Epilog

.
.

Satu tahun kemudian

"Aduh, malas banget deh Kak," acap Gyani sembari menyandarkan punggung di kursi mobil yang terparkir di parkiran Fakultas Teknik.

Marvin melirik Gyani sejenak, lalu memutar tubuh ke arah gadisnya. "Kenapa, Sayang?"

"Ya masa tahun ini kita keterima di divisi mana nggak ketahuan, nggak seru kayak tahun lalu langsung ketahuan gitu di pengumumannya." Gyani merajuk layaknya anak kecil sekarang.

Laki-laki itu mengusap puncak kepala Gyani lembut. "Ya kan itu udah peraturan panitia."

"Kamu kan SC Kak, masa nggak ada masukan kek tahun lalu gitu-"

"Ada kok, cuma mereka pengen ada yang berbeda untuk tahun ini. Oke ya? Nggak ada lagi ngambek-ngambekkan sekarang."

Gyani mengangguk pelan lalu mulai melepaskan seatbelt yang membelit tubuh.

"Ada yang ketinggalan nggak? Coba cek lagi sebelum kamu turun," anjur Marvin membuat Gyani bergegas memeriksa tas, jok belakang mobil, hingga dashboard.

"Udah nggak ada sih Kak," ujarnya seraya merapikan pakaian," yaudah, aku turun dulu ya."

Baru saja Gyani akan membuka pintu, tangan Marvin secepat kilat bergerak untuk menahan kekasihnya itu membuat Gyani langsung memutar tubuh dengan kening berkerut.

"Ada yang ketinggalan, Sayang," acap Marvin manja.

Untuk sejenak Gyani diam dan bola matanya bergerak kanan-kiri. Perasaan semuanya sudah masuk ke dalam tas. Gyani yakin sekali dengan itu.

Barulah setelahnya Gyani sadar sesuatu yang membuat perempuan itu tersenyum lebar. Kedua tangan Gyani lantas menangkup wajah Marvin kemudian ia memberikan kecupan ringan di bibir tiga kali dan di kening satu kali. Sekarang gantian Marvin melakukan hal yang sama.

"Kalo udah selesai telpon aku ya. Nanti aku jemput," ucap Marvin pada Gyani yang hanya diberikan anggukan ringan. "Love you..."

"Love you too."

Derap demi derap kemudian mulai terdengar membelah koridor Fakultas Teknik hingga suara kerumunan pun menyita perhatian Gyani. Satu per satu panitia NFD terpilih pun mendapatkan sebuah kertas sebelum duduk bersila. Ini jelas mengingatkannya pada kepanitiaan tahun lalu.

Untuk tahun ini, Gyani hanya melihat Jawad di ujung sana. Selebihnya ia tidak melihat panitia Logstran lainnya lagi karena tertutupi banyaknya manusia. Namun, ia dapat mengenal beberapa dari Divisi lain di kepanitiaan sebelumnya.

"Oke, karena semua panitia udah dapat kertas dengan nama kalian masing-masing, saya persilakan untuk membuka kertas tersebut," acap Ketua Pelaksana bernama Ilham yang dikenal sebagai mahasiswa Fakultas Hukum.

Mata Gyani terbelalak. Ia tak mampu menyembunyikan senyum lebar ketika mendapati bahwa dirinya terpilih di Divisi Logstran.

Benar, LOGSTRAN lagi!

"Silakan gabung dengan teman sedivisi ya. Di depan ini udah ada papan nama Divisi masing-masing. Nanti duduknya baris ke belakang berbanjar dua."

Begitu kaget Gyani sekali lagi karena kini ia telah menemukan paket lengkap. Mulai dari Jawad, Hisyam, Wita, Kirana, Januar, Cakra, Juan, Rian, Cici berkumpul kembali. Mereka bahkan membentuk lingkaran dan melompat kegirangan dengan pola yang sama.

"Kok bisa??" teriak Cici antusias.

Semua orang masih menggeleng tidak paham. Tapi mereka tidak peduli karena yang pasti mereka sudah tahu tentang kerjaan di divisi ini sebelumnya, jadi tidak akan terlalu susah bagi mereka untuk kedepannya.

"Maaf Kak," ucap salah seorang mahasiswa laki-laki yang membuat semuanya berhenti celoteh.

"Kenapa Dek?" tanya Juan.

"Ah ini," dia mengulurkan kertas bertuliskan Divisi yang sama. "Nama saya Ryo anggota Divisi Logstran juga, mahasiswa tahun pertama Fakultas Perikanan-"

"Lahhh ini mah juniornya Wita. Ayo sini, sini!" ajak Kirana yang langsung membawa Ryo bergabung dengan anggota lain.

Setelah semua panitia berkumpul dengan teman sedivisi. Ketua Pelaksana pun menyuruh Ketua Divisi untuk berdiri dan memisahkan diri dari barisan.

Awalnya anggota Divisi Logstran saling berbagi pandang satu sama lain. Para anggota ingin melihat siapa Kadiv mereka sekarang karena setau mereka Kadiv NFD haruslah anggota tetap BEM KM. Mereka bahkan tidak ingat siapa saja anggota BEM KM di kepanitiaan tahun lalu.

Seorang laki-laki di depan Hisyam pun bangkit dan berjalan ke depan membuat Divisi Logstran menjadi paling berisik dari seluruh divisi yang ada karena protes yang dilayangkan. Sedangkan orang yang mendapatkan teriakan hanya tertawa dan matanya seketika menyipit.

"Anjir, lo ngapain? Udah sini turun lo! Bantuin gue angkat-angkat barang aja!" teriak Jawad.

"Ancur Logstran kalo sama lo!" sambung Hisyam. "Suram masa depan."

"Woah, Kakak keren banget!" acap Wita.

Kirana mengangkat kedua jempol dan disambut oleh tepuk tangan Cakra serta Gyani untuk Ketua Divisi Logstran NFD baru.

Hingga akhirnya Juan berteriak di sela-sela tawanya, "Woi Kak Januar, turun lo! Nggak ada tampang-tampang ketuanya lo ah!"

Sekali lagi semua anggota Logstran bahkan Divisi lain tertawa terbahak-bahak bersama karena keseruan yang mengalir berawal dari Divisi paling ujung kiri ini.

Selamat bekerja kembali, Logstran.




.
.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top