahun depan itu tersenyum kepada satu sama lain sebelum melangkah ke arah yang berbeda.
"Harry!"
"Kami mencintaimu!"
"Harry!!"
Teriakan itu tak dapat dihindari tatkala sang aktor utama berusia 27 tahun melangkah menjauhi lokasi syuting yang berada di halaman sebuah gedung tua, menuju ke tempat di mana mobilnya berada. Harry Styles melangkah gontai dengan dua orang pria bertubuh tegap yang setia menemani, berjaga-jaga jika ada penggemar yang nekat untuk mendekati Harry ketika pria itu lengah dan melakukan sesuatu yang buruk. Lagipula, Harry bukan aktor yang akan meladeni penggemar selama dua puluh empat jam. Dia memiliki waktu dan mood khusus untuk melayani para penggemar. Sekarang bukanlah waktunya.
Harry membuka pintu mobil bagian belakang dan langsung duduk di sana dengan tangan yang merogoh kantung di bagian belakang jok pengemudi. Tangan Harry mengambil sebotol air mineral dan aktor itu langsung meneguk air tersebut sebelum menghela nafas lega.
"Adegan selanjutnya adalah adegan saat Mike harus memanjat pohon untuk mencapai kamar Maria dan yang harus kau ketahui, pohon itu cukup tinggi dengan dahan yang tak begitu besar. Maksudku, jika kau ingin menggunakan peme—,"
"Tidak, aku bisa melakukannya sendiri." Harry memotong cepat ucapan manajer Jill yang entah dari mana datangnya sebelum kembali meneguk sisa air mineral.
Manajer Jill yang berdiri di dekat pintu mobil, berkacak pinggang dengan kertas naskah di tangannya. "Anne akan membunuhku jika kau pulang dari lokasi syuting dengan luka di tubuhmu. Apa kau tak tahu jika dia sudah memberiku tatapan hendak membunuh saat kau bersikekeuh syuting adegan berbahaya di filmmu sebelumnya tanpa mau memakai jasa stuntman? Come on, Harry."
"Nah, aku akan sangat berterima kasih jika kau ingin menutup mulut dan tak melaporkan segala sesuatu kepada Ibu-ku. Kau tahu, aku tak ingin membuatnya cemas dan aku bosan mengatakan ini, tapi aku benar-benar bukan anak kecil lagi, Jill." Harry berkata cepat, menatap manajer Jill dengan malas-malasan.
Bukan rahasia lagi jika Ibu Harry yang bernama Anne Styles adalah seorang Ibu protektif yang harus mendapat kabar dari sang putra tiap satu jam sekali. Harry adalah pria dewasa yang sudah menginjak usia dua puluh tujuh tahun. Harry selalu bertanya-tanya, apa yang membuat Ibu-nya sangat protektif pada putra yang sudah dikatakan dewasa.
"Harry."
Perhatian Harry dan juga manajer Jill beralih saat mendengar suara lembut tersebut. Manajer Jill segera menyingkir dari pandangan Harry, sehingga sekarang Harry bisa melihat jelas siapa pemilik dari suara lembut yang tadi menyebutkan namanya meskipun suara itu sudah tak asing lagi di telinganya.
Cara Delevingne.
Cara adalah lawan main Harry di film kali ini. Film berjudul M Squared yang menceritakan tentang sepasang kekasih dengan huruf depan nama yang sama. Mike dan Maria. M Squared adalah melodrama yang menguras emosi serta air mata. Ceritanya adalah tentang Mike si bajingan yang jatuh cinta pada Maria si gadis polos yang bercita-cita untuk mengabdikan diri pada Tuhan. Terlalu banyak adegan menyedihkan dan terkesan cengeng. Harry juga tak mengerti, kenapa dia menandatangani kontrak untuk menjadi pemeran utama pria di film ini alias menjadi Mike Adams dan Cara adalah pemeran utama wanita yaitu Maria Odhell.
