Chapter 4

"Jangan bercanda!" Bentak Reo.

"Aku tidak bercanda. Aku serius" jawab Akashi dengan santai.

"Hei, Kau tau kan tentang kondisi fisiknya?!" Tanya Reo sambil mencengkram bahu Akashi.  "Bagaimana kalau dia malah pingsan di tengah lapangan? Kau mau tanggung jawab?!"

"Kau ini terlalu khawatir Reo"

"Hah?" Reo mendongakkan wajahnya kemudian melepas cengkramannya dari bahu Akashi. Akashi menghela nafasnya.

"Mau berapa kali ku paksa dia, dia tidak akan mau. Percayalah" kata Akashi sambil melipat tangannya di depan dada.

"Tapi.. Bukannya pelatih mau dia yang ikut main?" Tanya Reo dengan wajah murungnya itu.

"Jangan pedulikan Si Bodoh itu. Dia terlalu keras kepala"

Reo tertegun mendengar kata-kata itu dari mulut Akashi. Tidak biasanya dia menyebut Pelatihnya menjadi 'Si Bodoh'.

"Lagipula, Kau ada hubungan apa dengannya?" Tanya Akashi.

"Aku.."

Drrtt drtt.. Hp-nya yang bergetar di saku celananya tadi pun langsung diraihnya. Dilihatnya nomor penelepon tanpa ada nama peneleponnya di layar. Tanpa bertanya-tanya siapa yang meneleponnya atau apapun dia langsung menjawab panggilan itu.

"Halo?"

Pembicaraan di telepon itu sangat singkat. Tidak sampai 1 menit.

"Sei-chan, Aku ada urusan. Lain kali kita berbincang-bincang lagi ya. Jaa ne~" kata Reo sambil melambaikan tangannya. Ditatapnya pundak Reo yang semakin menjauh. Dia menghela napasnya. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya.

..Kenapa Reo peduli sekali dengan orang itu? Apa mereka punya hubungan spesial? Tunggu dulu.. Kenapa aku malah memikirkan hal bodoh seperti itu? Hah.. Merepotkan saja..

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top