7. Selalu Gyani
.
.
Dua bulan lagi, NEO Field Day resmi dibuka. Para atlet dari tiap fakultas rutin berlatih, terlihat mereka berolahraga di beberapa titik kampus saat sore hari menjelang malam. Gymnasium, lapangan outdoor, dan stadion indoor bahkan sudah di-booking oleh beberapa fakultas agar perwakilan mereka dapat berlatih dengan tenang sesuai jadwal.
NEO Field Day tentulah ajang paling bergengsi di Universitas NEO. Banyak perwakilan fakultas selepas pagelaran tersebut akan dipanggil mewakili provinsi di pentas sejenis. Bahkan beberapa ada yang dipanggil Pelatnas. Bukan rahasia lagi jika setiap tahun ada saja yang menjadi atlet dari kampus ini.
Meskipun masih dua bulan dari sekarang, panitia NFD memutuskan untuk mengadakan technical meeting. Jadi, jika sewaktu-waktu ada fakultas yang merasa kurang sreg dengan ketentuan-ketentuan yang ada, mereka bisa melayangkan protes atau mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
Bala Bantuan NFD
Marvin
Siang semuanya
Yang bisa ikut techmeet ntar sore siapa aja nih jadinya?
Gyani bisa? @Gyani Felisha
Keluarga Makmur
Gue gak bisa kak
Ada laporan yg harus gue kerjain
Cakra Naruto
Gua juga kak
Juan Adiwijaya
Nope
Wita Ardiana
Ga bsa kak. Ada kegiatan lain
Marvin
Oke gapapa
Btw Gyani mana?
CiNing
Piu piu @Gyani Felisha
Gue juga gk bisa ka. Maaf ya...
Januar H.
Gw, Jawad, Kirana bisa kak
Gyani Felisha
Gue sebenarnya gak ada kegiatan juga sih hari ini...
Marvin
Okesip
Januar H.
Oke sip buat siapa nih kak?
Marvin
Buat Januar, Kirana, Jawad, sama Gyani
Bentar sore ketemu di Auditorium V jam 5 ya
Usahain jangan telat!
Gyani Felisha
Lahhh rame amatttt
Gue mengundurkan diri deh kak
Udh banyak perwakilan kan?
Untuk sesaat, Gyani merutuki diri sendiri karena terlalu jujur. Sebenarnya, Gyani ingin langsung berbaring di kamarnya sepulang dari praktikum siang ini, mengingat ini adalah hari pertama ia datang bulan dan rasanya amburadul tidak karuan di bagian perut. Jika Gyani bisa, ia juga tak ingin menghadiri praktikum. Akan tetapi, kehadiran untuk praktikum wajib 100% alias harus selalu hadir, jadilah ia duduk sambil mengamati katak yang sudah dibius di hadapannya.
Marvin
Ada hak apa lo muter balik gitu Ani?
Haduh!
Gyani memegang perut seraya meringis kecil membaca notifikasi pesan dari Marvin yang muncul di ponsel. Untung saja Asisten Praktikum tidak ada di tempat, sehingga ia lebih leluasa untuk membuka ponsel sambil menyumpah serapah pada Marvin.
Tak apa. Toh, sang Kadiv juga tidak mendengar Gyani.
Gyani Felisha
Nama gue Gyani ya kak
GYANI!!!!
Yaaa soalnya lo juga gak ngomong harus berapa orang yg hadir. Menurut gue tiga orang cukup
Eh sama lo jadi empat deh 😉
Marvin
Karena gue ga bilang jumlahnya
Yaudah, lo tetap ikut
Gyani Felisha
Emang gak papa rame kayak gitu? :(
Marvin
Justru lebih banyak panitia yg datang, jadi semakin baik
Gyani Felisha
Hari ini gue boleh gak ikutan gak kak?
Plissssss 🙏🙏🙏🙏🙏
Marvin
Lo tetap harus ikut.
Keluarga Makmur
Astaghfirullah... gue diem aja dah
Mau nontonin pertengkaran pasangan
Mau gue aminin gak nih sebagai pasangan?
Wita Ardiana
Aminin aja kak
Gue duluan dah
AAMIIN 😂🙏
Kirana Aletta
(2)
se-JAWAD-raya
(3)
Cakra Naruto
(4)
CiNing
(5)
Gyani mengembuskan napas kuat-kuat.
HALAH....
Gagal usaha Gyani untuk menghindari Marvin hari ini. Tapi tidak apa-apa, karena memang tidak setiap hari juga mereka bertemu.
.
.
.
.
Gyani memandang gedung Auditorium V dengan lesu, benar-benar seperti kehilangan harapan akan masa depan yang tidak dapat diprediksi. Bersamaan dengan dengkusan panjang, seseorang dari belakang menepuk bahu Gyani ringan. Sontak, perempuan itu menoleh dengan cepat.