Manajer Jill melirik Cara sekilas sebelum beralih menatap Harry. "Well, aku akan berbicara dengan sutradara. Kalian bisa mengobrol, hanya berdua." Manajer Jill mengedipkan satu mata kepada Harry dan melangkah meninggalkan Harry yang tampak memutar bola matanya.
Bukan rahasia juga jika manajer Jill adalah the biggest Hara—nama gabungan Harry dan Cara—shipper. Bahkan, Harry sempat curiga jika manajer Jill-lah yang membuat nama Hara.
Pikiran Harry kembali ke dunia nyata ketika mendapati Cara yang sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya, dengan mata yang fokus menatap naskah adegan yang harus mereka lakoni.
"Apa kau membaca naskah untuk adegan selanjutnya? Mike harus memanjat pohon untuk mencapai kamar Maria yang berada di lantai 2, lalu Mike mendapati Maria yang tertidur pulas sebelum mendekat, mencium kening Maria dan pergi lagi melalui pohon yang sama."
Cara mengalihkan pandangannya, kali ini menatap mata hijau Harry yang sedari tadi memperhatikan gadis itu. Harry tak mengerti, kenapa gadis secantik Cara harus memiliki pacar yang juga adalah seorang wanita, sama sepertinya. Cara adalah seorang bisexual, dalam artian memiliki ketertarikan kepada pria dan wanita. Sekarang, dia tengah menjalin hubungan dengan supermodel bernama Kendall Jenner.
"Tak usah menatapku seperti itu, Styles. Kau bisa saja membuatku jatuh cinta padamu." Cara memutar bola matanya dan Harry tertawa geli.
"Bukankah bagus? Apa kau tak tahu? Bahkan sebelum dipasangkan di film ini, para penggemar sudah memasangkan kau dan aku terlebih dahulu. Mereka menyebut kau dan aku sebagai Hara. Cute, bukan?"
Cara tertawa palsu sebelum berkata santai, "Nope. CaKe is so much better."
CaKe adalah nama singkatan untuk Cara dan Kendall. Tiap kali mereka mengambil foto berdua, mereka pasti mengikutsertakan hashtag CaKe tersebut.
"Aku masih penasaran bagaimana bisa kalian yang sama-sama wanita menjadi kekasih dan bagaimana kalian melakukan...itu?" Harry bertanya ragu-ragu, namun diselingi dengan senyum nakal di bibir merah muda panasnya.
Cara menghela nafas sebelum meletakkan naskah adegan di pangkuannya dan menatap Harry malas-malasan. "Yang harus kau tahu, aku mendatangimu karena ingin berlatih untuk akting selanjutnya."
Harry mengangkat satu alisnya. "Serius? Kupikir kau merindukanku dan perlahan namun pasti, kau mulai luluh oleh pesona seorang Harry Styles dan pada akhirnya akan meninggalkan kekasihmu yang supermodel itu, lalu hidup bahagia denganku."
Cara menyatukan alis. "Yang benar saja! Never in your wildest dream, Styles!"
Harry tertawa geli. Dia sangat senang menggoda Cara. Gadis berusia satu tahun lebih tua darinya itu selalu punya ekspresi lucu ketika Harry mulai menggodanya untuk menjadi kekasih Harry. Cara adalah tipikal pacar yang setia. Lihat saja. Dia tak mudah tergoda oleh seorang Harry Styles sekalipun.
Mulut Harry baru hendak terbuka, mengeluarkan godaan lainnya untuk Cara saat mendengar salah satu kru film berteriak dan memanggil dua pemeran utama itu untuk kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Harry dengan cepat meraih naskah miliknya dan membaca seraya beranjak ke luar dari mobil. Sama halnya dengan Cara.
"Aku belum membaca naskah sama sekali." Harry berkata, sambil berjalan dengan Cara di sampingnya.
