DSH Part 16
Marquess of Salisbury terdiam mendengar pemikiran itu untuk pertama kalinya. "Apa yang bisa dilakukan seorang wanita selain menikah dan mengurus keluarganya?" tanyanya memastikan.
"Untuk saat ini, memang tidak banyak yang bisa kami lakukan. Tapi aku yakin, untuk waktu yang akan datang ... kami, para wanita akan sejajar dengan kaum kalian, My Lord," kata Kiana lagi penuh harap. "Kenapa Anda tak menikahinya?" tanya Kiana tiba-tiba tak habis pikir. "Kenapa Anda menikahiku?" serang Kiana. "Anda sudah menoda-" Kiana lalu menghentikan ucapannya.
"Aku, ti-" James berhenti, tidak jadi menampik tuduhan tersebut.
"Setelah melakukan hal-hal terlarang itu dengan Anda? Pria-pria itu akan menolaknya, My Lord," desis Kiana langsung, yang tahu dengan pasti, para pria ingin menikahi gadis yang masih suci. "Masa depan seperti apa yang akan terjadi padanya?"
Marquess of Salisbury menatap istrinya. "Lalu menurutmu ... masa depan seperti apa yang akan dilaluinya?"
"Menurutku ... Anda seharusnya menikahinya, My Lord."
"Aku tak tertarik pada pernikahan." Marquess of Salisbury kembali berkata, "Dan kau tahu dengan jelas kenapa aku menikahimu."
"Tapi dia-"
"Hanya ada dua kemungkinan, akan masa depan yang menanti para wanita yang dikatakan masyarakat tidak suci," potong James. "Menjadi seorang pelacur atau menjadi seorang wanita simpanan."
Marquess of Salisbury tak pernah memandang Lady Frances Finch seperti itu-gadis itu bukan pelacur maupun wanita simpanannya. Gadis itu lebih dari itu.
"Tidak! Masih ada masa depan untuknya. Semua orang selalu bisa memulai dari awal lagi. Siapa pun bisa memulainya lagi. Masih ada harapan untuknya."
"Harapan?"
"Ya!"
"Seperti katamu tadi ... para pria akan menolak menikahinya karena dia sudah tak polos lagi. Walau aku tahu, banyak pria yang tak akan menolak raganya sama sekali."
Kiana menyentuh bibirnya tak percaya. "Kenapa para pria seperti itu?" tanya Kiana tak mengerti.
"Karena seperti itulah para pria, istriku. Demi kehormatan ... mereka menolak apa yang menurut mereka tak pantas untuk mereka. Dan saat mereka dapat menyelinap pergi dari kehormatan tersebut diam-diam, mereka langsung melakukan hal-hal rendah lainnya asalkan tak ada yang mengetahuinya."
"Karena sebuah kehormatan?"
"Ya. Mereka akan menolak untuk menikah, karena mereka merasa, hal itu akan menurunkan harkat dan martabat mereka. Mereka akan mengatakan bahwa wanita yang tidak suci lagi adalah wanita yang sudah kotor," jelas Marquess of Salisbury.
"Itu terlalu-" Kiana tak dapat berkata-kata. "Karena itu Anda tidak menikahi Lady Frances Finch, My Lord? Karena kehormatan Anda?" tuduh Kiana.
Marquess of Salisbury terdiam sebentar mendengar keluhan tersebut. "Aku tak pernah mengatakan bahwa aku adalah pria yang terhormat, istriku."
"Lalu kenapa Anda tidak meni-"
"Aku sudah memperingatkannya bahwa aku tak akan menikahinya. Dan gadis itu tetap pada pendiriannya, dia tetap mendekatiku," jawab Marquess of Salisbury tenang. "Dan tak pernah sekalipun, aku memandangnya sebagai wanita yang kotor." Pria itu kembali melanjutkan. "Pria yang menolak menikah karena kondisi yang dialami sang wanita, bukanlah pria yang pantas mendampingi wanita tersebut."
Kiana terdiam mendengar penjelasan yang cukup panjang tersebut.
"Seorang pria yang menganggap wanita yang sudah ternoda adalah wanita kotor, bukanlah sikap seorang pria sejati," lanjut Marquess of Salisbury. "Tapi masalahnya, istriku ... hal tersebut terjadi, juga karena pengaruh masyarakat, yang memandang sebuah kebenaran dari sudut pandang mayoritas," kata pria itu yang terdengar tak setuju dengan pemikiran tersebut.
"Iya." Kiana mengakuinya.
"Dan sudah saatnya aku permisi. Aku tak bisa membiarkan seseorang menungguku terlalu lama. Selamat malam." James langsung beranjak dari sana menuju kamarnya. Tepat di depan pintu kamarnya, James berhenti, dan bertanya pada Kiana yang masih diam di tempatnya.
"Kenapa kau mengkhawatirkannya? Kau tidak kenal dia." James tak mengerti. "Dan dia adalah teman tidurku." memastikan pertanyaannya.
"Karena dia seorang wanita," jawab Kiana singkat.
Setelah itu, Kiana sempat melihat wanita itu dengan sengaja membuat pintu kamar Marquess of Salisbury tak tertutup rapat. Akhirnya Kiana tahu, maksud tujuan dari tindakan tersebut. Malam itu rintihan wanita itu terdengar sangat jelas hingga ke dalam ruang tidur Kiana. Wanita itu ingin Kiana mendengar rintihannya.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top