3

"Yunri-ya.. Ayo pulang!" ucap Yoongi yang tengah berdiri di belakang Yunri.

"Shireo. Kembalikan kuncir rambutku dulu." Jawab Yunri ketus sambil menengadahkan tangannya meminta kuncir rambutnya kembali.

"Arraseo. Kajja!" Yoongi kemudian mengeluarkan kuncir rambut adikknya dari saku celananya dan diberikan pada Yunri.

"Haneul-ah.. aku pulang dulu annyeong.." pamit Yunri pada Haneul, dan dibalas anggukan oleh Haneul


***


"Aku yakin pasti kau tidak akan bertahan terlalu lama memakai kontak lens." Ucap Yoongi di sela-sela keheningan mereka bertiga saat duduk di halte bus.

"Eoh! Tapi aku bosan kalau memakai kaca mata terus-menerus oppa."

"Tapi lebih baik memakai kacamata daripada kontak lens. Paboya.." ucap Yoongi terkekeh

"Ya!!!" Yunri memukul keras lengan oppanya itu

"Ah. Appo!!" ucap Yoongi diiringi dengan tawanya

"Oh.. hyung! Kau tertawa?!" Jungkook yang sedari tadi diam tiba-tiba menyela perbincangan kakak adik itu

"Wae?" ucapnya datar dengan menatap tajam mata Jungkook

"Ah. Ani." Jungkook bungkam dan segera mengarahkan pandangannya ke depan kembali. Entah kenapa bagi Jungkook tatapan Yoongi itu sangat mengerikan seperti hantu, ditambah lagi warna kulit Yoongi yang sangat mendukung.

"Oppa! kau menakutinya.." sahut Yunri

"Naega wae? Aku tidak menakutinya sama sekali Yunri-ya."

"Jungkook-ah. Jika Yoongi oppa menakutimu lagi bilang saja padaku. Arraseo?!" ucap Yunri yang membuat Jungkook menoleh kearahnya.

"Oh. Arraseo Yunri-ya.. Hyung hyung! Berbaik-baiklah padaku." Ucap Jungkook dengan menampilkan senyum disertai gigi kelincinya

"Arra arra... Jungkook-ah, besok pulang kuliah jangan lupa ke basecamp. Kita latihan seperti biasa." Ucap Yoongi

"Arraseo hyung."

"Jangan lupa ajak Taehyung. Paksalah dirinya. Karena kalau tidak dia akan terus mencari alasan untuk tidak ikut latihan. Minggu depan kita ada jadwal di kafe milik temanku."

"Arraseo hyung. Mungkin Tae hyung pergi ke makam Hyo Jin noona lalu dia akan pulang ke rumah dan tidur. Tidak ada tujuan lain selain itu."

"Apa dia setiap hari masih ke makam kekasihnya itu?"

"Hmm.. begitulah hyung."

"Aigoo.. anak itu memang tidak bisa melupakan cinta pertamanya." Yoongi heran dengan kelakuan hobae yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri itu.

Yunri yang mendengarkan percakapan mereka berdua hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala karena tidak tau siapa yang sedang mereka berdua bicarakan.

Bus pun akhirnya tiba, mereka bertiga segera naik dan ketika sudah di dalam, hanya ada tiga bangku yang tersisa, satu bangku kosong di depan dan dua bangku kosong di belakang. Yoongi segera mendaratkan bokongnya ke bangku kosong yang berada di depan.

"Kalian berdua di belakang." Ucap Yoongi santai lalu segera dia melipat kedua tangannya di depan dada dan segera memejamkan matanya.

"Aish! Di mana saja selalu tidur." Yunri menggerutu sendiri karena melihat kebiasaan oppanya dan dia segera duduk di belakang bersama Jungkook.

Yunri mengedarkan pandangannya keluar jendela dan melihat jalanan kota Seoul yang sedang dia lewati. Tiba-tiba Jungkook menepuk pelan bahunya membuat dirinya menoleh kearah Jungkook.

