9

"Hyo Jin-ah..." ucap Taehyung lirih

Yunri menerjap-nerjapkan matanya setelah hampir 5 menit dia bertukar pandang dengan Taehyung. Pandangannya teralihkan karena mendengar Taehyung membuka suara, walaupun samar, Yunri tau jika Taehyung sedang mengucapkan nama seseorang, namun Yunri tidak begitu jelas mendengar nama yang di utarakan dari bibir Taehyung.

"Sunbae.." panggil Yunri berusaha menyadarkan Taehyung yang hingga kini belum melepas pandangan dari matanya

"Ye?" balas Taehyung yang kini sadar akan lamunannya

"Sebaiknya kita ke kelas saja sekarang. 15 menit lagi kelas akan dimulai." Jelas Yunri

"Oh. Baiklah. Kalau begitu ayo kita keluar dari sini." Ajak Taehyung

"Arraseo." ucap Yunri. Kemudian mereka berdua berjalan pergi meninggalkan perpustakaan setelah Yunri selesai meminjam beberapa buku.

----

Di sepanjang koridor kampus, Jungkook bersiul-siul dengan leluasa sambil menikmati langkah kakinya menuju kelas. Karena koridor lumayan sepi, siulan Jungkook menggema, membuat siapa saja yang berada dikoridor mendengar siulannya yang merdu seperti suaranya ketika bernyanyi.

"Jungkook-ah!" Jungkook menoleh kearah sumber suara, didapatinya 2 orang berbeda gender yang berjalan menuju kearahnya. Dia mengernyit, 'bagaimana bisa mereka berdua bersama?' serunya dalam hati

"Oh. Yunri-ya annyeong." Jungkook membalas ucapan Yunri di sertai senyuman tipis

"Kau ada kelas?" tanya Yunri

"Tentu saja! Mana mungkin aku ke kampus jika tidak ada kelas." Balas Jungkook. Tanpa menghiraukan Taehyung yang sekarang sedang berdiri di samping Yunri, karena sedari tadi, Taehyung memang tidak mengeluarkan suara dan Jungkook juga enggan memulai percakapan dengan Taehyung duluan.

"Ah. Betul juga. Kalau begitu aku duluan ya! 5 menit lagi kelasku dimulai." Pamit Yunri

"Arraseo. jangan lupa nanti sepulang kuliah." Ujar Jungkook sambil melemparkan senyum kelincinya pada Yunri kemudian melangkah pergi meninggalkan Yunri dengan Taehyung, Yunri hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Sunbae..." panggil Yunri pada Taehyung

"Ye?" sahut Taehyung

"Kalian bertengkar?" tanya Yunri penasaran

"A-aniya.. aku hanya sedang malas bicara dengannya" jawab Taehyung sekenanya

"Waeyo? Kenapa kau malas berbicara dengannya? Pasti ada alasan." Yunri yang tidak puas dengan jawaban Taehyung yang membuat dia semakin dibuat penasaran

"Ah molla. Aku hanya sedang tidak ingin berbicara dengannya dulu." Setelah mengucapkan kata terakhirnya, Taehyung melangkahkan kakinya dengan langkah besar tanpa bicara apapun lagi pada Yunri. Taehyung belum siap membuat adik tirinya sakit hati karenanya, tapi kenyataannya memang harus seperti itu.

Hanya untuk memastikan, Yunri dan Hyo Jin adalah orang yang sama atau bukan. Perasaan salah dan gelisah sedang menyelimuti Taehyung saat ini, dia tidak ingin menyakiti adiknya sendiri, tapi di sisi lain dia juga ingin tau siapakah Yunri sebenarnya. Entahlah bagaimana akhirnya tidak akan ada yang tau, Taehyung hanya bisa melakukan apa yang bisa dia lakukan saat ini tanpa tau apa akibatnya nanti.


***


Kafetaria Hankuk University, di sinilah sekarang Kim Seokjin berada. Yang mau tidak mau menghadap di depan laptop yang mungkin beberapa minggu kedepan menemaninya untuk menyelesaikan tugas akhir.

Otak Seokjin tidak berfikir dengan baik hari ini, pikirannya bercabang kemana-mana. Untung saja kekasihnya, Kim Sohyun sedang ada kelas, jadi dia tidak di maki-maki karena di tidak serius mengerjakan tugasnya.

"Arghh! Bisa gila aku!" Seokjin mengacak-acak rambutnya dan sedetik kemudian dia menjatuhkan kepalanya ke meja, memejamkan mata untuk mencari ketenangan sejenak karena dia merasa jika otaknya seakan ingin pecah.