"Kok gak masuk?" tanya seorang pemuda yang Gyani kenal sebagai Aries. Seperti nama rasi? Jelas saja. Soalnya laki-laki itu pernah mengungkapkan bahwa sang ayah tidak ingin kerepotan mencari nama yang estetik. Dan karena keluarganya suka membaca zodiak bersama dengan bulan lahir yang jatuh pada bulan April, jadilah Aries Sastrawijaya.
Oh ya, Aries adalah teman sefakultas Gyani, lebih tepatnya mahasiswa jurusan Statistika yang satu tahun lebih tua, sebut saja sebagai senior Gyani. Mereka beberapa kali menjadi panitia di acara fakultas. Terkadang satu divisi juga, sehingga tidak mengherankan jika Gyani mengenal cowok bertubuh tinggi sekitar 175 sentimeter, berkulit sedikit gelap, rambut hitam, dan mata bulat memesona itu. Bahkan mereka juga lumayan dekat.
"Lah ... kok lo ada di sini?" tanya Gyani seraya menunjuk dada Aries.
"Gue? Ya mau ikut techmeet lah."
Gyani mengernyit yang disambut kekehan pelan Aries. Melihat ekspresi kebingungan perempuan itu, Aries melanjutkan, "Gue kan atlet fakultas. Masa lo lupa sih."
"Astaga!" seru Gyani sambil menggelengkan kepala pelan. "Iya, gue lupa kalo lo itu wakil atletik."
"Sambil jalan, yuk, ngobrolnya," ajak Aries yang langsung diiyakan oleh Gyani.
"Jadi, udah sejauh mana nih latihan?"
Aries terdengar mengembuskan napas. "Hadeh, udah jor joran lah pokoknya."
"Jangan sampe tepar sebelum mulai. Masih banyak waktu, lho, buat nambah energi sama jalan-jalan ke mana kek gitu." Gyani tersenyum tipis membuat Aries melakukan hal yang sama.
"Gak, sih. Tenang aja kalo itu mah, anak-anak fakultas pada kuat. Meskipun yang dilawan bukan maen, sama kuatnya."
Gyani mengangguk sebentar ketika kaki mereka akhirnya menapak pada pintu utama Auditorium. Dari jauh, Gyani belum melihat satu pun panitia Logstran, sehingga ia lebih memilih untuk berdiri di dekat dinding yang nggak jauh dari pintu. "Hari ini juga ada pengundian. Gue berharap fakultas kita Bye di beberapa cabor."
"Gak bisa diprediksi ya, Gi. Tapi gue juga berharap yang sama. Keuntungannya bakalan gede kalo kita Bye duluan. Bisa nyimpen tenaga sama baca strategi lawan, itu paling penting."
Bye dalam sebuah turnamen adalah kondisi di mana pemain atau tim melangkah ke babak selanjutnya tanpa harus melakukan pertandingan.
Hal ini dilakukan oleh panitia NFD mengingat jumlah fakultas yang bertanding ada 9 atau berjumlah ganjil. Mau tak mau, ada satu fakultas harus Bye di beberapa cabang olahraga. Dan ini tergantung keberuntungan mereka dalam memilih nomor undian nantinya.
Aries mengangkat lengan kaos hitam panjang, memperlihatkan urat-urat hasil latihannya selama ini. Dan sudah pasti ini membuat Gyani menatapnya takjub. Dan ... salah tingkah juga.
"Mudah-mudahan tangan gue wangi, deh, pas ngambil undian nanti," acap Aries.
"Kalo lo cebok pake sabun mah pasti wangi," celetuk Gyani.
"Anying!"
Sedetik kemudian, Aries dan Gyani tertawa lebar.
Aries kemudian menjelaskan bahwa ia bersama Jasmine kembali sebagai perwakilan Fakultas MIPA di techmeet yang akan berlangsung beberapa menit lagi. Iya, hanya berdua dan selalu seperti itu. Paling banyak perwakilan fakultas cuma sampai lima, tapi perwakilan MIPA setiap tahun hanya mengirim dua.
Jasmine adalah mahasiswi Kimia yang juga sebagai atlet voli. Selain menjadi atlet, ia juga menjadi sekertaris untuk Persatuan Atlet MIPA di Universitas NEO. Sedangkan Aries adalah ketuanya.
"Woi, Bro!" panggil seorang pemuda yang suaranya tak asing di telinga Gyani di ujung pintu sana.
Aries yang melihat sosok tersebut kembali tersenyum merekah. Kedua tangan pemuda itu saling berjabat akrab membuat Gyani hanya mengangkat sudut bibirnya tipis, lebih ke arah meringis.
Dia lagi, dia lagi. Mati kek lo! Eh tapi jangan, deh. Kalo dia mati ntar gentayangin gue seumur hidup, batin Gyani sedikit kepedean.
