15
Pagi berganti siang, siang berganti sore, sore berganti malam dan malampun kembali berganti menjadi pagi. Begitu seterusnya hingga hari yang ditunggu-tunggu anak-anak klub fotografi datang. Ya, hari ini mereka semua akan pergi menuju Jeju untuk mendatangi pameran fotografi dari beberapa fotografer terkenal di sana sekaligus mengikuti festival khusus yang juga diadakan di sana.
"Taehyung-ah... aku duduk disampingmu ya." Ucap Jimin seraya menenteng tas di bahu kanannya dan mensejajarkan langkahnya dengan Taehyung.
"Arraseo." ucap Taehyung singkat
Tak selang beberapa menit anak-anak klub fotografi menunggu, bus yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Semua segera berhambur berlari kearah bus dan segera masuk untuk berebutan tempat duduk yang mereka inginkan.
Yunri yang melihat teman-teman anggotanya hanya bisa tersenyum geli dibuatnya. Bisa-bisanya mereka masih berebutan bangku seperti anak sekolah dasar yang akan berangkat tour. Yunri berdiri dari duduknya setelah memastikan keramaian yang berada di depannya sudah reda dan berjalan melangkahkan kakinya ke dalam bus.
Yunri asal duduk di bangku kosong yang masih tersisa. Dia sendiri, saat ingin meletakkan tasnya ke tempat duduk sampingnya yang masih kosong, Seseorang berbicara padanya, "Bolehkah aku duduk di sini?" laki-laki yang bernama Jung Hosoek itu bertanya pada Yunri.
"Oh. Tentu saja sunbae, silahkan duduk." Jawab Yunri kembali memindahkan tas ranselnya di bawah.
"Terima kasih." Balas Hosoek dengan senyum manisnya.
Sepanjang perjalanan, Yunri hanya tidur karena dia masih mengantuk, pasalnya semalam dia tidak bisa tidur sama sekali. Sesekali dia membuka matanya hanya sekedar untuk mengganti posisi tidurnya. Bahkan dia tidak sadar jika seseorang yang duduk di sampingnya berganti orang.
***
"Seokjin-ah.." ucap wanita paruh baya dari arah pintu masuk rumah. Kim Seokjin yang sedang asik menonton televisi memalingkan wajahnya kearah sumber suara.
"Seokjin-ah.." ucap wanita paruh baya itu sekali lagi yang saat ini sudah berdiri di depan Seokjin.
"Eomma? Kenapa tidak memberi tau aku jika akan pulang sekarang?" tanya Seokjin seraya berdiri dan langsung memeluk eommanya.
"Ini kejutan sayang." Ucap Nyonya Kim pada putra semata wayangnya
"Lalu dimana appa? Apa dia tidak ikut pulang bersama eomma?" tanya Seokjin yang belum mendapati appanya datang.
"Appa akan ke sini besok lusa sayang. Kau tau sendiri kan appamu sangat sibuk?" sahut Nyonya Kim
"Oh. Arraseo." ucap Seokjin setengah kecewa. Selalu saja dari dulu appanya seperti itu. Terlalu memprioritaskan pekerjaannya. Padahal appanya punya tangan kanan yang bisa menggantikan pekerjaanya sewaktu-waktu jika sibuk.
"Nanti sore kau tidak keluar kan?" tanya Nyonya Kim pada anaknya saat mereka sudah duduk di sofa.
"Tidak eomma, teman-temanku sedang sibuk beberapa hari ini. Jadi aku tidak akan pergi kemana-mana" Jawab Seokjin
"Kalau begitu antarkan eomma bertemu adik-adikmu ya..." ucap Nyonya Kim
"Baiklah." Jawab Seokjin dengan menampilkan senyum tipisnya
-----
Nyonya Kim tidak berhenti meneteskan air matanya saat melihat dua buah nisan yang kini berada di hadapannya. Dia sangat rindu kedua putri kembarnya. Dia sangat menyesal dulu selalu mementingkan pekerjaannya daripada harus memberi kasih sayang kepada buah hatinya. Sungguh, rasa penyesalan itu sangat mendalam hingga Nyonya Kim tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.
Dia sangat rindu keberadaan putri kembarnya, dia rindu melihat ketiga anaknya bermain bersama dan bersenda gurau. Keluarga kecilnya dulu sangatlah tenang dan harmonis, sebelum Nyonya Kim dan Tuan Kim di panggil oleh atasannya untuk menguasai cabang perusahaan atasannya yang berada di Jepang. Karena tergiur dengan penawaran atasannya, Nyonya Kim dan Tuan Kim menerima dengan senang hati tawaran itu tanpa memikirkan kedepannya.
