Distraction 02

"Bukankah gadis itu sungguh cantik?"

"Benar. Kecantikannya bahkan seperti seorang dewi."

"Wajahnya meneduhkan. Seperti bulan purnama yang bersinar."

"Kudengar dia bisa memainkan sepuluh alat musik."

"Gurunya bahkan memuji permainan violinnya ketika dia berusia sepuluh tahun!"

"Namun apakah kau tahu bahwa dia memiliki seorang anak haram?"

"Bukankah ada kabar yang mengatakan bahwa dia sendiri juga anak haram? Buah jatuh pasti tidak jauh dari pohonnya."

"Kudengar dia akan membuat pertunjukkan di Paris."

"Bukankah dia sudah menerima lamaran dari seorang Laird di Irlandia?"

"Wanita penggoda sepertinya tidak pantas berada di sini. Dia beruntung karena Duchess of Wales mengundangnya."

"Aku penasaran bagaimana sang duchess dan putrinya bisa mengenalnya. Apakah mungkin dia menggunakan mantra penjerat dari bangsa Rom?"

"Kupikir begitu. Bukankah dia memang terlihat seperti orang Gypsi?" Mereka terkikik.

"Semoga Tuhan melindungi pria-pria terhormat dari pengaruh sihirnya."

Daniel mengeratkan rahangnya. Menahan untuk tidak mencampuri apa yang sedang tamu-tamunya gosipkan di rumahnya. Daniel jelas tahu untuk siapa pujian, hinaan, bahkan cercaan yang mereka tujukan.

Langkah-langkah panjangnya lalu mengantarkan dirinya hingga bisa melihat di mana ibunya sedang berada. Orang itu, atau lebih tepatnya wanita yang banyak dibicarakan itu terlihat sedang bercakap-cakap dengan ibunya sehingga sang duchess bahkan tertawa di tengah-tengah obrolannya.

"Kau kucari dari tadi! Dan apa yang kau lakukan?" Pekik Arabela mengagetkannya. Ia menepuk pundak Daniel keras. Membuat tubuhnya tersentak sebelum memberikan delikan kepada sang kakak yang terkikik geli di dekapan suaminya.

Suaminya, Viscount of Dellingham hanya bisa tersenyum geli. Menatap sang istri dengan binar pemujaan yang nyata. Sama halnya dengan tatapan ayahnya kepada sang ibu maupun Phineas --kakak lelakinya-- kepada istrinya.

"Jangan mengangguku Bela," ujar Daniel bahkan tanpa banyak menggerakkan bibirnya.

"Dansa sudah hampir dimulai dan kau bahkan masih berputar-putar dan belum menemukan pasangan dansamu!" Keluh Bela.

Tatapan Bela lalu menyapu sekeliling dan matanya berbinar begitu ia melihat Miss Tatiana Sherrington sedang bersama dengan ibunya.

Bela lalu menyeret Daniel menemui mereka. Membuat tawa sang ibu sedikit mereda dan dahinya berkerut bingung melihat kedua anaknya yang mendatanginya.

"Mama!" Pekik Bela berlebihan sebelum memeluknya dan bergelayut manja di sisinya. "Dan Miss Tatiana! Ya Tuhan! Aku senang sekali kau bisa datang ke pesta ini! Ternyata kabar bahwa kau secantik para dewi benar-benar nyata!"

Bibir Tatiana mengulas senyum tipis sementara Daniel mendengkus seolah menahan tawa mengejeknya.

Tatiana lalu bangkit. Memberikan salam kepada Arabela dan suaminya serta Daniel yang masih berdiri di antara mereka.

"Kau benar-benar sangat manis dan sopan. Benarkan, Mama?" tanya Bela lagi.

Lady Wilona mengangguk. "Dan juga sangat baik. Apa kau tahu Bela? Gosip bahwa Tatiana bisa memainkan sepuluh alat musik ternyata salah!"

Mata Arabela membelalak. Menatap kepada Tatiana yang wajahnya terlihat bersemu merah.

"Karena nyatanya dia bisa memainkan duabelas alat musik!"

"Oh Tuhan! Kau benar-benar berbakat."

"Anda terlalu memuji My Lady. Itu tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang telah Anda lakukan kepada para petani di Dellingham."

Kali ini wajah Arabela lah yang bersemu merah. Dirinya terbiasa dipuji karena kecantikan dan sikap ramahnya. Namun seseorang yang memuji kecerdasannya karena berhasil membuat para petani Dellingham menjadi sejahtera sangat jarang ia dapatkan kecuali dari keluarga dekatnya.

"Albert banyak membantuku," gumam Arabela sambil mengerling kepada suaminya yang sudah berdiri di sampingnya.

"Tetapi kau memang benar-benar luar biasa, istriku."

Daniel berdeham. Menghalau kemesraan sepasang suami istri itu sebelum mereka mungkin saja berciuman di tempat umum.

"Well! Miss Tatiana Sherrington, maukah kau berdansa dengan adikku yang membosankan ini karena dansa hampir dimulai."

