III

Kuze masuk ke kamar Sakya, membawa segelas susu hangat ditangannya.
Dia memperhatikan Sakya yang nyaris jatuh dari tempat tidur.
Kuze melihat jam digital yang ada di atas nakas.
Sudah lewat jam dua dini hari, syukurlah besok masih libur.

"Sebaiknya kau bergeser atau kau akan jatuh ke bawah" kata Kuze tidak peduli Sakya masih mendengarnya atau tidak.   
"Minum susunya aku tidak mau kau sakit dan pekerjaan ku jadi menumpuk"

Kuze menyepak kaki Sakya yang terjulur di lantai.
"Cepat lah. Nanti susunya dingin dan kau makin menyusahkan"
Ketusnya.

Sakya berbalik, menggeliat membuka matanya. Sejenak dia terpaku seperti bingung atau masih berpikir ini mimpi. Diperhatikannya sekeliling, dilihatnya Kuze sekali lagi.
"Kuze?!" Paraunya dengan kening berkerut.

Kuze makin jengkel. Jadi pria ini lupa kenapa ada Kuze
"Kau mabuk. Aku membawamu pulang" umum Kuze tanpa diminta.
Sakya memperhatikan paha Kuze yang tidak tertutup kaos yang dia pakai.
"Kau muntah di bajuku. Sampai bajuku kering aku pinjam bajumu dulu." Terangnya datar.
"Minum susu ini agar kau lebih baik" kuze meyodorkan cangkir di depan wajah Sakya yang menerima tapi terlihat sedang berpikir keras dan sialnya pria ini tetap saja tampan.
"Habiskan" suruh Kuze yang langsung dipatuhi Sakya.

Sakya menyerahkan gelas yang kosong pada Kuze.
Melihat dirinya yang polos dan Kuze yang seperti ini.
"Apa yang kulakukan?" Bisiknya penuh kegerian.

Kuze merah padam.
"Tidak ada yang kau lakukan selain memuntahiku dan dirimu sendiri. Aku membuka bajumu dan kau membuka boxermu. Jadi jangan berpikir macam-macam" tegasnya.

Sakya mengangguk.
"Sebaiknya aku memakai sesuatu bukan" gumamnya menarik selimut menutupi bagian bawah tubuhnya yang sebisa mungkin tidak masuk dalam wilayah pandangan Kuze.
"Lakukan apa yang kau suka" jawab Kuze berbalik untuk meninggalkan Sakya yang sudah menurunkan kakinya, siap melangkah.

Kuze terdiam, apakah Sakya bisa berjalan. Bagaimana pun pria ini terlalu banyak minum tadi.
Dia berbalik perlahan memeriksa Sakya dan benar saja saat itu Sakya yang sudah memijakkan kakinya ke lantai kini terhuyung tapi masih bisa melangkah pelan dengan menyeret kakinya.

Kuze berpaling tapi sebelum benar-benar melakukannya Sakya tersandung kakinya sendiri. Kuze berlari menjatuhkan camgkirnya begitu saja saat berlari ke arah Sakya.
Kuze tahu dia tak sempat lagi menahan Sakya, jadi yang dia lajukan adalah mendorong Sakya ke belakang, supaya jatuh ke atas kasur.
Sakya yang kaget memeluk Kuze, membawanya serta jatuh ke kasur.

Kuze mendarat diatas dada Sakya. Napas mereka menderu karena tegang.
"Aku benar-benar mabuk" parau Sakya memejamkan mata.
Kuze menekan dada Sakya berniat untuk duduk.
"Syukurlah kau menyadarinya"jawabnya sinis.

Sakya tidak pelepas pelukannya di pinggang Kuze.
"Tetaplah bersamaku" katanya tiba-tiba.

Kuze mengankat bandannya.
"Apa yang kau.." apapun yang ingin Kuze katakan langsung terlupakan saat dia menyadari sesuatu.
"Bajingan kau" makinya mencoba melepaskan diri.

Sakya mengerang.
"Sudah lama sekali. Bertahun-tahun." Katanya menghela napas.
"Aku tak rela. Aku tak mau" geram Sakya.

Kuze meninju perut Sakya.
"Apa yang kau tak mau, apa yang kau tak Rela?" Pekiknya.

Sakya menunduk melihat Kuze.
"Kau sekarang sedang pedekate dengan Salman, orang bagian IT bukan?"

Kuze terdiam.
Darimana Sakya tahu.?
Kuze menekan pada Salman dan dirinya kalau ini takkan diketahui siapapun sampai dia siap.
Dia menjaga privasinya sebaik mungkin
"Darimana kau tahu?" Desisnya marah.

