"Mereka sedang mengurusi kasus Zong," ujar Lady Belle memberitahu Kiana.
"Zong?" tanya Kiana. "Kalau kuboleh tahu, kasus apa itu?"
"Sebuah kapal yang tenggelam di laut sekitar Jamaika," terang Lady Belle.
"Tenggelam?" Kiana merasa miris. "Kasihan sekali."
Lady Belle mengangguk pelan. "Pamanku sedang mengurus kasus itu."
"Lord Mansfield? Kenapa dia yang mengurusnya?" tanya Kiana ingin tahu.
"Dia adalah Ketua Hakim Utama, dia yang akan mengambil hasil keputusan dari kasus tersebut," kata Lady Belle lagi.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan kapal itu?" tanya Kiana lagi.
Lady Belle kembali menghirup tehnya, tangannya sedikit gemetar. "Yang kudengar, kapal itu ditenggelamkan."
Kiana berhenti meneguk tehnya, menaruhnya kembali. "Apa?" tanyanya tak percaya.
"Ya," Lady Belle kembali bercerita. "Kapal itu sengaja ditenggelamkan."
"Kenapa?" tanya Kiana tak mengerti.
"Hal itu masih diselidiki," Lady Belle menurunkan teh dipangkuan tangannya. "Tapi kabar yang kudengar, kapal itu ditenggelamkan untuk mendapatkan uang jaminan dari sebuah perjanjian. Kurasa kapal itu diasuransikan."
"Asuransi?" tanya Kiana lagi.
"Ya, Asuransi kapal dalam perjalanan laut. Jadi apabila kapal rusak atau tenggelam, mereka akan mendapat uang jaminan dari asuransi tersebut. Dan mereka juga mengansuransikan isi dalam kapal." Lady Belle kembali bercerita, "Mereka mendapat uang jaminan dari kapal dan isinya." Suara Lady Belle terdengar tercekat, "Uang asuransi itu cukup besar. Aku mendengarnya waktu pamanku berbicara dengan seseorang ... banyak yang diangkut dalam kapal tersebut."
"Apa yang diangkut oleh kapal itu?" tanya Kiana lagi.
Lady Belle berusaha bicara tapi tenggorokannya terasa sakit. "Kapal itu adalah kapal khusus pengangkut budak." Dia kembali berbicara, "Aku mendengar bahwa penenggelaman kapal itu sudah diatur. A–aku ... aku mendengarnya dari seseorang." Belle mengingat kata-kata pria itu—pria yang bekerja lepas di bawah pamannya, "Setiap budak diasuransikan. Jadi mereka ... para budak-budak itu, mereka—" Lady Belle tidak sanggup meneruskannya.
"Jadi mereka dibunuh," Kiana membantunya.
Lady Belle mengangguk sangat pelan, dan tak menyukai kenyataan itu. Budak-budak itu sama sepertinya, mereka berasal dari negeri yang jauh, yang juga merupakan kampung halamannya—tempat kelahiran ibunya. Walau Lady Belle tak mengenal budak-budak tersebut, tapi dia tahu pasti bahwa dalam satu titik, mereka sama seperti dirinya dan sebaliknya. Lady Belle berusaha mengendalikan gemetar tubuh dan rasa takutnya. Dia juga merasakan suatu perasaan sedih, karena sangat menyadari bahwa budak-budak tersebut adalah kaumnya sendiri.
"Apa suamiku juga sedang mengurus masalah kasus ini?" tanya Kiana tiba-tiba yang ingin tahu apa yang sedang dilakukan suaminya.
Lady Belle mengangguk pelan. "Iya."
Kiana kembali menyeruput tehnya dalam diam.
Setelah Lady Dido Elizabeth Belle pamit pulang. Kiana kembali mendapat tamu lainnya. Viscount Torrington dan wanita itu datang menemuinya—wanita pemilik buku bersampul cokelat tersebut.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top