"Wae?" ucapnya

"Kau ingin mendengarkan suaraku saat bernyanyi?" pertanyaan Jungkook sukses membuat Yunri mengerutkan dahinya walaupun kerutan di dahinya tidak terlihat karena tertutup poni tengahnya.

"Mwo?" tanya Yunri masih dalam kebingungannya. Jungkook kemudian mengambil ponsel beserta earphone yang berada di dalam tasnya dan memasangnya ke telinga sebelah kanan Yunri dan satunya di pasang ke telinga kirinya sendiri. Yunri sempat kaget karena tiba-tiba Jungkook memasangkan earphone ke telinganya.

Kemudian lagu itu berputar, terdengar suara besar namun sangat lembut masuk di indra pendengaran Yunri. Matanya terpejam menikmati suara itu, sesekali dia tersenyum di part lagu tertentu.

"You give me purpose.." mulutnya bernyanyi lirih mengikuti alunan lagu yang terputar. Jungkook melihat gadis di sampingnya dengan raut wajah tersenyum. Dia senang sekali suaranya di nikmati oleh gadis yang berada di sampingnya saat ini.

Lagu nya berhenti, Yunri membuka matanya lalu menoleh kearah Jungkook sambil tersenyum, Jungkookpun demikian. Mereka saling lempar tatapan dan senyuman masing-masing.

"Jinjja, daebak Jungkook-ah.. mungkin akan lebih indah jika itu ku dengar secara langsung dari mulutmu." Ucap Yunri lalu dia tertawa

"Kau bisa datang ke kafe temannya Yoongi hyung minggu depan, tadi Yoongi hyung sudah bilang kan kalau Bangtan ada jadwal di sana?"

"Ah. Kau benar juga. Aku akan ikut Yoongi oppa ke sana minggu depan. Dan first time melihat Bangtan tampil, yah.. walapun aku tidak mengenal semua kecuali kau dan Yoongi oppa." jelas Yunri

"Hmm.. jangan terpesona dengan penampilan kami Yunri-ssi." Ucap Jungkook dengan senyum jahilnya

"Aish! Terpesona? aigoo.. kita lihat saja nanti." Ucap Yunri sambil tertawa renyah


***


Yunri dan Yoongi turun dari bus, tapi tidak dengan Jungkook. Arah rumah mereka memang searah, tapi rumah Jungkook lebih jauh dari rumah Yunri dan Yoongi.

"Jungkook-ah! Aku pergi dulu." Ucap Yunri saat ingin turun dari bus. Jungkook membalasnya dengan anggukan

"Oppa.." panggil Yunri pada Yoongi saat mereka berdua sedang berjalan menuju rumah

"Hm.."

"Taehyung... Siapa dia?" tanya Yunri dengan ragu

"Dia salah satu anggota Bangtan. Dia sunbaemu, dia kakak Jungkook." jawab Yoongi santai

"Tapi oppa, ada yang aneh dengan hati dan pikiranku saat mendengar namanya. Aku tidak mengerti, padahal aku tidak mengenalnya." Yunri memiringkan kepalanya mencoba mengingat-ngingat, tapi nihil. Yoongi memberhentikan langkah kakinya mendengar ucapan adiknya, dan itu membuat Yunri menabraknya karena Yunri berjalan di belakang Yoongi.

"Ah Wae?! Kenapa berhenti mendadak?!" ucap Yunri kesal lalu segera berjalan mendahului oppanya.

"Yunri-ya... sebenarnya siapa dirimu?" ucap Yoongi lirih saat Yunri sudah berjalan jauh didepannya.

__

Yoongi masih berkutat di depan komputer di studio musiknya. Pintu ruangan itu terbuka, tapi tidak membuat Yoongi kehilangan fokusnya di depan komputer. Yunri segera menghampiri oppanya dan memeluk leher oppanya lalu diletakkan kepalanya pada bahu oppanya.

"Oppa.."

"Hmm.." Yoongi hanya menjawabnya dengan gumaman dan matanya masih fokus di depan komputer.