Hampir saja Seokjin ingin menuju kealam mimpi, ponselnya bergetar dan membuat dirinya terlonjak kaget karena dia memang orang yang mudah terkejut, "Nde, yeoboseo?" ucapnya masih setengah sadar

"......."

"Ye? Benarkah?" Seokjin membulatkan matanya karena tidak percaya

"......"

"Apa kau sudah memastikan tanggalnya sama dengan tanggal adikku meninggal?" tanya Seokjin

"......"

"Oh. Arraseo Baro-ya.. nanti aku akan ke apartemenmu. Gomawo sudah membantuku." Ucap Seokjin mengakhiri percakapan teleponnya

Seokjin bernafas lega setelah menutup teleponnya. Akhirnya dia menemukan titik terang dari apa yang dia cari selama ini, walaupun belum sepenuhnya tuntas, apapun hasil akhirnya dia akan menerimanya.


***


"Tunggu aku di kafetaria" begitulah isi pesan Jungkook yang kini sedang di baca Yunri. Yunri tersenyum tipis sampai akhirnya dia beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya menjauh dari tempat semula.

"Yunri-ya!" panggil Taehyung sambil melangkahkan kakinya menyusul Yunri yang sudah berada di ambang pintu

"Ye sunbaenim?" sahut Yunri

"Mian." Ucap Taehyung lirih

"Minta maaf untuk apa?" Yunri mengernyitkan keningnya

"Karena tadi aku pergi meninggalkanmu begitu saja."

"Ahh. Gwencana sunbae, jangan merasa bersalah. Aku yang seharusnya bersalah karena aku terus bertanya denganmu. Ya sudah aku pergi dulu." Ujar Yunri sambil tersenyum simpul yang membuat lesung pipi kecilnya terlihat, setelah itu dia berjalan pergi meninggalkan Taehyung.

"Hyo Jin-ah.. apa benar itu kau?" ucap Taehyung lirih setelah Yunri hilang dari pandangan matanya

---

Yunri duduk di salah satu bangku kafetaria yang berada di samping dinding kaca, sambil menikmati jus jeruknya, dia melihat hamparan pekarangan kampus yang sangat luas di depan matanya. Pepohonan berwarna hijau yang daunnya menari-nari terbawa angin membuat Yunri juga merasakan kesejukannya walaupun dia sedang berada di dalam ruangan. Dia tersenyum menikmati pemandangan indah yang berada di depan matanya.

Ah! Dia ingat sesuatu, tadi malam dia dikirimi audio oleh Jungkook dan dia belum sempat mendengarnya karena dia sudah tertidur. Selagi dia ada waktu senggang, dia ingin mendengarkannya, diambilnya ponsel dan earphone yang berada di tasnya dan segera dia memasangkan earphone di telinganya lalu mengeplay audio kiriman Jungkook.

Yunri tau betul ini lagu apa, setelah intro lagu terputar, terdengar suara seorang laki-laki yang mencairkan suasana hatinya seketika bagaikan es batu yang tersiram air panas. Oh, Ini suara Jungkook mengcover lagu favorit Yunri. Ingin rasanya Yunri menjerit bagaikan fangirl yang selalu meneriaki Bangtan pada saat mereka bernyanyi.

When it comes to you

There's no crime, let's both of our souls and interwine

When it comes to you, don't be blind

Watch me speak from my heart, when it comes to you

Comes to you

Ketika datang padamu

Tidak ada kejahatan, mari kita satukan jiwa kita dan jalin bersama

Ketika datang padamu, jangan jadi buta

Lihatlah aku berbicara dari hatiku, ketika datang padamu

Datang padamu

(David Guetta ft. Justin Bieber_2U)

Yunri memang pernah bercerita pada Jungkook jika dia sangat suka mendengarkan lagu ini. Dan tidak menyangka Jungkook akan menyanyikannya, sungguh Yunri sangat terkejut sekaligus senang. Dan mungkin setelah ini dia akan menjadi fans dari seorang Jeon Jungkook karena dia sudah terhipnotis oleh suara lembut laki-laki itu.

Karena terlalu terbawa oleh suasana dan lagu yang ballad, Yunri memejamkan matanya dengan menopang dagu menggunakan kedua tangannya sekaligus. Mungkin orang-orang yang sedang melihat ke arahnya pasti mengira Yunri sudah gila karena dia senyum-senyum sendiri.

Setalah lagu yang di dengarkan Yunri benar-benar selesai, dia perlahan-lahan membuka kedua kelopak matanya dan kembali pada dunia nyata. Betapa terkejutnya saat dia mendapati seseorang yang tiba-tiba berada di depannya dengan posisi menopang dagu dan dengan santainya sedang menatap Yunri.

