Play - 1
Update lagi nih🤗🤗🤗
50 komen bisa gak? Biar dilanjut besok🫶🏻
#Playlist: Lewloh, Sheila Dara, Aaron Sinclair - Terminal
•
•
"Mama nggak setuju kalau kamu nikah sama Alias. Jangan pernah terima dia."
Ataphy dan Pilar melihat ibu mereka. Mereka saling melempar pandang mempertanyakan alasan sang ibunda bicara demikian.
"Alias baik, lho, Ma. Pilar pernah ngobrol sama Alias dan anaknya sebaik itu. Kan, Mama juga kenal. Dia sama kakaknya baik," ucap Pilar.
"Mama nggak peduli. Pokoknya Mama nggak setuju."
Tanpa banyak bicara Amila pergi berlalu meninggalkan anak-anaknya. Ataphy dan Pilar masih terheran-heran. Mereka bertanya-tanya sendiri apa alasan ibunya menolak sosok Alias yang diinginkan para ibu seantero Indonesia untuk menjadi menantu mereka?
"Alias nggak tukang selingkuh, kan, Kak?" tanya Pilar.
"Nggak."
"Kenapa Mama nggak setuju, ya? Aneh."
Ataphy mengedikkan bahu. Baguslah kalau ibunya tidak setuju. Lagi pula siapa yang mau menikah dengan Alias? Bisa dilempar tomat busuk sama penggemar Key Four. Yang ada Ataphy jadi bulan-bulanan semua penggemar Key Four gara-gara bersanding dengan Alias yang berbeda sepuluh tahun darinya.
"Kak Sangka nonton nggak, ya?" Pilar bertanya-tanya.
"Semoga nggak. Kalau dia nonton, bisa res--"
"Jadi gini kelakuan adik gue di belakang. Selagi gue sahabatan sama kakaknya, adik gue pepetin adiknya. Keterlaluan banget memang adik gue." Suara bariton datang menginterupsi.
Ataphy menghela napas. Sialan. Kakaknya, Sangkara Sastrorejo, mendengar obrolannya dengan sang adik. Kakaknya bersahabat baik dengan kakaknya Alias, Retro Aditama, bertemu melalui SMA Internasional yang sama.
"Nakal lo, ya, Atap. Genitin berondong." Sangkara pura-pura memasang wajah galak. Menatap adiknya dengan sok tegas sambil bersedekap di dada.
"Heh! Dia duluan yang sering godain gue. Buat apa gue genitin dia?" Ataphy membalas dengan sewot. Sadar akan ucapannya yang tiba-tiba, dia segera meralat, "Bukan, maksud gue, itu anak sering genit sama gue. Tapi gue nggak ladenin."
Sangkara memasang senyum penuh arti. "Gotcha! Ketahuan, deh."
"Apaan, sih!" Ataphy memelototi sang kakak. Namun, Sangkara tidak peduli dan masih cengengesan.
"Tapi gila juga si Atap. Waktu Alias umur enam tahun, dia udah enam belas tahun. Ih ... masa lo naksir bocah begitu? Dibilang kelainan lo," ledek Sangkara.
"Heh! Gue sama Alias baru dekat pas kita udah seumur sekarang, ya! Lagian nggak ada yang salah dengan itu. Umurnya Alias udah legal secara hukum tahu!" dengkus Ataphy.
"Berarti lo mau, dong, nikah sama dia soalnya udah legal secara hukum?" goda Sangkara.
"Nggak. Gila kali," elak Ataphy sambil melengos. Malas melihat wajah jahil sang kakak.
"Ya ... lagian Alias masih terbilang muda buat tante-tante kayak lo. Umurnya masih 24 tahun, lo udah 34. Janganlah. Kasihan dia nanti tekanan batin nikah sama lo," ledek Sangkara.
"Tekanan batin? Ada juga Saza tekanan batin nikah sama lo!" balas Ataphy masih sewot.
Sangkara tertawa geli. "Haha ... asli. Gue sampai mikir apa yang dilihat Alias sampai pengin nikah sama lo. Apa jangan-jangan lo pelet, ya? Di zaman modern gini, kan, pelet masih berlaku. Pergi ke dukun mana lo?"
Ataphy sudah cukup kesal melihat Alias asal menyatakan cinta secara langsung, sekarang kakaknya jahil banget. Dia memutar bola matanya, menahan napas untuk tidak mengoceh lagi.
"Kak, udah, sih. Iseng amat," sela Pilar.
Sangkara tertawa lagi. Lambat laun tawanya hilang berubah menjadi senyum. Kemudian, tangannya bergerak menyentuh kepala Ataphy untuk mengacak-acak rambut sang adik.
