DSH Part 44
Siang itu Kiana berjalan menuju kamarnya untuk kembali mengobati kulit punggungnya, dia melihat Mr. Richard yang berjalan tegak—sangat lurus—sambil membawa sesuatu di tangannya. Beberapa selebaran—Kiana sering melihat selebaran tersebut di desanya. "Mr. Richard ...," panggilnya, serta menghampiri pria paruh baya yang kaku itu.
"Ya, My Lady. Ada yang bisa saya bantu?" Mr. Richard berhenti berjalan menunggunya.
"Apakah itu selebaran pelelangan budak?" tanyanya.
"Iya, My Lady."
"Boleh aku melihatnya?"
Mr. Richard memberikan salah–satu selebaran itu. Kiana melihatnya. Di atas selebaran itu tertulis jelas, 'UNTUK DIJUAL.' dengan huruf tebal yang besar, dan di bawahnya tertulis 'BUDAK'. Lalu Kiana membaca nama-nama budak tersebut dengan huruf yang lebih kecil; umur dan pekerjaan yang kira-kira akan cocok dengan mereka. Kelebihan budak itu juga dicantumkan, seperti; memiliki karakter yang baik, kuat, sehat serta keahlian-keahlian khusus mereka.
Di bawahnya tertulis, 'UNTUK DILEPAS, BUDAK PRIA DAN WANITA.' Kiana membaca budak pria yang akan dilepas, berasal dari Perkebunan Gandum Leech, dan budak wanita tersebut adalah milik Mrs. D. Smith. Keterangan budak-budak itu juga dicantumkan; nama, umur dan pekerjaan yang telah mereka lakukan.
Tanggal, tempat dan jam pelelangan itu juga dicantumkan.
Kiana membaca semakin ke bawah, di selebaran itu juga terdapat info lain, dijual beberapa barang seperti beras, pita, buku, jarum dan yang lain—tulisannya lebih kecil dibanding tulisan di atasnya.
"Apakah Lord Salisbury akan membeli budak?"
"Sepertinya, My Lady."
"Untuk apa?"
Mr. Richard merasa itu pertanyaan yang tak perlu dijawab, tapi karena yang bertanya adalah seorang Marchioness. "Tentu saja untuk bekerja."
"Kenapa harus mereka?"
Pertanyaan susulan yang benar-benar tak perlu dijawab, seandainya Marchioness adalah orang lain. "Bukankah sudah jelas, My Lady," jelasnya. "Karena mereka adalah budak."
Kiana terdiam. "Kapan Lord Salisbury akan mengikuti pelelangan tersebut?"
"Saya tidak tahu, My Lady. Pertama, His Lordship harus memilih salah satu selebaran ini terlebih dahulu." Mr. Richard memandang beberapa selebaran budak yang sedang dibaca Marchioness. "Bisa saya minta kembali, My Lady? Saya harus mengantarnya ke dalam ruang kerja Lord Salisbury."
Kiana memberikan kembali selebaran-selebaran tersebut. Mr. Richard tanpa membuang waktu langsung berjalan ke ruangan kerja Marquess of Salisbury.
Esoknya, Kiana melihat Mr. Richard yang meminta Bem menyiapkan kereta. Kiana menghentikan anak itu saat masuk kembali ke dalam rumah utama. "Lord Salisbury akan pergi, Bem?" tanyanya.
"Iya, My Lady."
"Ke mana?"
"Pelelangan Blucher."
"Pelelangan Blucher?" tanya Kiana.
"Iya, My Lady. His Lordship akan ke pelelangan Blucher untuk membeli budak."
"Apa kereta sudah siap, Bem?" tanya suara pria yang dalam di belakang mereka, suara Marquess of Salisbury—suara suaminya.
"Sudah, My Lord. Kereta sudah di depan rumah," jawab Bem.
"Kita segera berangkat," ajak pria itu.
"Baik, My Lord," angguk Bem.
Mereka berdua menuju ke kereta—diikuti Kiana. Marquess of Salisbury sudah duduk di dalam kereta dan Bem sudah naik ke atas kursi pengemudi. Sebelum kereta itu berangkat, Kiana tiba-tiba membuka kembali pintu kereta itu dan menyelinap masuk ke dalamnya. Kiana lalu duduk tegak berhadapan dengan suaminya. "Aku ikut," katanya. Marquess of Salisbury sedikit terkejut dengan kehadiran istrinya yang tiba-tiba di dalam sana.
Marquess of Salisbury menatap istrinya dan bertanya. "Kalau aku memintamu dengan hormat untuk turun dari sini, apakah kau akan turun dari kereta ini?"
Marchioness langsung memberikan jawabannya. "Tidak."
"Baiklah." Marquess of Salisbury tidak bertanya lagi.
Pintu kereta kembali terbuka, Bem memeriksa keadaan dan melihat Marchioness yang sudah duduk di sana. Dia merasakan sedikit guncangan saat berada di tempat kusir. "Tidak apa-apa, Bem. Aku ikut." Kiana tersenyum padanya, anak itu sangat menyukai senyum Marchioness, dan balik tersenyum.
"Baik, My Lady." Bem kembali menuju kursinya dan mulai menjalankan kereta.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top