Sampai pada akhirnya Nyonya Kim dan Tuan Kim selalu mengutamakan pekerjaan daripada anak-anaknya yang berada di Korea bersama kedua orang tuanya. Begitulah seterusnya sampai pada saat semua kejadian itu terjadi. Saat dimana Hyo Rin divonis dokter gagal ginjal, saat dimana Hyo Rin meninggal. Semua berubah begitu saja, sampai akhirnya Hyo Jin pun juga meninggal. Dan saat itu Nyonya Kim baru menyadari betapa berharganya anaknya di dalam hidupnya.
Tapi kini semua sudah terlambat, sangat terlambat. Kini putri kembarnya sudah tiada di dunia. Di sini sekarang hanya tinggal anak sulungnya seorang.
***
Sudah hampir 1 jam Yunri bangun dari tidurnya, entah kenapa hari ini perasaannya sangat tidak tenang. Yunri pun tidak tau kenapa tiba-tiba perasaannya jadi seperti ini, padahal tadi pagi dia masih dalam mood yang baik-baik saja. Mata Yunri terus mengedarkan pandangan keluar jendela bus untuk sekedar melihat ramainya jalanan kota. Hingga tanpa terasa tiba-tiba Yunri meneteskan airmatanya tanpa sebab.
Kenapa? Kenapa saat ini yang ada dipikirannya adalah kehidupan masa lalunya? Kenapa dia rindu saat-saat kedua orangtua dan kedua saudaranya memberikan kasih sayang penuh kepadanya?
Yunri menangis dalam diam. Dia tidak tau kenapa dia jadi seperti ini, dia sangat rindu kehidupan masalalunya. Tapi di sisi lain dia tidak ingin kembali ke masalalunya.
'Kenapa? Kenapa aku seperti ini?' teriaknya dalam hati sambil menyeka air mata yang mulai mengalir deras membasahi pipinya.
Saat Yunri sedang kalut dalam pikirannya, tiba-tiba bahunya terasa berat. Yunri menoleh, melihat siapa gerangan yang meletakkan kepala di atas pundaknya. Dia sedikit terkejut ketika mengetahui bahwa Taehyunglah yang berada disampingnya sekarang, setaunya tadi Hosoek yang duduk bersamanya, kenapa jadi Taehyung?
Mulanya Yunri ingin membangunkan Taehyung karena pundak Yunri yang semakin pegal karena terlalu lama menahan beban berat kepala laik-laki jangkung itu, tapi diurungkannya karena dia melihat wajah Taehyung terlihat sangat lelah dan sayu. 'Bagaimanapun keadaan dirimu aku tetap mencintaimu Tae.' Seru Yunri dalam hati sembari mengulas senyum tipis di bibir mungilnya.
----
Setelah beberapa jam perjalanan menuju Jeju, akhirnya bus yang ditumpangi Taehyung dan para anggota lainnya telah sampai ke tempat yang dituju. Mereka semua turun dan menuju penginapan yang sudah di pesan Taehyung jauh hari sebelumnya untuk bergegas membersihkan diri masing-masing ataupun istirahat karena acaranya masih di mulai besok.
Yunri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat teman-teman satu klubnya membawa koper yang berukuran lumayan besar, padahal mereka hanya 3 hari 2 malam berada di Jeju, tapi teman-temannya membawa banyak barang bawaan seperti akan pindah rumah saja. Saat yang lain sedang kerepotan dengan koper dan tas masing-masing. Yunri berjalan santai dengan membawa tas ransel dan tas kamera yang dia sangkutkan dibahu kanannya.
"Hey!" seru seseorang sambil menepuk pelan pundak Yunri. Dia menoleh setelah itu tersenyum saat mendapati siapa gerangan yang menyentuh pundaknya.
"Kau tidak berubah. Selalu saja sederhana dan tidak ribet seperti gadis-gadis pada umumnya." Ucap Taehyung terkekeh sambil menyamakan langkahnya dengan Yunri.
"Untuk apa? Kita disini tidak sampai 1 bulan kenapa harus membawa barang bawaan sebanyak itu? Itu sungguh merepotkan untukku." Sahut Yunri
"Arra arra. Aku tau, kalau begitu beristirahatlah. Nanti malam aku ingin mengajakmu jalan-jalan menikmati Jeju di malam hari." Ucap Taehyung sambil mengusap pelan rambut Yunri lalu melangkah pergi menuju kamarnya.
