2. Gang Sempit Dekat Kuburan
Malam Minggu. Saat muda-mudi asyik berkencan, Abang Atta yang ganteng ini sibuk cari rejeki. Ingat itu buat kamu loh calon makmumku.
Alhamdulilah setelah berhari-hari menganggur, akhirnya dapet kerja. Aku sekarang sebagai driver Kuy-jek, dan jadi driver terganteng dalam per- ojek online -an.
Malam ini malam pertama aku narik. Eh, langsung dapet orderan.
Aku pun melaju ke tempat calon istriku, eh penumpangku. Tapi kok sepi gini ya tempatnya? Mana remang-remang di ujung gang sempit pula.
Aku menghentikan motorku. Kutengokkan kepala ke kanan dan ke kiri. Alamak, itu yang sebelah kiri kan komplek pemakaman.
Kuamati lagi di ujung gang dekat pintu masuk pemakaman. Waduh, apaan itu ada item-item berdiri di situ. Jantungku deg-degan, masak iya aku jatuh cinta sama setan.
Ya Allah Atta bimbang, puter balik terus kabur. Atau samperin ke sana terus anter ke tujuan. Mau nyamperin takut setan beneran, tapi kalo itu orang kasihan di kuburan sendirian. Mana cewek pula.
Bismillahirrahmanirrahim. Atta samperin ya Allah, tolong lindungi Atta dari setan yang terkutuk. Amin.
Kunyalakan mesin motorku lagi, menghampiri orang tadi.
"Assalamu'alaikum, Mbak Raisa yang order Kuy-jek ya?" Tanyaku takut-takut.
Kulihat mbaknya mendongak. Subhanallah, ternyata mbaknya cantik banget ilang deh semua ketakutanku.
"Iya, Mas. Saya Raisa." Sahut Mbak Raisa rada jutek.
Aku pun memberikan helm dan mulai memboncengkan Mbak Raisa. Diperjalanan aku ngobrol dengannya.
"Mbak kok malem-malem di kuburan ngapain sih?" Tanyaku kepo.
"Ya ziarah lah mas, masak mau kontes dangdut." Jawabnya.
"Yakali, Mbak. Lagian kenapa harus malem coba, siang kan bisa. Nggak horor apa." Tukasku sebal.
"Lagi kangen aja sama Ibu. Jadi ke sana deh Mas." Lirihnya sedih.
"Eh maaf Mbak nggak bermaksud." Aku merasa enggak enak hati.
"Masnya takut kalau saya setan ya? Hihi." Mbak Raisa terkikik.
Seketika aku melihat ke spion.
Weladalah, aku ndak mboncengne sopo-sopo.
Mati aku.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top