Jalanan di sore hari memang lumayan ramai. Apalagi akhir pekan begini.

Selepas isya aku pergi ke hutan kota. Ketimbang gabut di rumah ya kan? Memang di sana menjadi pilihan untuk tempat weekend.

Sesampainya di sana aku malah keki sendiri. Gimana enggak?Semua orang pada bawa gandengan.

Aku yang jomblo gigit jari ya Tuhan.

Daripada baper aku langsung menuju ke spot favoritku. Yep, aku nangkring di pohon mangga, lumayan mangganya juga lagi lebat-lebatnya.

Dari sini aku biasanya beramal. Karena pacaran itu dosa kan, makanya aku suka banget rusak hubungan orang yang pacaran di sini biar dapet pahala.

Kayak sekarang ini, aku lihat dua sejoli saling lempar gombalan.

"Beb kamu kok cantik banget sih hari ini. Jadi betah aku liatinnya nih."

"Ah masa sih Beb, malu ih."

"Serius Beb, aku gak boong. Makin cinta deh aku."

"Ih, Bebeb."

Oke fix, aku mual dengernya. Dasar anak millenial gombalannya gak mutu.

Mulutku gatal ingin menghujat.

"Jangan percaya Mbak, Masnya kemarin aja jalan ke sini sama cewek lain. Mbaknya juga dibilang cantik cuma hari ini kan hari kemarin-kemarin gimana cantik apa burik? Masa digombalin gitu aja langsung shy shy tiger. Baperan amat. Lagian kalian tuh ya, pacaran kok di tempat remang-remang kaya gini. Hati-hati ada setan nimbrung nyaho kalian." Aku nyerocos gak keruan.

Nampaknya mereka emosi, si cewek ngambek dan si cowok marah-marah ke aku.

"Yang bener dong kalo ngomong Mas. Saya aja baru ke sini hari ini. Situ kok asal tuduh, jadi ngambek nih pacar saya."

"Apa to Mas. Wong saya lagi ngapalin naskah buat pentas seni di kelurahan kok. Kebetulan aja peran saya jadi PHO. Untung ada kalian jadi bisa dipraktekkan." Jawabku kalem lalu tertawa.

Mereka kompak melotot ke arahku, mungkin karena sebal mereka langsung pergi begitu saja.

"Hihihihi."

Aku menghentikan tawaku. Kok kaya kenal suara ini ya.

***