Polisi Bertopeng Putih

Lisa menelepon polisi dan mematikan koneksi handphone, jelas tidak ingin menjawab Alexinusi0m - yang mungkin sekarang sedih karena WolfyAx dibunuh - juga ucapan dari LucasHawk21 - tidak disentuh sama sekali.
Meski polisi datang dan malam sudah hampir berlalu, Lisa tidak bisa tidur.
Selimut polisi masih menyelimuti tubuhnya yang menggigil tanpa sebab. Udara pagi mulai menghangatkan taman dan membangunkan orang-orang. Beberapa orang yang keluar untuk lari pagi berhenti sesaat untuk mencoba melihat tempat kejadian perkara itu.
Tidak ada yang melihat mayat wanita kurus itu. Hanya sedikit darah, dan hanya itu.
Tidak ada yang membicarakannya.
Itu seharusnya hal yang baik. Setiap serpihan daging dan tulang yang berceceran dipungut dan jalanan bersih tanpa noda darah. Tidak ada orang yang akan menyangka Lisa sudah membunuh... Tidak akan ada.
Mungkin salah kursi penumpang mobil polisi yang kerasnya seperti pasir dan serpihan aspal yang membuat Lisa terbelalak sampai jam setengah tujuh pagi dengan mulut menggantung. Para polisi itu hanya ingin Lisa lebih tenang sebelum diberi pertanyaan... Sayangnya tidak ada yang cukup waras untuk memindahkan Lisa ke tempat lain yang lebih jauh dari tempat kejadian.
Barulah setelah matahari naik, seseorang mengantarkan Lisa ke apartemen. Polisi yang bertugas itu memiliki bekas luka di lehernya, sebuah sayatan melintang yang tipis dan masih segar. Pria itu adalah salah satu teman Thomas, dan Lisa sudah mulai membencinya sejak ia membuka percakapan.
"Katanya kamu baru putus sama Thomas, Elisabeth?" Katanya tanpa nada bersalah.
Lisa ingin menampar wajah Tory Mills saat itu juga. Kenapa harus Thomas dulu yang ia bicarakan sih? Bukan mayat yang ia temukan, atau tentang kabar? Ada ratusan hal topik basa-basi yang bisa ia bicarakan...dan dia malah memilih Thomas?!
"Tory..."
"Sebenarnya namaku Victor. Tory itu panggilan dari Thomas -- dia suka sekali memanggil orang-orang dengan nama kesayangan. Sialan, aku benci Thomas. "
Lizzy, bisik suara Thomas dari pikiran yang tak dapat Lisa kendalikan.
"Aku akan tetap memanggilmu Tory."
"Ya sudah. Hai, Lizzy. Apa kabar?"
Lisa menutup mulut. Seandainya dia punya tenaga untuk bertengkar, dia sudah menjadikan Tory bubur ayam pinggir jalan.
"Serius. Thomas juga mencemaskanmu. Bukan cuma aku -- dan ini bukan basa-basi, Lizzy. Bisa kita serius sebentar?"
"Aku tidak baik-baik saja. Seseorang baru saja menyuruh wanita tulang punggung keluarga untuk membunuhku, dan sekarang aku..."

klik
"T -- Tory?"
"Maafkan aku. Aku tidak punya banyak waktu. Buka akun SkyChat-mu sekarang."
[Event Game: ON]
E-Lisabeth and VictoryMills are playing.
***
Butuh beberapa detik bagi Lisa untuk mengerti apa yang sedang terjadi hari ini. Di handphone miliknya, tertulis nama akun dengan foto profil dada telanjang, beserta status akun tersebut.
VictoryMills
SkyGame status:
Gamer difficulty: No Turn Back
Total
SkyChat Events: 22
Lethal games: 06
Escape games: 19 (0 lose)
Casual games: 39 (24 loses)
Quiz and Mini games: 325 (4 loses)
Card game: 04 (1 lose)
VS
E-lisabeth
SkyGame status:
Gamer Dificulty: No Turn Back
Total
Lethal Game: 01
Tag and Hide: 01 (0 lose)
"Kamu tahu tidak, biasanya pemain SkyChat hanya memainkan suatu tantangan kurang dari sebulan sekali?"
"V... Victor--"
"Panggil aku Tory, Lizzy, kamu kan yang mau panggil aku begitu?"
Lisa menelan ludah, entah kenapa rasanya seperti menelan pasir.
"Tenanglah, ini bukan Lethal Game. Yah, mestinya bukan. Kalau kamu mau, boleh saja, tinggal lari keluar, aku akan mengejar."
"Pakai pistol?!"
"Ya enggak lah, lari kan pakai kaki." Victor menjawab datar. "Tapi iya, sih. Sampai salah satu dari kita mati."
Sialan, gerutu Lisa.
Lisa duduk, bersandar pada sofa yang dingin setajam es. Dia bisa merasakan selimut bulu sintetis yang ia biasa gunakan saat tidur, dan bantal bermotif ramai yang ia beli di toko barang bekas. Sayang benda-benda itu tidak bisa menenangkan jantung Lisa yang meronta-ronta.
"Kamu lihat tampilan permainan di akun SkyChat-mu?"
Lisa mengangguk.
Victor tersenyum nyinyir. "Itu akan selalu muncul setiap kali kamu bermain. Kamu bisa tahu kelemahan dan kelebihan lawan dari status itu, mungkin merencanakan sesuatu yang bisa menyelamatkan nyawamu. Ah, ya, kamu tahu cara lihat permainan yang sedang berlangsung?"
"Bisakah kamu menurunkan senjata di tanganmu itu?"
"Boleh, tapi aturan mainnya tidak berkata demikian. Kita berdua yang mati kalau begitu." balas Victor. "Lain kali coba baca bagian 'Ongoing Game' sebelum bertanya."
"Kau memainkan permainan gila ini enam kali!" Lisa menjerit. "Kau membunuh orang - - Victor aku tak percaya polisi sepertimu--"
"Aku tidak punya pilihan." Victor melempar pistol ke atas meja. "Jadi sekarang dengarkan aku sebelum pemain lain berusaha membunuh pemain baru kurang ajar yang baru saja membunuh WolfyAx Sang Pengejar."
###

Alexinusi0m : Oi, bocah
Elu gak beneran niat bunuh orang kan hari ini?
E-lisabeth itu temen gue
Lisa gak salah apa-apa
Gue telat ngasih tau dia kalau ada dua pilihan biar Carol gak mati
Gue tau dia mantan lo
Dan kalau lu mau yang harusnya yang lu bunuh bukan Lisa
Gue yang salah
Gue bakal tanggung jawab
Jadi plis Jauh-jauh dari temen gue
[Alexinusi0m sent you a Lethal Game Request: Hide and Seek]
OI...
[Alexinusi0m sent you a Lethal Game Request: Hide and Seek]
WOY JAWAB BANGSAT
[Alexinusi0m sent you a Lethal Game Request: Coliseum]
SIALAN BELUM JUGA SEHARI GUE DIKACANGIN DUA KALI
IDIH
GUE SNIPER TUH MUKA BEGO BIAR BOLONG TELINGA MAKIN LEBAR
KZL
JAWAB WOI TIANG TERI BERJALAN
####
Bonus dari Author

Kasihan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top