"If you like him, it's okay. Gue setuju, kok. Alias anak yang baik. Keluarganya juga baik-baik. Kalau nggak suka, kasih kepastian supaya dia nggak nunggu. Gitu aja pesan gue. I'll always support you, Phyphy," ucap Sangkara.
Ataphy memandangi kakaknya yang tersenyum. Dia memasang wajah cemberut dan kakaknya mencubit pipinya sebagai balasan. Mau tidak mau Ataphy berhenti cemberut dan mengangguk pelan.
Sebenarnya dia perlu meluruskan kepada Alias agar tidak merusak hubungan baik kakaknya dengan kakaknya Alias. Dia perlu bicara empat mata dengan Alias. Semoga saja Alias mau mengerti.
🎵🎵🎵
Setelah kehebohan yang dibuat Alias, tidak perlu waktu lama untuk diomeli oleh sang manager, Mbak Ayu, yang bertugas menjadi manager boyband Key Four sekaligus manager pribadi masing-masing personel. Mbak Ayu merangkap jabatan supaya lebih mudah mengontrol. Boro-boro mudah mengontrol, ternyata ada saja yang kelakuannya seperti Alias.
Jika Mbak Ayu pusing gara-gara deklarasi cinta terang-terangan yang diciptakan Alias, maka yang buat onar duduk tenang dan senyam-senyum membayangkan reaksi sang pujaan.
Sebenarnya sebagai personel boyband Key Four, boyband papan atas Indonesia, Alias perlu mengatur seluruh sikap dan tindakan. Namun, hari ini Alias sudah cukup bersikap sebagai 'si anak penurut'. Alias ingin melakukan yang perlu dilakukan guna merebut hati Ataphy. Dan Alias sudah memikirkan konsekuensinya, termasuk dimaki-maki pimpinan Agree Star Management--perusahaan yang menaungi boyband Key Four.
"Apa, sih, yang ada di pikiran kamu sampai bikin gempar begitu?" Mbak Ayu mengomel sesaat sudah duduk di dalam mobil.
"Mau nikah lah, Mbak," jawab Alias enteng.
"Astaga, Tuhaaaan!" Mbak Ayu usap-usap kening. Kepala mendadak pusing. Kelakuan Alias kadang-kadang suka di luar nalar. "Siapin diri kamu, deh. Mas Utomo pasti marah banget kamu seenaknya bikin kekacauan begitu."
"Selama bukan narkoba sama selingkuh, kan, nggak ada masalah, Mbak. Lagian wartawan senang." Lagi, Alias menjawab enteng setiap ucapan Mbak Ayu.
"Iya, mereka senang dapat berita paling hits. Itu udah jadi makanan sehari-hari mereka. Apalagi bisa bikin gosip yang menggemparkan se-Indonesia!"
"Tuh, saya udah kasih kemudahan buat mereka. Daripada bikin gosip yang nggak-nggak."
Mbak Ayu mengelus dada. Kepalanya tambah sakit. "Duh, Gustiiii. Sabar, sabar."
Alias menarik senyum melihat ke luar jendela. Gimana, ya, reaksi Ataphy setelah lihat dia bicara langsung ke semua penghuni bumi? Alias menopang dagu dengan satu tangannya.
"Kalau saya diterima sama Kak Ataphy, saya traktir makan steak impor, Mbak," kata Alias. Sedetik kemudian, dia meralat, "Nggak, deh. Saya beliin satu rumah mewah buat Mbak Ayu. Soalnya udah sabar menghadapi saya."
"Terserah kamu aja lah. Mbak lagi mikirin jawaban untuk belain kamu."
Alias terkekeh. Kalau boleh jujur, dia sudah mempersiapkan diri untuk hari ini mengaku pada dunia bahwa dia mencintai Ataphy. Dia memikirkan para penggemar. Tentu saja. Dia tahu para penggemar fanatik akan sedih dan kecewa, tapi menyembunyikan perasaan akan lebih menyiksa daripada jujur secara blak-blakan. Dia juga tahu konsekuensinya melakukan kegilaan ini. Dan yang terpenting, dia sudah membicarakan soal kejujuran ini kepada personel lain jadinya tidak membuat kaget tiba-tiba apalagi sampai kena omel perkara dia berulah.
"Kamu udah pikirin tindakan kamu bikin Ataphy dibenci para penggemar fanatik kamu nggak, sih?" tanya Ayu.
"Udah, Mbak. Kalau ada yang macam-macam sama Ataphy, saya nggak akan tinggal diam."
