Chapter 13
Reika hanya duduk merenung sambil melihat ke tanah yang dipijaknya. Sesekali dia menengadahkan kepalanya dan melihat langit-langit yang indah itu.
"Reika?"
Reika pun menoleh ke asal suara tersebut.
"Emang Cafenya udah bubar ya?" Tanya Reo. Reika mengendikkan bahunya.
"Mana kuncir yang tadi?"
"Gak perlu dibahas. Aku capek" jawab Reika cuek. Dia baru saja melepas kuncir yang tadi mengikat rambutnya. Rambut hitamnya pun diurai begitu saja.
"Kau ada masalah apa?" Tanya Reo sambil duduk di sebelah Reika.
"Akashi.." jawab Reika dengan suara yang pelan.
"Ada apa dengannya?"
Reika mengepalkan kedua tangannya. Dia ingin menangis.. Namun tidak bisa. Dia malu jika harus menangis didepan sepupunya.
"Kau nangis ya?" Tanya Reo.
"Si-Siapa yang menangis?!" Ketus Reika.
Dilihatnya Reika yang mengusap kasar air mata yang jatuh dipipinya.
"Lagian, Mau boong juga gabisa kali" kata Reo sambil menghela nafas.
"Apa ini tentang Sei-chan?"
Lagi-lagi dia mendengar nama itu. Kenapa dia terus mendengar nama lelaki itu. Lelaki itu menyebalkan!
"Dia ada di atap sekolah.." kata Reo sambil melihat ke arah atap sekolah. Reika pun mengikuti ekor mata Reo yan sedang melihat ke atap sekolah.
"Untuk..?" Tanya Reika. Reo mengendikkan bahunya.
"Entahlah. Lagi pula.. Apa kau masih mau marah dengannya terus?"
Reika menggigit bibir bawahnya. Dia ragu. Sebenarnya dia tidak marah dengan Akashi. Hanya saja.. Sikapnya yang agak aneh hari ini membuatnya ingin terus memarahinya. Tanpa pikir panjang, Reika pun langsung berdiri dari kursinya.
"Oh, Kau berubah pikiran ya?" Reika mengangguk.
"Ya. Aku akan menyusulnya" jawab Reika.
Dia pun mulai berjalan meninggalkan Reo.
"Semoga berhasil! Jangan lupa untuk melihat kembang apinya juga ya!" Teriak Reo dari arah belakang.
Kembang api? Tunggu dulu.. Apa osis pernah merencanakan hal ini? Ah sudahlah.. Reika pun mulai berlari menuju atap sekolah dan menemukannya..
Tbc
Maaf kalo ceritanya gak memuaskan T_T Tinggalin jejak yah hehe :3
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top