"Lama juga kita gak ketemu. Padahal gedung Fakultas Pertanian gak jauh-jauh amat perasaan," acap Aries pada Marvin.
"Lo yang terlalu sering menghilang dari fakultas lo kayaknya. Sibuk banget nih?"
"Ya gaklah, cuma sering nongkrong bareng anak-anak klub aja. Klub luar kampus...."
"Pantesan..." Marvin kemudian menoleh pada Gyani sebentar, lalu kembali menghadap Aries, "kenal?"
"Gyani? Ya iyalah. Gue deket banget sama dia."
"Ohhh deket banget yaaaa...." Respons cepat Marvin sambil memperlihatkan tatapan memincing pada Gyani, serta senyum di wajahnya yang tiba-tiba luntur membuat sang gadis tak nyaman. "Tapi sorry ya, gue boleh ambil Gyani? Maklum, gue sama dia mau ngobrolin tentang divisi kita."
DIVISI KITA KATANYA? KITA? KITA?
Tidak bisa dipungkiri juga. Divisi Logstran kan memang milik seluruh anggota terpilih. Tapi mendengar kata 'Kita' atas dua orang yang tidak memiliki perasaan satu sama lain, agak geli gimanaaa gitu. Meskipun memang beda konteks, sih. Bukan pembahasan perasaan, tapi hanya penyebutan kelompok. Tapi ya tetap aja!
Kenapa nggak sekalian bilang Divisi Logstran, daripada divisi kita? Cih!
Aries membelalak. "Oh? Gyani sedivisi sama lo?"
"Iya, kebetulan gue Kadiv dia."
"Oalah ... oh iya, gak papa. Lanjutin aja!"
Marvin nampak menepuk ringan bahu Aries. "Yaudah, gue sama Gyani duluan ya. Lo sebagai tamu bisa langsung duduk di tempat sesuai fakultas."
"Sip sip."
Tanpa perlu berlama-lama, Marvin sudah beranjak dari hadapan Aries yang diikuti oleh Gyani di belakangnya dengan muka tongkol. Eh, dongkol.
Langkah berat sang puan mengikuti Marvin akhirnya berhenti di dalam ruangan, tersedia khusus buat panitia NFD di ujung sana. Marvin kemudian bertemu Brian, lalu Ketua NFD tersebut memberikan Marvin kunci ruangan lain. Sayup-sayup Gyani mendengar bahwa tiap divisi diberikan ruangan di Sekre BEM yang digunakan untuk istirahat panitia.
Ah, Gyani ingat. Sekretariat BEM memang memiliki sekitar enam ruangan kosong di lantai dua, disiapkan hanya untuk para panitia kegiatan besar di kampus saja.
"Ruangan Logstran tuh yang di ujung ya?" tanya Marvin pada Brian.
Sang ketua menganggut pelan. "Iya, yang di ujung dan paling gede. Karena kan kalian butuh ruangan itu."
"Padahal PDD bisa di sana. Soalnya barang mereka paling banyak."
Brian membulatkan mata. "Oh, gak kok. Barang-barang mereka disimpen di ruangan mereka sendiri juga oke. Ini, sih, kata anggota Divisi PDD ya. Gue cuma ngikutin aja."
Derap Brian meninggalkan Gyani dan Marvin pun mulai terdengar yang membuat Kadiv Logstran itu menghadapkan tubuh pada sang hawa. Tak lupa pula mengambil tangan dan menyerahkan kunci itu pada Gyani. Marvin menyuruh perempuan berambut panjang itu untuk memegang kunci ruangan. Awalnya, Gyani menolak. Tapi melihat Marvin yang sepertinya sudah bete dari tadi --nggak tahu kenapa, alhasil dia terpaksa menerimanya.
Gerak kaki Marvin yang semula akan meninggalkan Gyani di ruangan panitia itu pun terhenti tatkala perempuan tersebut bertanya, "Oh iya, tadi Kakak mau ngobrolin apa?"
"Hah?"
"Tadi lo bilang sama Aries mau ngobrolin divisi, Kak. Mau obrolin apa emangnya?" tanya Gyani dengan pelan agar suaranya tidak terlalu mengganggu Divisi Humas yang saat ini sedang duduk melingkar di karpet di sudut ruangan, sambil sesekali diskusi. Mereka tampak tak memedulikan panitia dari divisi lain yang tidur, duduk dan rebahan sambil memainkan ponsel, atau sekadar bergosip ria di dalam ruangan yang cukup besar dan sejuk ini.
Marvin mengangkat kedua bahu dengan ekspresi datar, lalu berujar, "Gak ada, kok."
Dan pemuda itu pun hilang dari pandangan Gyani sedetik kemudian. Sang hawa mendengkus ketika pintu ruangan akhirnya tertutup dengan keras setelah Marvin melewatinya.
Ngomong kasar nggak apa-apa, kan?
DASAR BABI!
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top