"Aku akan berdansa dengan Ma-"

"Bisakah Albert memanggilkan pelayanku? Kurasa aku merasa lelah dan ingin beristirahat," potong Wilona cepat. "Maukah kau menggantikanku untuk mendampingin putraku, Tatiana? Dia menang membosankan dan kuharap kau tidak tertidur karena dia sangat sangat membosankan."

"Ma."

"Nah, kau bisa mulai sekarang," tambah sang duchess mengabaikan keluhan dan wajah tidak setuju dari Daniel. Lady Wilona lalu mendorong Tatiana hingga menabrak bahu bidang Daniel. Dan sebagai seorang pria yang baik, Daniel terpaksa harus memegang pundaknya. Membuat Tatiana agar tidak jatuh dan terjerambab.

Musik Waltz pertama lalu mulai terdengar. Dan sekali lagi, mau tidak mau dirinya akhirnya membawa Tatiana di hall. Memulai dansa pertamanya sebelum tamu-tamu lain bergabung bersamanya.

Daniel bisa merasakan dengungan karena pilihan partner dansanya. Ia memang berjanji akan membayar perbuatannya tadi dengan melakukan apa yang ibunya inginkan. Namun berdansa dengan gadis yang memiliki bau seperti bunga Azalea ini ada di dalam daftar terakhirnya.

Dari sekian banyak gadis, mengapa harus dia?

"Kau tidak terlihat senang, My Lord," tanya Tatiana penasaran. Berbalik dengannya yang sudah ingin melompat gembira, Daniel terasa dingin dan sinis ketika menghadapinya. Untuk alasan yang tidak dirinya tahu.

"Aku memang tidak terlalu menyukaimu, Miss Tatiana."

Tatiana membeku untuk sesaat. Tubuhnya merasa dingin di dalam rengkugan Daniel dalam menari waltz bersamanya. Ia lalu berdeham, membuat dirinya bertingkah seperti dirinya selama ini.

"Benarkah?" Bisik Tatiana dengan mendongak dan menatap netra hazel milik Daniel. "Dan mengapa itu terjadi?"

Tubuh Daniel meremang ketika bisikannya terdengar menggoda telinganya. Belum juga dengan aroma azalea yang membungkusnya. Membuat kesadarannya nyaris di ujung tanduk jika saja dia tidak mengingat...

Daniel menyeringai. "Lupakan itu. Jika kau tahu, seseorang di parlemen sepertinya tertarik untuk menggunakan jasamu. Jika kau bersedia, aku akan mengatakan kepadanya."

Hujaman rasa sakit kembali menerpa Tatiana. Tatapan Daniel kepadanya, apa yang dia katakan kepadanya adalah hal yang sering Tatiana dapatkan dari kalangan ton. Hanya saja, dirinya tidak percaya jika Daniel percaya terhadap gosip yang menerpa dirinya.

Jasa yang Daniel maksudkan jelas saja bukan mengenai kemampuan dirinya dalam bermusik. Namun mengenai sesuatu yang lain, yang membuatnya seperti seorang pelacur di matanya.

Bagaimana bisa Daniel bersikap seperti ini?

Tetapi, Daniel yang ia ingat tidaklah sebajingan ini.

Siapa yang kau bohongi? Jika kau saja bisa berubah menjadi seterang bintang dari seseorang yang bukanlah apa-apa, apa kau pikir Daniel juga tidak bisa?

Dada Tatiana benar-benar terasa sesak. Lebih sesak daripada ketika dirinya dikurung dalam kamar gelap selama tiga hari. Mengumpulkan kesadarannya yang terakhir dibarengi dengan musik Waltz yang sudah hampir berakhir, Tatiana kembali mendongak. Matanya tampak sangat terluka dan itu mengganggu Daniel. Apalagi senyum yang terkembang di sana benar-benar tampak menyedihkan.

"Maafkan aku, My Lord. Tetapi jadwalku sampai akhir tahun ini benar-benar sangat padat. Tolong sampaikan permintaan maafku kepada temanmu."

Mereka memisahkan diri. Di tengah hiruk pikuk para pedansa lain di dalam Hall, Tatiana segera berbalik dan tidak sekali pun menengok ke belakang untuk melihat Daniel. Meninggalkan Daniel yang masih terpaku di tempatnya.

Daniel tidak merasa bahwa dirinya telah berbuat sesuatu yang tidak pantas. Karena memang begitulah adanya sosok Tatiana Sherrington yang dirinya tahu. Tetapi, mengapa jantungnya terasa sakit ketika melihat mata dan senyumnya tadi?

***






Curhat dikit:

Awalnya emang mau hapus aja cerita ini. Judul sama tapi peran yang berbeda. Tapi pas baca ulang kok sayang yaa?

Tapi ini jadi cerita terkahir buat keluarga Wood. Nggak ada cerita Phineas, nggak ada love storynya Arabela. Ke depannya, kalau saya bikin Hisfik lagi, nggak bakalan ada hubungan sama cerita-cerita yang sebelumnya. Titik.
Wkwkwk 😂

Udah itu aja,
Semoga suka yaa.

Xoxo,

Raadheya

05.09.2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top