"Haduh, cinta suka nekat gini. Susah kalau bucin mendarah daging." Ayu cuma bisa menghela napas sambil berdoa dalam hati supaya besok pimpinan agensi tidak marah-marah.
Alias terkekeh. Kemudian, dia mengambil ponselnya untuk melihat notifikasi yang masuk. Tidak ada satu pun pesan dari Ataphy, semua hanya dari rekan-rekan sesama artis yang kebanyakan haus gosip. Dia pun memberanikan diri mengirim pesan pada Ataphy. Namun, tunggu. Alias menyipitkan matanya melihat foto profil Ataphy kosong.
"Mbak, punya nomornya Kak Ataphy, kan?"
"Punya. Kenapa?"
"Coba cek kontak WhatsAppnya. Ada foto profilnya nggak, Mbak?"
Ayu melakukan yang diminta Alias. Setelah melihat foto profil perempuan pujaan yang dicintai Alias, dia memberi tahu. "Ada. Lagi natap langit. Dari kemarin juga foto profilnya itu. Kenapa? Memang fotonya berubah?"
"Ih! Parah banget, Kak Ataphy!" Alias berdecak kesal. "Saya diblokir, Mbaaaak!"
Tidak ada yang bisa Ayu lakukan selain menertawakan Alias. Dan selanjutnya Alias ngedumel sepanjang jalan, merengek sama Ayu untuk meminta Ataphy membuka blokir. Tapi jangan sebut Ayu kalau dia menuruti Alias. Ayu mengabaikan meskipun Alias merengek sambil memohon seperti bocah kecil.
🎵🎵🎵
Studio lima Sona TV ramai memperbincangkan persoalan deklarasi cinta yang dilakukan Alias. Orang-orang semakin heboh soalnya hari ini boyband Key Four dan boyband Your Lover--boyband yang dipegang Ataphy sebagai manager--bertemu dalam program acara musik favorit di Sona TV. Sudah begitu pemilik Sona TV, Ares Aditama, merupakan omnya Alias. Semakin santer saja gosip mereka dipergunjingkan. Selain penasaran bagaimana respons Ares, mereka pengin tahu jawaban Ataphy.
"Muke gileeeee!" Suara Ramanda Salim, salah satu personel boyband Your Lover, menggelegar bagaikan petir siang bolong. "Mbak Atap! Mbak punya pendukung, nih. Buset ... ada dua ratus ribu orang dukung Mbak nikah sama Alias," bebernya saat melihat forum pendukung yang bersangkutan.
"Jalan pakai mata jangan lihatin hape mulu. Kesandung baru tahu rasa," sumpah Ataphy.
"Ya, elah ... kaki saya ada mata--eh, kampret, kampret!" Ramanda hampir saja jatuh tersungkur setelah tersandung karpet. Baru diomongin sudah kenyataan. Nyaris saja dia diketawai Ataphy.
"Mampus, kan," celetuk Hotelio Hartono, personel lainnya.
"Diem nggak lu, Hotel!" Ramanda memukul bisep Hotelio sampai laki-laki itu menggeleng dan melotot. "Mbak, serius, nih. Nggak bakal nikah sama Alias, kan? Kalau nikah sama Alias yang ada Mbak nggak bakal jadi manager kita lagi. Nanti kehilangan Mbak Atap. Sedih, ih!"
"Berle banget, nih, anak. Lo nggak mau lihat Mbak Atap bahagia?" celetuk Wiraz Junied, personel lainnya.
"Berle apaan?" sambung Bamantara Halim, personel lain.
"Berlebihan." Wiraz memberi tahu sambil nyengir. "Biasa lah bahasanya Ramanda disingkat-singkat."
"Mbak! Kok, diem aja? Jawab, Mbak. Saya todong terus, nih," cerocos Ramanda.
Ataphy sudah pusing memikirkan kata-kata untuk mengomeli Alias, sekarang dia mendengar Ramanda mengoceh tanpa henti merongrong jawaban. Dia mencoba sabar meski gatal ingin mengamuk. Untuk sekarang dia menahannya, karena banyak pasang mata memperhatikan, terlebih setelah tindakan Alias.
"Jangan sampai taring Mbak Atap muncul, deh, Manda. Diem sedikit kenapa," omel Hotelio.
"Tahu, nih. Lo udah sering lihat--"
"Alias!" Panggilan Ataphy berhasil menghentikan kalimat Wiraz yang belum selesai diucapkan. Hal itu pula berhasil mengejutkan personel Your Lover dan Key Four ketika berpapasan.