"Tae.. kenapa kau selalu berlaku manis kepadaku?" Lirih Yunri sebelum dia masuk ke kamarnya.
***
Sungai Han. Jungkook tidak akan pernah lupa dengan tempat ini. Tempat yang menyimpan berbagai macam kenangan dalam hidupnya. Baik itu kenangan indah atau buruk sekalipun.
Jungkook memejamkan matanya, mencoba merasakan dinginnya angin di sore hari yang menerpa dan menusuk kulitnya. Sesekali dia menenggak minuman beralkohol yang sejak tadi sudah berada di dalam genggamannya.
"Eomma.. Apakah eomma bahagia disana?" ucap Jungkook seraya menengadahkan kepalanya ke langit dan membuka matanya kembali.
"Jika kau bahagia disana, bolehkah aku ikut bahagia bersamamu disana?" Jungkook tau jika pertanyaanya tidak akan ada jawaban selain suara angin dan suara orang yang berlalu lalang di hadapannya yang masuk ke dalam pendengarannya.
Jungkook tersenyum, sesekali dia menyibakkan rambutnya yang sudah mulai panjang. Tapi tak lama kemudian dia menunduk. Lama. Tak ada niatan untuk Jungkook kembali mendongakkan kepalanya. Punggungnya tiba-tiba bergetar, dia menangis. Dia hanya rindu dengan ibunya, rindu akan kebahagiannya yang dulu. Rindu akan masa-masa dimana orangtua dan kakaknya berkumpul bersamanya dalam sebuah keluarga kecil yang harmonis.
Tapi sekarang semuanya berubah dan sangat berbeda dengan yang dulu. Dia harus menerima kenyataan pahit bahwa ibunya meninggalkannya saat usianya yang masih kecil, meninggalkan kenangan yang tak pernah bisa Jungkook lupakan. Dan yang kedua, dia juga harus menerima kenyataan pahit kembali saat tau bahwa kakak dan kekasihnya ternyata saling mencintai dan menuju ke jenjang pernikahan.
"Jungkook.." suara seorang gadis yang memanggil namanya masuk kedalam indra pendengarannya, dengan segera Jungkook mengusap airmatanya lalu mendongakkan kepalanya.
"Jungkook.. kau kenapa?" tanya gadis itu yang ternyata adalah Jung Yein—teman Yunri.
"Aku tidak kenapa-kenapa. Hanya ingin menikmati angin sejuk di sini." Jawab Jungkook sambil berusaha tersenyum.
"Kau bilang ini sejuk? Hey. Ini udara sore yang dingin Jeon Jungkook. " timpal Yein setengah kesal.
"Benarkah? Tadi udaranya sejuk, kenapa menjadi sedingin ini?" seru Jungkook seraya merapatkan kemeja yang di pakainya.
"Aish! kau ini ternyata orang yang aneh." Gerutu Yein. Yang hanya di balas senyum tipis oleh Jungkook.
Jungkook menenggak minumannya kembali, ini sudah botol ketiganya selama dia duduk disini. Karena kadar alkohol yang kecil pada minuman yang di minumnya, itu tidak akan membuat Jungkook tidak sadarkan diri seperti beberapa waktu yang lalu.
"Kau kesini sendiri?" tanya Yein menciptakan percakapan
"Hm.."
"Apa kau sangat suka pada minuman beralkohol?" Yein menatap laki-laki yang di sampingnya ini miris pasalnya ada 3 botol yang sudah habis tergeletak disampingnya.
"Hm." Lagi-lagi hanya gumaman sebagai jawaban Jungkook tanpa menoleh kearah Yein sedikitpun
"Kau harus mengurangi alkoholmu, itu akan sangat berdampak buruk pada masa tuamu nanti jika kau terlalu banyak minum-minuman beralkohol di masa mudamu." Yein mencoba menasehati Jungkook yang bahkan tak menoleh kearahnya sedikitpun.
"Aku tau."
Singkat, padat dan jelas. Itulah kiranya tangkapan Yein dari jawaban yang barusan Jungkook katakan. Dia kesal dengan Jungkook saat ini. Tapi untuk apa juga dia kesal? Jungkook bukan siapa-siapa baginya, kenapa dia harus peduli pada laki-laki itu?
***
"Aku tidak mengira kalau di sini ternyata ada danau." Ucap Yunri saat dirinya dan Taehyung sedang berjalan menyusuri tepi danau yang berada tidak jauh dari penginapan setelah menyelesaikan makan malam .
