DSH Part 12

Hari hampir semakin gelap, Kiana duduk di ruang makan sambil menyantap makan malamnya yang dibawakan ke hadapannya satu per satu. Dia menatap bangku kosong di hadapannya. "Mr. Richard, ada di mana Lord Salisbury?" tanya Kiana kepada butler itu yang sedang menuangkan minum untuknya.

"His Lordship sedang ada urusan, My Lady," jawabnya itu dengan gaya khasnya yang super kaku-pria tua yang benar-benar kaku.

Kiana kembali menikmati makan malamnya, tapi ruangan luas itu terasa sangat kosong-sepi. Kiana menatap Richard dan Rhonda, serta pelayan lain yang ikut melayaninya. "Mr. Richard, Ms. Rhonda dan kalian semua, duduklah. Mari kita makan bersama."

Para pelayan itu terkejut dengan undangan nyonya mereka. Tak pernah sedikit pun mereka memikirkan akan mendapatkan undangan seperti itu-makan bersama dengan majikan mereka di meja yang sama. Para pelayan biasanya hanya makan di dapur dan asrama para pelayan. Mr. Richard langsung menolak sopan ajakan majikannya. "Terima kasih atas undangan yang Anda berikan kepada kami, My Lady. Tapi biarkan kami tetap di sini untuk melayani Anda." Kata-kata Mr. Richard terdengar kaku tapi tegas.

Kiana memerhatikan mereka yang masih berdiri, lalu menatap mejanya lagi, "Tidak apa. Duduklah. Makanlah bersamaku, dan bantu aku menghabiskan makanan ini."

"Anda tak perlu menghabiskannya, My Lady. Anda hanya perlu menikmatinya," kata butler tersebut sambil membungkuk hormat. "Undangan Anda merupakan suatu kehormatan besar, kami sangat berterima kasih untuk itu. Karena itu, biarkan kami tetap melaksanakan pekerjaan kami, agar kami bisa menjadi lebih baik." Mr. Richard kembali menjadi juru bicara pelayan lainnya.

Kiana sedikit kesal kemudian mencoba merajuk. "Tapi aku tak suka makan sendirian, aku tak terbiasa seperti ini."

"Anda tidak sendiri, My Lady. Kami ada di sini," jelas Mr. Richard lagi.

"Ayolah, Ma'am ...," Kiana menatap Rhonda, membujuknya. Rhonda pun sedikit iba dengan bujukan Kiana. Tapi dia tetap tidak bergerak, menatap punggung Mr. Richard Sang Butler, yang memiliki status pelayan yang lebih tinggi satu tingkat di atasnya.

Kiana menyadari tatapan Rhonda. Semua pelayan berada di bawah pengawasan Mr. Richard. "Aku tidak suka makan sendiri. Aku ingin makan bersama kalian ... dan kita bisa saling berbicara."

"Kita masih bisa saling berbicara, My Lady. Seperti yang telah saya katakan tadi, Anda tidak sendiri. Kami ada di sini," kata Mr. Richard yang memang sangat ketat dengan peraturan yang dibuatnya.

Kiana kesal, tapi tidak tahu harus berbuat seperti apalagi. "Tapi aku lebih suka kalian duduk bersamaku. Di sini." Kiana menunjuk meja tersebut dengan tangannya.

Mr. Richard menjawab lagi. "Benar-benar suatu kehormatan bagi kami, My Lady. Tapi sekali lagi, maafkan kami ... kami tidak bisa membiarkan diri kami yang rendah berada di sana."

"Ren-" Kiana tak pernah menganggap mereka semua lebih rendah darinya. Dia mendapat sebuah ide. "Baiklah. Kalau kalian tidak mau duduk dan makan bersamaku di ruangan ini. Aku yang akan makan bersama kalian di dapur ... aku baru menyentuh sup kentang ini satu kali. Aku tak akan menyentuhnya lagi walau aku sangat lapar." Kiana memberikan ancamannya kepada pria tua itu. "Aku akan memakannya bersama kalian di dapur. Aku akan makan di dapur."

Mr. Richard terkejut dengan ancaman majikan barunya. "Baiklah, My Lady ... kami akan duduk. Dan kami berharap, Anda bisa menikmati makan malam Anda." Mr. Richard memandang Rhonda dan palayan lainnya, matanya dengan tegas menyuruh mereka untuk duduk. Mereka pun menuruti perintahnya. Mereka semua akhirnya duduk dengan kaku tanpa bicara, lebih tepatnya tidak bergerak sama sekali, terutama Mr. Richard-dia duduk dengan elegan dan terlihat terhormat. Kiana kesal dengan suasana tersebut, mau tidak mau dia harus menyerah sekarang-setidaknya mereka sudah mulai duduk. Aku orang yang cukup sabar, katanya dalam hati.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top