I

"Sakya kau minum terlalu banyak" tegur Kuze ketika acara menyapa tamunya selesai dan dia kembali, berdiri di sebelah Sakya.

Sakya tersenyum, merangkul pinggang Kuze.
"Tugas sebagai tuan rumah sudah selesai."

Kuze mendorong dan menepisnya.
Walau bagaimanapun dekatnya mereka, dia tidak akan membiarkan Sakya memperlakukannya dengan tidak sopan.

Sakya terlihat kecewa, meneguk habis minuman nya.
Mengambilnya gelas baru lagi.
Kuze mencoba mencegah tapi Sakya langsung mengelak, berjalan menjauhinya.
Kuze mengejar hingga akhirnya mereka sampai ke bagian belakang aula.
"Ada apa Sakya.?" tanya Kuze lembut.
"Ini hari pernikahan Gray dan Akia, kau tidak boleh bersikap ceroboh seperti ini." tegurnya yang khawatir Sakya akan membuat kacau.

Sakya tersenyum.
"Aku tahu. Aku minum karena terlalu gembira akhirnya Gray bisa menikahi wanita yang dicintainya.
Sedang aku.. "

Kuze mengambil gelas yang sudah dikosongkan Sakya.
"Kelak dia pasti kembali padamu. Dia juga sangat mencintaimu" hiburnya agar Sakya tidak sedih lagi padahal hatinya sendiri luka dan berdarah.

Sakya tertawa penuh hinaan.
"Benarkah?" kekehnya.
"Dan tolong katakan padaku, sampai kapan aku harus menunggu.?
Bahkan tidak sekalipun sikapnya menunjukkan perasaannya padaku"

Kuze menelan gumpalan yang menyumbat tenggorokannya.
Apa Sakya rindu pada Kana ataukah baru-baru ini Sakya melihat foto-foto mantan istrinya yang menghiasi sampul majalah.
Hati Kuze sakit mengingat betapa cantiknya Kana yang memakai bikini di foto-foto tersebut.

Karena tak sanggup lagi menahan kegundahannya, Kuze berniat meninggalkan Sakya dan kembali ke aula di mana semua orang sedang gembira terutama si pengantin.
Tapi Sakya memeluk nya dari belakang, meletakan dagunya diatas bahu Kuze.

"Bisakah sedikit saja kau peduli padaku. Pada hatiku.?" serak Sakya berbisik.
"Jangan hanya menganggapku bosmu"

Kuze melepaskan diri, sedikit kasar sampai Sakya terhuyung mundur.
"Kau bukan hanya bosku. Kau temanku dan kau juga mantan adik iparku" katanya.
"Jadi tolong tahu batasanmu. Jangan samakan aku dengan perempuan lain yang dengan senang hati bisa kau dapat untuk naik ke atas ranjangmu"

Alis Sakya naik.
"Tidak ada artinya jika perempuan yang benar-benar kuingin ada di sana tak bisa kuajak" sinisnya tidak menganggap serius kata-kata Kuze barusan.

Kuze menghembuskan napas kuat.
"Bisa. Jika kau berusaha lebih keras lagi. Bisa jika kau tidak bersikap dingin dan membiarkannya pergi.
Aku tahu Kanna mencintaimu begitu besar" geramnya.
"Kau nya saja yang kurang ajar dan tidak setia"
Dan setelah bicara seperti itu dia berlalu meninggalkan Sakya yang terbahak tanpa henti.

Kuze kembali dalam keramain pesta, berbaur dengan semua tamu. Tertawa melihat tingkah Gray yang tertlalu protektif pada Akia dan bagaiamana papa Akia masih terlihat marah pada menantunya itu.
Bahkan sampai pesta usai tak sekalipun dia melihat Sakya.
Kakak Sakya yang juga papa Gray dan semua yang ada di sana mungkin berpikir Sakya yang tidak suka keramaian apalagi acara pernikahan sudah pulang lebih dulu.
Jadi begitu acara usai saat memasuki tengah malam dan semua orang sudah pergi, Kuze bergegas mencari Sakya.

Dia pergi ke bagian belakang aula, bernapas lega karena ternyata Sakya masih ada di sana.
Sakya melihat padanya dan mengedipkan mata.
"Aku menunggu tau kau pasti kembali. Kau terlalu berdedikasi hingga tak mungkin mengabaikan bos mu ini terus menerus"

Kuze mendekat, melihat botol kosong yang berserakan di sebelah Sakya.
"Kapan kau mendapatkan semua ini?" kesalnya.
"Sudah berapa banyak kau minum"

Sakya tertawa.
"Sangat banyak sampai untuk berdiripun aku tak sanggup. Tadi ada pelayan yang lewat. Aku memberinya uang dan dia dengan senang hati mengantarkan minuman yang menjadi temanku karena kau tak pernah mau berduan denganku."

Kuze berdecak.
"Ayo aku akan mengantarmu" katanya mengulurkan tangan untuk menarik Sakya berdiri.

Sakya segukan tertawa dan bukannya berdiri dia justru menarik Kuze jatuh ke atasnya.
Kuze mendorong Sakya yang tertawa keras tapi masih saja memeluk tidak mau melepasnya.

"Dasar pemabuk! " maki Kuze yang akhirnya bisa lepas setelah berjuang sekuat tenaga.