"Bolehkah aku mendengarkan lagumu?" Yunri segera berpindah tempat duduk di samping oppanya sambil memasang puppy eyesnya.

Yoongi menoleh. Ditatapnya datar wajah adiknya itu, "Shireo." Lalu dia kembali fokus pada pekerjaannya

"Oppa.. satu kali saja. Hm? Hm? Jeball..." pinta Yunri sambil mengamit lengan oppanya lalu di goyang-goyangkan

"Andwe."

"Cih.. sikap dinginmu kumat lagi."

"Datanglah ke kafe minggu depan jika ingin mendengarkan laguku."

"Berangkat bersamamu?"

"Ani. Kau berangkat sendiri, aku akan berangkat bersama Bangtan. Jika kau ikut nanti mobilnya tidak akan cukup"

"Arraseo. aku akan datang bersama dengan temanku. Gomawo.. oppa hwaiting.." ucap Yunri lalu mencium sekilas pipi oppanya dan berjalan meninggalkan ruangan oppanya itu.

"Aigoo.. anak itu.." Yoongi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.


***


Jungkook segera naik ke lantai dua untuk mengajak hyungnya makan, ya, jika saja Jungkook tidak memanggilnya, hyungnya itu tidak akan pernah keluar dari kamarnya. Dengan langkah besar dia berjalan melangkahkan kakinya ke kamar hyungnya, tidak butuh waktu lama untuknya bisa sampai di kamar itu.

"Hyung, kau tidak makan? Appa dan eomma sudah menunggu di bawah." Ucapnya sambil mengetuk pintu kamar hyungnya. Tidak ada jawaban, dan itu membuat Jungkook khawatir, dengan segera dia membuka pintu kamar hyungnya yang ternyata tidak dikunci. Di waktu yang sama, Taehyung yang baru saja selesai mandi juga membuka pintu kamar mandinya.

"Kkamjagiya!" ucap Taehyung yang di susul dengan gerakan tangannya menutupi tubuh bagian depannya karena saat ini dia hanya memakai celana pendek saja, "Aish.. Jungkook-ah! Tidak bisakah kau tidak sembarangan masuk ke kamar orang, bagaimana kalau aku tadi telanjang?" Ucap Taehyung dan segera dia memakai kaosnya.

"Mian hyung. Aku hanya memastikan kalau kau di dalam." Sahut Jungkook di sertai senyum kelincinya.

"Arraseo. kau turunlah dulu ke bawah aku akan menyusul."

"Hyung.. sebaiknya kau harus berganti baju yang sopan."

"Wae?"

"Han Jiyun sedang di bawah." Ucap Jungkook dengan nada ragu

"Gadis itu? Aish! Dia datang bersama siapa? Sendiri?"

"Hm.. dia sendiri."

"Taehyung-ah.." tiba-tiba terdengar suara gadis yang tengah mereka bicarakan muncul dari balik pintu kamar Taehyung.

"Hyung. Aku ke bawah dulu." Jungkook lalu pergi meninggalkan Taehyung dan Jiyun

"Taehyung-ah.. kau tidak makan?" tanya gadis itu pada Taehyung dengan suara lembut

"Shireo. Aku tidak lapar." Jawabnya sedikit membentak

"Taehyung-ah.. kenapa kau sangat membenciku? Kau tidak lupa kan kalau kita dijodohkan?" tanya gadis itu sendu

"Perjodohan itu sudah tidak ada Jiyun-ah, sudah kukatakan sejak dulu aku sudah mempunyai kekasih." Jawab Taehyung dengan nada ketus

"Itu dulu Kim Taehyung! Sebelum gadismu itu mati." timpal Jiyun dengan menekankan setiap katanya

Emosi Taehyung kini meluap, lalu dia menoleh kearah Jiyun, "Kau! Jangan pernah sedikitpun mengganggu hidupku lagi, karena aku tidak akan pernah bisa menyukaimu ataupun mencintaimu." Ucapnya dengan menatap Jiyun dengan tatapan tajam