"Ah ya! Jeon Jungkook, kau sungguh membuatku terkejut." Seru Yunri dengan nada kesal

"Siapa suruh kau memejamkan matamu seperti itu." Jawab Jungkook santai masih pada posisi yang sama

"Kau ini, aku bosan menunggumu terlalu lama. Datang-datang malah menyalahkanku." Telak Yunri sambil refleks menitak kepala Jungkook

"Oh. Jinjja? mian." Ucap Jungkook dengan cengiran khasnya

Yunri mengehela nafas pelan sebelum memulai perkataannya, " Arraseo arraseo. kau ingin mengajakku ke mana hari ini? Ke game center lagi?"

"Bukan. Aku ingin mengajakmu ke sungai Han." Celetuk Jungkook

"Eh. Ke sungai Han? Siang-siang begini?"

"Hm.. tentu saja, memangnya kau tidak suka?" tanya Jungkook

"Ku rasa itu bukan ide yang bagus, Sungai Han menurutku tidak cocok jika dikunjungi siang hari, kita ke sana sore saja. Bagaimana kalau siang ini kita ke Myeongdong?" usul Yunri

"Myeongdong? Untuk apa? Kau ingin shopping?" ucap Jungkook

"Aniya, aku ingin berwisata kuliner di sana. Sudah lama juga aku tidak ke sana sejak terakhir tahun lalu."

"Hhh.. terserah dirimu lah. Yang penting kau bahagia." Ujar Jungkook sembari tersenyum tipis

"Arraseo." ucap Yunri sambil menampilkan senyum termanisnya yang membuat jantung Jungkook saat itu juga ingin keluar dari tempatnya

"Kajja.." Jungkook segera berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan kefetaria dan diikuti oleh Yunri di belakangnya


***


Sekali lagi, di sinilah Taehyung berada. Pemakaman. Suasana yang begitu mencekam dan sepi khas pemakaman tidak membuat Taehyung bosan akan tempat itu. Malah tempat itu selama 4 tahun terakhir ini sudah bagaikan rumah keduanya. Taehyung akui dia hebat dalam hal setia, bukannya menyombongkan diri, tapi kenyataannya memang seperti itu.

Tak bisa terhitung berapa kali dia selalu mengusap batu nisan bertuliskan nama Kim Hyo Jin, mungkin ratusan kali atau bahkan mungkin ribuan kali. Senyum tipis terukir di bibirnya yang juga tipis, sekali lagi, kenangan mereka terputar kembali di otaknya tanpa dia suruh sekalipun.

Setetes air mata tiba-tiba jatuh dari pelupuk mata Kim Taehyung. Sungguh, dia sangat rindu dengan gadis ini. "Hyo Jin-ah... neo eodisseo?" celetuk Taehyung lirih (Hyo Jin-ah... kau dimana?)

"Sungguh.. aku sungguh sakit tanpamu." Ucap Taehyung sekali lagi lalu dia meletakkan kepalanya yang mulai terasa berat di atas makam

"Kim Taehyung!" suara seorang laki-laki yang familiar masuk kedalam indra pendengarannya, Taehyung mendongak, melihat siapa gerangan yang memanggilnya, " Oh. Jin hyung." Dan ternyata laki-laki itu Kim Seokjin

"Neo wae irae?" ucap Seokjin dengan nada khawatir. (kau kenapa begini?)

"Apa hyung? Memangnya kenapa?" tanya Taehyung tak paham

"Ya paboya! Lihatlah dirimu, kau ini semakin kurus wajahmu semakin tirus dan terlihat seperti orang tua. Dan sekarang, lihatkah sekali lagi, kau menangis." Jelas Seok Jin

"Menangis?" Taehyung yang tidak sadar kemudian segera menyentuh pipinya dan benar, pipinya basah karena air matanya, "A-ah.. aku tadi kelilipan hyung." Timpal Taehyung sembari menunjukkan senyum kotak khasnya

"Taehyung-ah! Dengarkan aku." Seok Jin memutar bahu Taehyung agar menghadap kepadanya.

Taehyung tersenyum simpul dan membalas, "Apa hyung?"

"Aku tidak bisa melihatmu seperti ini, tolonglah berubah. Di sini akulah yang berperan paling besar, karena akar dari masalah adalah diriku dan kedua orangtuaku, dan aku sangat merasa bersalah padamu Taehyung-ah. Geumanhae.." ucap Seok Jin panjang lebar.

Senyum tipis yang semula terukir indah di bibir Taehyung kini memudar menjadi sendu.