Sakya terus tertawa.
"Tapi aku tampan dan kaya raya"

Kuze mengangguk.
"Ya. Karena itulah kau selalu bersikap semaumu."

Sakya mengangguk
"Sayangnya apa yang benar-benar kuinginkan tak bisa kudapatkan"

"Kau sudah mendapatkannya tapi kau malah membuatnya lepas. Kalau kau begitu menderit, sudah kubilang berapa kali, kejar Kana minta maaflah padanya. Dan perbaiki sikapmu.!"
Hardik Kuze tak kuasa menahan tetes air matanya.

Sakya yang melihatnya langsung terdiam.
"Aku mau pulang" gumamnya mencoba berdiri.

Kuze menghapus airmatanya, diam mematung melihat Sakya yang jatuh terduduk setiap kali mau berdiri.

Sakya dibuat kaget ketika Kuze mendekat,membungkuk memeluk pinggangnya membantunya berdiri.
"Aku bisa sendiri" parau Sakya padahal dia memegang lengan Kuze kuat sekali.

"Aku akan mengantarmu pulang." kata Kuze dingin.

Sakya yang sudah berdiri dan bersandar sepenuhnya pada Kuze yang tingginya tak sampai seleher Sakya.
"Benar-benar sekretaris yang baik. Padahal ini sudah melewati jam kerjamu loh" ejek Sakya.
"Dan kau akan mengantarku pulang? " lamunnya tak percaya.
"Padahal seingatku kau tidak pernah mau ke sana semenjak rumah itu selesai dibangun."

Kuze diam saja tak pernah akan mau mengatakan alasannya tidak mau ke rumah yang Sakya bangun sebelum menikah dengan Kana, rumah yang dihuni oleh sepasang penganti baru yang saat itu tidak tahu kalau Kuze rasanya mau mati saja saat itu.
Apalagi Kana dengan terang-terangan bilang dia tak ingin Kuze datang ke rumahnya.

Meski Kepayahan akhirnya Kuze bisa juga sampai ke tempat parkir berdiri si sebelah mobil Sakya.
Beberapa orang sempat menawarkan bantuan membawa Sakya tapi Kuze tolak karena dia tidak mau ini jadi bahan gosip nantinya apalagi Sakya yang mereka kenal tenang dan dingin sedang meracau.
"Berikan kunci mobilmu padaku." desahnya memeluk Sakya yang bersandar ke mobil sambil meraba sakunya.

Sakya tertawa.
"Kau agresif juga ya" katanya menyentuh bokong Kuze yang dibalut Gaun pendek pas badan berwarna gold.

Kuze menemukan kunci mobil Sakya di saku jas bagian dalam.
Mendorong tangan Sakya yang membelai punggungnya.
"Aku akan melupakan ini. Kau mabuk dan aku mengerti situasimu." ketusnya membuka pintu mobil bagian belakang dan mendorong paksa Sakya masuk.
Sakya langsung tumbang ke samping.
Kuze menghembuskan napas keras saat menutup pintu mobil.

Dia mengemudi, sesekali melirik ke belakang melihat Sakya yang setengah tertidur mengingau dan meracau terus.
"Aku mencintaimu. Mengertilah" ulang Sakya berulang kali membuat luka baru dihati Kuze.
"Kenapa.. Kenapa tidak.. Kau.. Aku.. Aku salah.. Aku minta maaf.. Aku hanya mencintaimu"

Kuze menyeka airmatanya.
"Aku bukan Kana. Jadi tolong diamlah." hardiknya, benci setengah mati pada Sakya yang bodoh yang tak punya perasaan dan selalu saja egois.

"Kau.. Kau .. Selalu kau.. Hanya kau" racau Sakya terus dan terus hingga akhirnya mereka sampai ke rumah Sakya yang megah tapi terlihat begitu indah.

Rumah impian, yang Kuze rancang dengan senang hati atas permintaan Sakya.
dengan bodohnya Kuze menuangkan semua impiannya ke sana.
Rumah yang proses pembangunan dari awal sampai selesainya benar-benar Kuze perhatikam.
Rumah yang Kuze pikir akan menjadi rumahnya dan Sakya karena pria bajingan ini selalu bicara tentanga dimana mereka akan berdiri, masak, duduk di sore hari saat tua nanti.
Tapi ternyata rumah itu akhirnya ditempati oleh Sakya dan adik Kuze sendiri.
Orang yang Kuze pikir akan menjadi suaminya ternyata malah menjadi adik iparnya.

Kuze tertawa.
Kalau saja dia punya Basoka pasti sudah dia ledakan rumah ini.

Mengingat tenaga dan waktunya yang terbuang demi rumah itu membuat Kuze makin marah pada penghuninya yang tampan tapi bodoh.
Tapi dia sendiri juga bodoh.
Kenapa dia bisa berpikir dialah yang akan jadi nyonya rumah ini.?

Sejak awal dia dan Sakya hanya teman sedari kecil.
Mereka terlalu rapat dan saling mengerti tapi tidak sekalipun ada hubungan romantis diantara mereka berdua.
Sakya tidak pernah bilang cinta padanya.
Sakya tidak pernah menganggapnya seistimewa itu, dia saja yang kegeer dan yakin takkan ada yang bisa memisahkan kebersamaan mereka.
Lagipula jika dibandingkan Kana jelas Kuze akan kalah telak.

*******************************
(14032021) PYK.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top