"Mwo?! mengganggu hidupmu?! Aku berusaha untuk membuatmu tidak gila karena gadis bodoh itu, sadarlah Taehyung-ah. Kau itu sudah dibuat gila oleh gadis bodoh itu, apa gilamu itu sekarang bertambah?! Apa kau sekarang mengharap gadis yang sudah mati itu kembali hidup?! HAH! Itu tidak akan mungkin terjadi Taehyung-ah." Ucap gadis itu terang-terangan

"Mwo? kau menuduhku gila?! Kau yang lebih gila karena selalu mencampuri hidupku selama ini. Cukup Jiyun-ah, appaku sudah tidak ada dan tidak akan ada perjodohan konyol itu lagi."

"Arraseo. aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi. Dan pastikan kau tidak akan menyesal telah melepasku." Ucap gadis itu percaya diri.

"Ya! Gadis gila! bahkan aku tidak pernah mengharapkanmu dari dulu." Sahut Taehyung dengan senyum sinisnya

"Kau lihat saja Taehyung-ah.. aku tidak akan membiarkan seorang gadispun memilikimu." Ucap gadis itu dan setelah itu dia pergi meninggalkan kamar Taehyung dengan emosinya.

"Cih. Gadis licik, mana mungkin ada gadis lain yang memilikiku, aku hanya milik Hyo Jin." Taehyung berkata lirih mengingat gadis yang hingga kini masih di cintainya.

"Taehyung-ie.." suara wanita paruh baya masuk ke indra pendengaran Taehyung dan dia tau betul itu suara siapa, eommanya.

"Eoh! Eomma, aku baru saja akan turun kebawah. Gadis gila itu sudah pulang kan?" tanya Taehyung pada eommanya yang sekarang tengah duduk di sampingnya.

"Iya.. Jiyun sudah pulang, dan eomma mendengar semua pembicaraan kalian." Ucap Ny. Kim, ah bukan, maksudku Ny. Jeon

"Eomma.. mendengarnya? Semua?" Ny. Jeon mengangguk menanggapi pertanyaan anak pertamanya itu

"Eomma tau kau sangat menyayangi Hyo Jin. Tapi, ini sudah 4 tahun Taehyung-ie.. kau tidak kasihan dengan eomma yang melihat anaknya terpuruk seperti ini?" ucap Ny. Jeon sambil mengelus puncak kepala Taehyung. Mata Taehyung berkaca-kaca, entah kenapa saat mendengar nama Hyo Jin wajahnya selalu memanas dan berujung tangisan. Dia benar-benar belum bisa melupakan gadis itu.

"Eomma.. apa aku salah jika masih mencintainya?" tanya Taehyung pada eommanya dengan wajah sendu

"Ani. Kau tidak salah sama sekali." Jawab eommanya sambil tersenyum kearah Taehyung

"Apakah aku harus melupakannya? Tapi kenapa perasaanku mengatakan kalau dia belum benar-benar pergi? Dan aku juga merasakan kalau dia masih ada di sekitarku. Sungguh sulit eomma untuk menerima semua ini." Taehyung menjatuhkan kepalanya ke bahu kecil eommanya dan menumpahkan tangisannya di sana

"Taehyung-ah.. geumanhae.. kau harus melupakannya, eomma tau ini sulit bagimu. Tapi kau harus tetap melupakannya."

"Mianhae eomma. Aku akan mencoba melupakannya mulai sekarang." Ucap Taehyung sambil mengangkat wajahnya dan mengusap air matanya lalu tersenyum kearah eommanya.

Ny.Jeon menggangguk, "Geurae. Ayo kita kebawah, appa dan Kookie pasti sudah menunggu."

"Ne. eomma."