"Kau terlalu sibuk menggodaku daripada membaca naskahmu, Harry! Aku tak mau tahu, aku ingin syuting hari ini selesai sebelum pukul 7 malam. Aku ada kencan dengan Kendall!" Omel Cara yang hanya ditanggapi cemberut oleh Harry.
Saat kedua pemain peran itu melangkah berdampingan, para penggemar yang berada di sana, menyaksikan proses syuting tampak berteriak histeris. Meneriakkan nama Harry, Cara atau bahkan Hara.
Harry dan Cara melangkah ke arah yang berbeda, sesuai arahan kru. Cara melangkah ke dalam gedung, lebih tepatnya ke arah kamar yang akan disusupi Harry setelah memanjat pohon yang cukup tinggi dan tua tersebut.
"Syuting kali ini cukup berisiko, Harry dan manajer Jill memberitahuku jika kau tidak ingin menggunakan pemeran pengganti. Sebenarnya, tidak berbahaya jika kau tahu cara memanjat dan tetap berpijak pada ranting yang benar sesampainya di atas. Kami akan memasangkan tali pengaman ini untukmu." George yang merupakan asisten sutradara menjelaskan kepada Harry, sesampainya mereka di lokasi syuting.
Harry menatap pohon besar di hadapannya dari atas ke bawah. Harry tak tahu nama pohon ini, tapi sepertinya pohon ini cukup kuat untuk menahan berat tubuh Harry. Lagipula, Harry sudah menurunkan berat badannya yang semula 68 kilogram menjadi 65 kilogram. Diet selama satu bulan atas perintah manajer Jill sebelum mulai syuting film yang satu ini.
"Tidak perlu pengaman. Pohon ini terlihat cukup aman." Harry memukul pelan batang pohon yang akan dipanjatnya. "Aku tak ingin menggunakan pengaman, George."
George menghela nafas. "Baiklah. Aku tahu akan sangat sulit membujukmu. Kau akan melakukan apa yang kau inginkan, kan?" Harry menganggapi George dengan senyuman tipis.
"Kau sudah membaca naskah, kan?" George kembali bertanya dan Harry menjawab dengan senyuman lebar yang sudah dapat George artikan sebagai belum.
George menepuk bahu Harry. "Dua menit untuk menghafal naskah. Dimulai dari sekarang."
Harry buru-buru membaca naskah sementara George memberi aba-aba agar kameramen dan kru lainnya bersiap. George duduk dan tampak menatap layar monitor, sesekali mengomentari pencahayaan yang pas untuk ditampilkan di layar.
Setelah dirasa cukup memahami maksud dari naskah, syuting dimulai. Adegan dimulai dengan Harry berlari kecil waspada sambil melirik kanan dan kirinya. Memastikan keadaan aman, Harry mulai memanjat pohon dan tak butuh waktu lama, Harry sudah mencapai ranting besar yang akan dijadikan jembatan untuk mencapai balkon kamar Maria. Tak ada percakapan sama sekali, Harry hanya fokus dengan gerak tubuhnya.
Di dalam ruangan lantai 2, tampak beberapa kru dan juga pemain yang menatap Harry cemas ketika Harry mulai menginjakkan kaki di ranting, penuh kehati-hatian. Satu langkah dan Harry bernafas lega. Sepertinya ranting ini cukup kuat.
Harry cukup percaya diri untuk kembali melangkah saat tiba-tiba saja, kakinya meleset dari ranting dan menyebabkan tubuh Harry kehilangan keseimbangan sebelum terjatuh dari ketinggian dua meter.
Matilah aku.
----
Hallooo!!
Aku dapet ide lagi buat nulis dan gak tau kenapa, tokoh yg kepikiran Haylor lagi dan inilah dia. Ini terinspirasi dari DOTS aka drama Korea fave aku:*
Hope you guys like this. Kasih komentar ya, ini mau dilanjut atau apa hehe.
Thank you :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top