Alias membalas dengan senyum lebar dan kerlingan mata genit. "Hai, Calon Istri."
Tanpa permisi Ataphy menarik Alias menjauhi personel Key Four yang tengah siap-siap. Personel Your Lover tidak melarang Ataphy pergi kecuali Ramanda, yang terus berteriak-teriak seperti anak yang melihat ibunya pergi.
Ataphy mengabaikan semua pasang mata yang memperhatikan mereka. Dia menarik Alias sampai mereka berada di dalam pintu darurat. Ataphy menutup pintu rapat-rapat, tidak peduli kalau nanti tidak bisa dibuka. Yang terpenting bicara dulu dengan Alias. Dia memojokkan Alias di pojok supaya bisa dengan mudah mengomeli tanpa dilihat orang.
"Kamu ngapain, sih, kemarin seenaknya begitu? Mau bikin orang mati mendadak, ya?" omel Ataphy tanpa basa-basi.
"Saya cuma mau menyampaikan perasaan saya buat Kak Ataphy. Memangnya nggak boleh?" Alias menanggapi dengan santai.
"Nggak boleh!"
"Yang boleh apa, hm?"
"Nggak ada. Pokoknya aku nggak bakal kasih jawaban. Kita cuma sebatas--"
"Teman penghangat ranjang aja? Itu yang mau disampaikan?" sela Alias. Kali ini raut wajahnya berubah serius.
"Ini anak!" Ataphy celingak-celinguk memastikan tidak ada siapa-siapa di sana. Dia sampai harus melongok ke atas dan bawah tangga untuk benar-benar memastikan semua aman. "Jangan sebut itu. Lagian aku nggak pernah bilang begitu. Pokoknya aku nggak mau jawab. Titik."
Ataphy takut ada yang mendengar. Dinding, kan, punya telinga juga. Dia tidak mau ketahuan sudah sering melakukan hubungan intim dengan Alias. Entah sudah berapa kali, yang pasti mereka melakukan sejak dua tahun yang lalu. Kalau dibilang Ataphy gila, iya, sepertinya memang gila. Seenaknya bercinta dengan adik dari sahabat kakaknya.
"Tapi saya mau nikah sama Kak Ataphy. Nggak mau sama yang lain. Kalau Kak Ataphy nolak, saya nggak akan nikah juga." Alias menarik senyum.
"Mana bisa gitu. Udah, ah. Terserah kamu aja."
Ketika Ataphy hendak membuka pintu darurat untuk memastikan bisa dibuka atau tidak, tiba-tiba Alias memeluk dari belakang. Alias mengecup pundak Ataphy dengan lembut.
"Kak Ataphy cuma jadiin saya boneka untuk menghangatkan tempat tidur, ya? Atau, pelampiasan dari masa lalu yang nggak bisa dilupain makanya nggak mau kasih jawaban?" tebak Alias, sambil tangannya bergerak naik mendekati dada Ataphy.
Ataphy menahan tangan Alias. Dia tidak mau memberi jawaban. Sebelum Alias bertindak gila, dia memutuskan menarik daun pintu. Namun, lagi-lagi Alias menahannya dengan cara yang sama.
"Jawab. Saya pengin tahu," bisik Alias.
Ataphy melepas pelukan Alias dengan susah payah sampai akhirnya Alias melepas dengan sendirinya. Setelah itu, Ataphy berdiri berhadap-hadapan dengan Alias.
"Benar, ya, dua pertanyaan saya? Sebenarnya saya nggak masalah. Toh, saya akan terus berusaha sampai Kak Ataphy melihat saya sebagai laki-laki ideal yang Kak Ataphy inginkan. Dan kalau nanti...." Kata-kata Alias tertahan saat Ataphy membungkam dengan bibirnya.
Alias terpaksa menunda pembicaraan, memilih menanggapi ciuman yang dilancarkan Ataphy. Ketika Ataphy menyudahi ciuman dan menarik diri, Alias menarik Ataphy dengan melingkarkan tangan di pinggang ramping hingga berhasil memangkas jarak mereka. Alias balas mencium, kali ini lebih intens dari ciuman singkat yang diberikan Ataphy.
Ciuman intens itu berubah menjadi lebih liar dari seharusnya. Tangan-tangan nakal mulai bergerilya mencari bagian-bagian sensitif yang perlu digoda.
Dan begitulah awal mereka mulai menjelajahi dinding pintu darurat sebagai tumpuan bercinta singkat.
🎵🎵🎵
Jangan lupa vote dan komen kalian🤗🤗🤗❤
Follow IG: anothermissjo
Salam dari Ataphy🤗
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top