***


Sedari tadi Yunri melamun di depan televisi, seolah terbalik, televisi yang menyala itu seakan yang sedang melihat Yunri melamun. Dia juga tidak tau apa yang sedang di lamunkan, Yunri merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya, tapi dia tidak tau itu apa. Beberapa kali dia memiringkan kepalanya agar mengingat apa yang telah dia lupakan tapi jawabannya nihil, dia tidak menemukan apa-apa. Entah kenapa dirinya seperti orang yang sedang hilang ingatan, bahkan masa kecilnya dia tidak pernah bisa mengingatnya.

Lamunannya buyar ketika bel rumahnya berbunyi, dengan segera dia bangkit dari tempat duduknya lalu membukakan pintu depan rumahnya.

"Silahkan masuk." Ucap Yunri pada namja yang berada di depan rumahnya

Seperti biasa namja itu tersenyum lalu membungkuk padanya. "Apakah Yoongi di rumah?" tanya namja itu

"Oh. Dia ada di studio musiknya. Masuklah " Jawab Yunri sambil mempersilahkan namja itu untuk kedua kalinya

"Hmm.. gomawo."

"Tunggu!" langkah namja itu terhenti ketika Yunri memanggilnya

"Kau leader di Bangtan kan?" tanya Yunri dengan nada sedikit ragu

"Ah.. akhirnya kau menanyakanku juga Yunri-ya." Ucap namja itu sambil melepaskan napasnya lega

"Naega?" Yunri tidak tau apa yang di maksud namja itu. Tanpa berpikir panjang namja itu mengulurkan tangannya pada Yunri.

"Kim Namjoon, kau boleh saja memanggilku Rapmon. Oh ya! Aku mahasiswa semester akhir, sama dengan Yoongi" Ucap namja itu sambil menunjukkan senyum berdimplenya

"Ah. Ye.. Namjoon sunbae, mian.. tapi nama Rapmon terlalu aneh bagiku." Ucap Yunri sambil tersenyum meringis dan menerima uluran tangan Namjoon

"Arra. Arra. Kalau begitu aku ke ruangan Yoongi dulu."

"Nde sunbae. Hwaiting" ucap Yunri sambil mengepalkan tangannya untuk menyemangati Namjoon. Dan dibalas anggukan oleh namja itu.


***


Yunri duduk di depan supermarket dekat rumahnya hanya untuk sekedar mengisi waktu luangnya, karena di rumah, oppanya sedang sibuk dengan pekerjaannya dan Yunri memutuskan berjalan-jalan keluar sebentar.

Dia menyantap kimbap yang di belinya dan duduk sambil mengangkat kedua kakinya ke atas kursi dan menikmati jalanan kota Seoul yang ramai berlalu-lalang kendaraan ataupun orang berjalan.

"Memang menyenangkan jika seperti ini." Ucapnya pada dirinya sendiri

"Hey! Gadis tomboy." Terdengar suara namja yang menepuk pelan bahu Yunri, tapi itu tidak membuat Yunri kaget karena dia sudah sangat hafal siapa namja itu.

"Oh. Eunwoo-ya. Kau sudah selesai?"

"Hmm.. aku sift pagi hari ini." Ucap namja yang diyakini bernama Cha Eunwoo itu. Yunri dan Eunwoo sudah saling kenal semenjak Yunri sering ke supermarket tempat Eunwoo bekerja, umur mereka yang sama membuat kedua orang itu saling kenal dan sesekali bertukar cerita.

"Eoh! Aku pikir kau baru saja bekerja." Ucap Yunri santai sambil menikmati kimbapnya

"Hey! Turunkan kaki pendekmu itu, kau ini perempuan tapi seperti laki-laki saja."

"Shireo. Lebih nyaman duduk seperti ini Eunwoo-ya. Dan jangan mengataiku pendek. Bahkan tinggiku tidak jauh darimu."

"Tapi kau tetap lebih pendek dariku." Ucap Eunwoo disertai tawanya yang membuat matanya hilang.

"Eiy. Sipit. Jangan mengejekku seperti itu. Kalau tinggiku sudah menyamaimu jangan menyesal ya." Mendengar kata itu, mereka berdua tertawa.





Happy Reading ~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top