"Hyung.. aku harus bagaimana?" tanyanya pasrah akan keadaan

"Aku sudah bilang berulang kali padamu untuk jangan hidup seperti ini terus-menerus. Ah sudahlah lupakan, aku ingin bertemu denganmu bukan untuk membicarakan ini. Aku ada kabar bahagia." Ucap Seok Jin sambil tersenyum

"Kabar bahagia? Apa?"

"Ikutlah aku."


***


Myeongdong, di sini Yunri dan Jungkook berada sekarang. Yunri sangat suka sekali berada di sini, karena di sini banyak berbagai makanan yang tentunya enak dan hampir semua Yunri suka. Sesekali Yunri terenyum lebar menikmati keramaian orang yang berlalu lalang di sana, dia sangat suka sekali keramaian terkecuali keramaian fangirl yang berteriak-teriak meneriaki idolanya, itu adalah keramaian yang sangat terkecuali baginya.

"Jungkook." Panggil Yunri

"Hmm." Jungkook membalasnya hanya dengan gumaman

"Aku ingin makan odeng." Ucap Yunri yang melihat kearah Jungkook dengan puppy eyes andalannya

"Yasudah, carilah pedagang odeng dan belilah." Balas Jungkook santai

"Kau tidak ingin makan sesuatu? sejak turun dari mobil kau hanya diam, kau tidak suka di sini? Apa kita ke sungai Han sekarang saja?"

"Aniya. Tidak usah, katamu kan lebih bagus ke sungai Han sore hari." Ujar Jungkook sambil tersenyum

"Arraseo. kajja!" Yunri memegang pergelangan tangan Jungkook dan menarik Jungkook agar mengikuti langkahnya. Entah, tiba-tiba Jungkook mengulas senyum tipis di bibirnya saat melihat Yunri dari belakang

__

Kini Yunri dan Jungkook sedang duduk di bangku panjang yang berada di sepanjang jalan Myeongdong. Yunri terlihat sangat menikmati odeng yang di belinya tadi, sedangkan Jungkook hanya menyesap minuman yang sempat mereka beli di starbucks.

"Jungkook. Kau mau?" Yunri dengan mulut yang masih penuh odeng yang belum tertelan menawarkan 1 tusuk odeng pada Jungkook

"Aniya, makanlah." Tolak Jungkook

"Andwae. Kau harus memakannya juga. Akkk" dengan paksaan Jungkook akhirnya mau membuka mulutnya dan memakan 1 suapan odeng dari Yunri. Sungguh! Ini terasa enak bagi Jungkook karena Yunri yang menyuapinya.

"Enak kan?" tanya Yunri. Jungkook membalasnya dengan anggukan kecil dan senyuman tipis, Yunri pun ikut tersenyum


***


"Hyung.. kita mau kemana?" tanya Taehyung saat dia dan Seok Jin berada di sebuah lift sebuah apartemen

"Ke apartemen temanku." Jawab Seok Jin

"Temanmu? Lalu apa hubungannya denganku? Kenapa aku harus ikut denganmu bertemu temanmu?" penasaran Taehyung semakin menjadi-jadi sejak dari pemakaman

"Kau nanti akan tau sendiri Taehyung-ah. Biarlah ini menjadi kejutan untukmu. Oh ya. Bagaimana Yunri?"

"Yunri? Dia baik-baik saja. Memangnya kenapa?" jawab Taehyung santai

"Aduh... dasar bodoh, dasar tidak peka." Umpat Jin pada Taehyung

"Wae? Aku kenapa? Siapa yang tidak peka?" Taehyung mengelak

"Hei, kau tidak lupa kan? Kalau kau harus mendekati Yunri?" ujar Seok Jin sambil memijit pelipisnya 'astaga anak ini.' Batinnya

"Arra. Aku tau. Sudahlah hyung jangan mengajakku bicara saat aku seperti ini. Kau tau sendiri kan kalau aku mengalami depresi?" ujar Taehyung

Taehyung memang mengalami depresi sejak perginya Hyo Jin dari hidupnya, dan jika sudah kambuh, dia akan menjadi orang yang linglung dan tidak menyambung diajak bicara.

"Arraseo. tapi depresimu itu untungnya tidak parah, setidaknya kau bisa mengontrol dirimu untuk tidak jadi gila." Sahut Seok Jin

"Ya aku tau. Aku tidak gila, tapi depresi. Ah molla. Sungguh aku benci dengan diriku sendiri." Kesal Taehyung

"Taehyung-ah..geumanhae.. kajja." Seok Jin melangkahkan kaki setekah pintu lift terbuka di ikuti Taehyung di belakangnya.




Happy Reading ~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top