"Aku mengikutimu, setiap harinya. Aku mulai curiga saat melihat kalian bertemu dalam rapat. Tatapan Salman berbeda dan kau juga aneh" urainya.

"Suatu hari nanti, aku pasti membunuhmu" ancam Kuze.
"Hidupku adalah milikku. Bukan urusanmu dengan siapa aku bekencan"

Sakya menggeleng.
"Jadi jika kau milikku maka aku bisa melarangmu.?"

Kuze menghela napas.
"Percuma saja kita bicara. Otakmu itu sedang tidak bekerja. Kau tidak akan mengerti apa yang aku maksud. Senin, aku akan bicara tak peduli kau ingat atau tidak" geramnya bersiap berguling dari atas tubuh Sakya.

Sakya membiarkan Kuze berguling turun tapi kemudian dia ikut berguling menghimpit Kuze yang napasnya melesat karena terkejut
"Apa yang kau lakukan?" Desisnya dengan gigi terkatup.
"Lepaskan aku" tambahnya saat Sakya menahan lengan Kuze ke atas kepala.

Sakya menggeleng.
"Kau milikku, takkan kubiarkan siapapun merebutmu dariku.
Kau harus tetap di sisiku" seraknya.

Wajah Kuze langsung pucat pasi.
Dia lupa, sakya sedang mabuk.
Sakya takkan tahu apa yang dilakukannya ini salah.
Sakya takkan mungkin bisa mengerti.
Pria ini akan merusak semuanya.
Dan tentu saja Kuze lah yang salah dan bodoh.
Kenapa dia berduan dengan pria mabuk?
Kenapa dia sok peduli?
Seharusnya dia tinggalkan saja Dakya di pesta tadi.
Nanti pasti akan ada yang menemukannya.

Kuze gemetar.
"Sakya. Hentikan. Jika kau lakukan aku akan marah. Aku akan benar-benar pergi dari sisimu" bisik Kuze parau.

Sakya menggeleng, tangannya masuk ke balik baju Yang Kuze pakai, meremas dada Kuze.
"Kau milikku. Hanya aku yang boleh. Yang tidak boleh.
Kau yang bilang saat itu, apapun yang kulakukan padamu, kau akan tetap di sisiku.
Kau sudahberjanji saat Kana pergi. Kau tidak akan pernah meninggalkanku.
Aku tak masalah dengan Kana, tapi jika kau yang pergi aku tidak mau"

Kuze akan bicara tapi  saat itu Sakya mengoyak bajunya, mencabik-cabik hingga Kuze telanjang.
Kuze menendang dan mencoba mencakar mata Sakya.
Tapi semabuk apapun Pria itu, jelas Kuze bukan lawannya.
Dengan gampang Sakya menahan tangan Kuze, mengambil Kaos yang sudah koyak, dijadikan pengikat tangan Kuze ke kepala tempat tidur yang terbuat dari besi.

Dada Kuze sesak. Dia tahu, riwayatnya sudah tamat.
Percuma saja dia melawan karena sekarang dia sudah tak berdaya.
Sakya menyentuh, membelai dan mengecup setiap inci kulitnya membuat Kuze gemetar hebat.

Kuze memejamkan mata, membiarkan airmatanya keluar sederasnya.
Dia tak mau melihat wajah Sakya saat memperkosanya.
Dia tak mau mengingat kenangan ini.
Dia tak mau membenci dirinya sendiri yang bodoh dan rendah.

Kuze mengigit bibir nya hingga berdarah saat Sakya menembus miliknya membuat dirinya seakan terbelah.
Saat benih Sakya tumpah dalam dirinya, Kuze merasa terbakar luar dan dalam.
Tubuhnya melengkung, menyambut Sakya yang jatuh ke atasnya melenguh puas.

Kuze terisak, meraung dan menjerit. Mengeliat menjatuhkan Sakya dari atasnya.
Meronta dan menedang Sakya yang sudah tertidur pulas, mengabaikan rasa sakit di selangkangannya.
"Bajingan" isak Kuze.
"Beraninya kau memperkosaku. Akan kuhancurkan kau. Akun kubuat kau menyesali ini" makinya pada Sakya yang pasti tidak akan mendengarnya.

Kuze mencoba melepaskan ikatakan tangannya. Sakit dan seperti akan patah saja.
Terlalu kuat.
Dia lelah,terluka dan menderita lahir dan batin.

Dan dia bersunpah, akan membuat Sakya membayar semuanya.!

*****************************
(29032021) PYK.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top