"Benarkah? Baguslah jika kau suka dengan tempat ini." Sahut Taehyung sambil tersenyum.
"Taehyung-ah.." Yunri menghentikan langkahnya tiba-tiba membuat Taehyung juga spontan mengehentikan langkah kakinya.
"Hm? Ada apa?"
"Maafkan aku. Maafkan aku telah meninggalkanmu." Yunri menunduk tidak berani mendongakkan kepalanya.
Taehyung diam sejenak, mencoba merangkai kata-kata tepat yang akan di ucapkannya. Setelah itu dia tersenyum tipis dan sepersekian detik tangannya menarik Yunri kedalam pelukannya. Setelah itu dia mengusap pelan puncak kepala gadis yang sangat dirindukannya selama bertahun-tahun walaupun keadaannya kini sudah berbeda dengan yang dulu.
Yunri sedikit terkejut akan apa yang Taehyung lakukan. Laki-laki itu memeluknya. Dan sungguh, dia sangat rindu pelukan hangat ini.
"Sudahlah, jangan kau meminta maaf. Harusnya aku yang meminta maaf, karena aku tidak bisa berada disampingmu saat masa-masa sulitmu. Aku benar-benar minta maaf. Yunri-ya." Ucap Taehyung seraya mengecup pelan puncak kepala Yunri, "Aku mencintaimu Min Yunri."
"Hm.. tidak apa-apa.. aku tau jika menjauh dariku bukan kemauanmu." Sahut Yunri yang sudah terisak di balik dada bidang milik Taehyung.
"Hey.. kenapa kau menangis?" ucap Taehyung melepas pelukannya pada Yunri saat dia mendengar isakan dari gadis itu.
"Aku tidak tau bagaimana aku mengekspresikan kebahagiaanku saat ini. Aku sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan dirimu." Sahut Yunri yang masih terisak
Chup!
Bibir Taehyung mendarat singkat tepat di bibir mungil Yunri, membuat Yunri terjekut dan membulatkan matanya.
"Yaa!" Teriak Yunri spontan lalu memukul dada Taehyung dengan keras lalu mengusap airmatanya kasar. "K-Kau kenapa menciumku?!" tanya Yunri masih dengan nada tingginya.
"Kau tidak suka aku menciummu?" tanya Taehyung dengan wajah yang bingung sekaligus kecewa sambil memegangi dadanya karena terkena pukulan.
"I-itu ciuman pertamaku. Dan kau merebutnya." Ucap Yunri tertunduk
"Yunri-ya..lihat aku." Ucap Taehyung sambil memegang bahu Yunri dan dihadapkan kepadanya, "Apa kau mau menjadi kekasihku?" lanjutnya.
Kekasih? Apa Yunri tidak salah dengar?
"Mwo? kekasihmu?"
"Kau ingin menolakku? Apa kau tidak mencintaiku? Baiklah maaf kalau begitu." Taehyung segera melepas pegangannya pada bahu Yunri dan hendak membalikkan tubuh untuk pergi.
"Aku mau jadi kekasihmu jika kau benar-benar menjaga dan melindungiku." Seru Yunri yang membuat Taehyung membalikkan tubuhnya kembali menghadap Yunri.
"Benarkah? Kau mau jadi kekasihku?" tanya Taehyung masih tidak percaya.
"Hm.. tapi ingat kata-kataku tadi." Sahut Yuri sambil menundukkan kepalanya karena malu dan menyembunyikan mukanya yang sudah memerah seperti tomat.
Taehyung tersenyum bahagia, dia kembali menarik tubuh kecil Yunri kedalam pelukannya dan berkali-kali mengecup kepala puncak gadis itu. Yunri yang berada di pelukan Taehyungpun hanya bisa membalas pelukan hangat dan mengeratkan kedua tangannya di pinggang Taehyung sambil terus mengulas senyum bahagianya.
"Aku mencintaimu Min Yunri. Sangat. Terima kasih telah menerimaku. Aku tidak akan mebuatmu kecewa. Sungguh, aku janji kepadamu." Ujar Taehyung sambil mengecup kening Yunri lama dan merenggakan pelukannya untuk sekedar menatap wajah gadis yang kini menjadi kepemilikannya.
Jeju, tempat dimana mereka berdua kembali menjalin kasih. Kembali membuat cerita baru dan menutup cerita lama yang banyak menorehkan luka maupun itu disengaja ataupun tidak.
Happy Reading ~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top